, ,

Langkah Inovatif, UNPERBA Buka Program Studi di Lapas Purwokerto

oleh -50 Dilihat
UNPERBA

Universitas Perwira Purbalingga (UNPERBA) kembali menunjukkan komitmennya dalam memperluas akses pendidikan bagi seluruh lapisan masyarakat. Kali ini, UNPERBA menjalin kerja sama dengan Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas IIA Purwokerto untuk membuka kelas perkuliahan khusus bagi warga binaan. Inisiatif ini menjadi langkah berani dan inspiratif dalam membawa semangat pendidikan ke balik jeruji besi.

Program ini diresmikan pada Senin, 30 Juni 2025, dalam sebuah seremoni sederhana namun penuh makna yang digelar di aula Lapas Purwokerto. Hadir dalam acara tersebut Rektor UNPERBA Dr. H. Agus Prasetyo, Kalapas Wahyu Indarto, Kepala Divisi Pemasyarakatan Kemenkumham Jawa Tengah, perwakilan dinas pendidikan daerah, dan sejumlah dosen serta staf pengajar UNPERBA.

Membuka Akses dan Memberi Harapan

Rektor UNPERBA, Dr. Agus Prasetyo, dalam sambutannya menyampaikan bahwa pendidikan tidak boleh memandang status sosial, latar belakang, atau masa lalu seseorang. “Kami percaya bahwa pendidikan adalah hak dasar yang harus bisa diakses oleh siapa saja, termasuk mereka yang tengah menjalani masa pembinaan. Justru dari sinilah, pendidikan bisa menjadi titik balik dan jalan keluar dari masa lalu yang kelam,” ungkapnya.

Dr. Agus menambahkan bahwa program ini tidak hanya bertujuan memberikan gelar akademik, tetapi juga membangun karakter, memperluas wawasan, dan membangkitkan rasa percaya diri para warga binaan.

Program Studi Relevan dengan Dunia Kerja

Untuk tahap awal, UNPERBA membuka dua program studi: S1 Manajemen dan S1 Ilmu Komunikasi, yang dinilai memiliki relevansi tinggi dengan dunia kerja maupun peluang wirausaha. Materi ajar disesuaikan dengan kebutuhan pembelajaran di dalam lapas, namun tetap mengacu pada kurikulum nasional dan standar mutu akademik yang ditetapkan oleh Kementerian Pendidikan.

“Fokus kami adalah menyiapkan para peserta agar ketika mereka kembali ke masyarakat, mereka punya keterampilan dan pengetahuan yang cukup untuk hidup mandiri, produktif, dan tidak kembali ke jalur lama,” jelas Dekan Fakultas Ekonomi dan Sosial UNPERBA, Ratna Wulandari, M.M.

Sistem Belajar Adaptif di Dalam Lapas

Pembelajaran dilakukan dua kali seminggu secara tatap muka, dengan didampingi langsung oleh dosen UNPERBA yang datang ke lapas. Selain itu, tersedia materi berbasis digital dan modul cetak sebagai pendamping belajar mandiri. Warga binaan juga difasilitasi dengan ruang kelas khusus dan perlengkapan belajar oleh pihak lapas.

Kalapas Purwokerto, Wahyu Indarto, menyampaikan apresiasi setinggi-tingginya kepada UNPERBA atas kerja sama ini. “Program ini sangat berarti bagi warga binaan. Pendidikan adalah bentuk pembinaan yang paling mulia. Kami melihat antusiasme luar biasa dari mereka yang mendaftar. Bahkan banyak yang mengatakan ini adalah kesempatan yang tak pernah mereka bayangkan sebelumnya,” ujarnya.

Menurut Wahyu, dari sekitar 400 warga binaan di Lapas Purwokerto, setidaknya 60 orang menyatakan minat untuk mengikuti kuliah, meski untuk angkatan pertama hanya 25 orang yang diterima berdasarkan seleksi ketat yang mempertimbangkan kelakuan baik, kemampuan akademik dasar, dan motivasi pribadi.

Antusiasme dan Harapan dari Balik Jeruji

Salah satu peserta program, Andi (nama disamarkan), mengungkapkan rasa syukur atas kesempatan ini. “Saya dulu cuma lulusan SMA dan nggak pernah kebayang bisa kuliah, apalagi di dalam lapas. Ini kesempatan yang luar biasa buat saya belajar, memperbaiki diri, dan kelak kembali ke keluarga dengan sesuatu yang bisa saya banggakan,” ujarnya penuh haru.

Kelas pertama yang digelar pada pekan ini dihadiri lengkap oleh mahasiswa warga binaan yang mengenakan seragam biru muda. Meskipun berada di lingkungan tertutup, suasana belajar berjalan khidmat, serius, dan penuh semangat. Para dosen yang mengajar juga menyampaikan kesan positif mereka terhadap semangat belajar para peserta.

Baca Juga : Peluang Emas Terlewatkan? 10 Sekolah Kedinasan Kemenhub Sepi Peminat Meski Janjikan Kuliah Gratis & CPNS

Dukung Reintegrasi Sosial

Program pendidikan ini juga sejalan dengan misi Direktorat Jenderal Pemasyarakatan yang mendorong reintegrasi sosial narapidana. Dengan pendidikan tinggi, diharapkan warga binaan memiliki nilai lebih saat kembali ke masyarakat. Mereka tidak hanya mendapat bekal akademik, tetapi juga bekal mental untuk menjalani hidup baru.

Pihak UNPERBA juga menyatakan akan menjajaki kemungkinan kerja sama serupa dengan lapas lainnya di wilayah Jawa Tengah, bahkan mengembangkan program pembelajaran berbasis kejuruan dan sertifikasi profesi.

“Kami ingin jadi kampus yang tidak hanya mendidik mereka yang duduk di bangku kampus, tetapi juga mereka yang berada dalam ruang pembinaan. Karena sejatinya, pendidikan adalah alat perubahan sosial yang paling kuat,” tutup Rektor Dr. Agus.

Masa Depan yang Lebih Cerah

Langkah Universitas Perwira Purbalingga membuka kelas di Lapas Purwokerto menjadi bukti bahwa pendidikan bisa menembus batas mana pun — termasuk tembok penjara. Di balik jeruji, semangat untuk memperbaiki diri masih menyala, dan dengan hadirnya kesempatan seperti ini, masa depan yang lebih cerah menjadi sesuatu yang mungkin untuk diraih.

Dengan kerja sama lintas lembaga, kolaborasi ini diharapkan bisa menginspirasi kampus-kampus lain di Indonesia untuk melakukan hal serupa, agar lembaga pemasyarakatan benar-benar menjadi tempat pembinaan, bukan sekadar tempat penahanan.

No More Posts Available.

No more pages to load.