, ,

Wuling Air EV Setahun di Jalanan: Benarkah Sehemat dan Secanggih Klaimnya?

oleh -4 Dilihat
Wuling Air EV

Setahun setelah resmi meluncur dan menggemparkan pasar otomotif Indonesia dengan statusnya sebagai mobil listrik mungil yang terjangkau, Wuling Air EV kini telah menjadi bagian tak terpisahkan dari mobilitas harian ribuan penggunanya. Banyak dari mereka yang telah melewati masa kepemilikan satu tahun penuh kini dapat berbagi cerita tentang bagaimana kendaraan ini mengubah cara mereka bepergian, khususnya dalam hal penghematan biaya operasional yang signifikan dan fungsionalitas adaptifnya untuk kehidupan perkotaan yang dinamis.

Iritnya Biaya Operasional: Hemat Jutaan Rupiah dalam Setahun

Salah satu magnet utama Wuling Air EV adalah efisiensi energi yang ditawarkannya. Bapak Budi Santoso (45), seorang konsultan IT yang berdomisili di Tangerang Selatan, adalah contoh nyata penghematan yang dirasakan. “Dulu, untuk pulang-pergi kantor di Jakarta Pusat, saya bisa habiskan sekitar Rp 1,8 juta hingga Rp 2,5 juta per bulan untuk bensin, tergantung harga BBM dan macetnya jalan,” ungkap Budi sambil menunjukkan catatan pengeluarannya. “Sekarang, dengan Wuling Air EV, biaya listriknya paling hanya Rp 250 ribu sampai Rp 350 ribu sebulan. Itu pun sudah termasuk ngecas di rumah dengan tarif non-puncak PLN.”

Perhitungan Budi ini cukup valid. Dengan konsumsi daya sekitar 11 kWh/100 km (untuk varian Long Range) dan tarif listrik rumah tangga sekitar Rp 1.444,7/kWh (nonsubsidi), biaya per kilometer Air EV bisa mencapai hanya sekitar Rp 159. Bandingkan dengan mobil LCGC 1.2L yang menghabiskan sekitar Rp 800-Rp 1.000 per kilometer. Dalam setahun, Budi bisa menghemat belasan juta rupiah, sebuah angka yang tidak bisa dianggap remeh di tengah biaya hidup yang terus meningkat.

Baca Juga : Mobil Porsche Terbaru: Menakjubkan , Cari Tahu Spesifikasi Gahar dan Harganya yang Bikin Fantastis !

Senada dengan Budi, Ibu Dina Permata (32), seorang pengusaha UMKM di Bandung yang sering berpergian antar area untuk distribusi produknya, juga mengungkapkan kepuasannya. “Saya sering keliling kota, dan sering macet. Kalau pakai mobil bensin, dompet rasanya cepat menipis. Air EV ini seperti penyelamat. Jarang sekali saya perlu ngecas di luar, karena di rumah sudah cukup untuk aktivitas harian,” ujarnya, menekankan kemudahan pengisian daya di rumah.

Fungsionalitas Optimal untuk Mobilitas Perkotaan

Selain irit, Air EV juga memenangkan hati penggunanya berkat dimensinya yang kompak dan kemampuan manuvernya yang gesit. Dengan panjang hanya sekitar 2,9 meter, lebar 1,5 meter, dan tinggi 1,6 meter, mobil ini sangat ideal untuk menghadapi padatnya lalu lintas dan terbatasnya ruang parkir di kota-kota besar.

“Mencari parkir di pusat perbelanjaan atau area kantor itu kadang lebih sulit daripada ujian skripsi,” canda Budi. “Tapi dengan Wuling Air EV, saya sering dapat slot parkir yang ‘tidak terduga’, yang tidak muat untuk mobil biasa. Putar balik di jalan sempit juga bukan masalah. Ini sangat membantu saya menghemat waktu dan mengurangi stres di jalan.”

Kabin Air EV, meski terlihat mungil dari luar, mengejutkan banyak orang dengan ruangannya yang ternyata cukup mengakomodasi empat penumpang dewasa. “Awalnya saya kira bakal sempit banget, tapi untuk antar jemput anak-anak ke sekolah atau belanja bulanan, ini lebih dari cukup,” kata Dina. “Anak saya yang remaja pun (usia 15 tahun) masih bisa duduk nyaman di belakang untuk perjalanan singkat.”

Fitur-fitur modern seperti layar sentuh infotainment 10,25 inci (untuk varian Long Range), konektivitas smartphone, dan Voice Command Wuling Indonesia (WIND) juga menjadi nilai tambah yang meningkatkan kenyamanan berkendara. “Fitur WIND itu membantu banget kalau lagi nyetir, tidak perlu repot pencet-pencet tombol,” tambah Budi.

Tantangan dan Harapan ke Depan

Tentu, tidak ada gading yang tak retak. Jarak tempuh Wuling Air EV yang berkisar antara 200 km (Standard Range) hingga 300 km (Long Range) memang membatasi penggunaannya untuk perjalanan antar kota yang sangat jauh tanpa perencanaan pengisian daya yang matang. “Saya pakai Wuling Air EV ini murni untuk dalam kota. Kalau untuk mudik atau perjalanan luar kota, saya tetap pakai mobil bensin yang satunya,” jelas Budi, menunjukkan bahwa Wuling Air EV berperan sebagai kendaraan kedua yang sangat efisien.

Selain itu, edukasi publik mengenai infrastruktur pengisian daya dan pemahaman tentang karakteristik mobil listrik masih menjadi pekerjaan rumah. Namun, Wuling terus berupaya meningkatkan kepercayaan konsumen melalui perluasan jaringan dealer dan layanan purnajual. “Sejauh ini, servis rutin di bengkel resmi Wuling cukup responsif. Ketersediaan suku cadang juga tidak ada masalah,” tutup Dina.

Pengalaman setahun para pengguna Wuling Air EV ini menegaskan bahwa mobil listrik tidak lagi menjadi kemewahan, melainkan pilihan yang rasional dan cerdas untuk mobilitas perkotaan. Dengan kombinasi biaya operasional yang sangat rendah dan fungsionalitas yang prima, Air EV telah membuktikan diri sebagai pionir yang sukses dalam mengantarkan era elektrifikasi ke segmen pasar yang lebih luas di Indonesia. Ke depan, menarik untuk melihat inovasi dan pengembangan lebih lanjut dari Wuling dalam mendukung ekosistem kendaraan listrik di Tanah Air.

No More Posts Available.

No more pages to load.