Aksi Geng TKI di Jepang Bikin Resah Warga Sekitar, KBRI Angkat Bicara

oleh -11 Dilihat
Gerombolan Geng TKI di Jepang sedang berkumpul dan menganggu akses pejalan kaki di Osaka
Gerombolan Geng TKI di Jepang sedang berkumpul dan menganggu akses pejalan kaki di Osaka

Fenomena Geng TKI di Jepang tengah menjadi sorotan publik usai sejumlah aksi yang dilakukan kelompok ini viral di media sosial. Dalam beberapa video yang beredar, tampak sekelompok WNI berkumpul di jalanan umum, membawa atribut khusus geng, bahkan mengibarkan bendera sebagai simbol identitas kelompok mereka.

Aksi Geng TKI di Jepang Bikin Resah Warga Sekitar

Kejadian yang paling banyak menarik perhatian publik Jepang terjadi di salah satu jalan kawasan Tokyo. Dalam video yang viral di platform X (dulu Twitter), terlihat puluhan pemuda WNI berdiri di tengah jalan sambil membawa bendera dengan tulisan dan simbol khas. Beberapa dari mereka tampak mengenakan seragam bergaya militer atau atribut yang diseragamkan, menandakan adanya struktur organisasi internal.

Aksi tersebut sempat menutup akses jalan umum, mengganggu pejalan kaki dan lalu lintas setempat. Tidak hanya itu, terdengar sorakan keras dan yel-yel dalam Bahasa Indonesia yang tidak dimengerti oleh warga sekitar. Tindakan tersebut memunculkan keresahan dan kebingungan di kalangan masyarakat Jepang.

Di hari berbeda, kelompok ini juga diketahui berkumpul dalam jumlah besar di sebuah taman umum, menggelar acara seperti deklarasi kelompok yang kembali menampilkan bendera geng mereka. Meski belum diketahui maksud atau tujuan dari kegiatan tersebut, keberadaan kelompok besar yang terorganisir ini memicu kekhawatiran terkait potensi gangguan ketertiban umum.

Tanggapan KBRI Tokyo dan Kementerian Luar Negeri

Menanggapi viralnya aksi tersebut, KBRI Tokyo menyatakan bahwa pihaknya telah menerima laporan dan saat ini tengah berkoordinasi dengan otoritas lokal Jepang untuk menelusuri lebih lanjut aktivitas kelompok tersebut. Dalam pernyataan resminya, KBRI menegaskan bahwa setiap WNI di luar negeri wajib menjaga nama baik bangsa dan mematuhi hukum setempat.

“Kami mengimbau seluruh WNI di Jepang untuk tidak melakukan kegiatan yang berpotensi menimbulkan keresahan publik. Jangan membawa simbol-simbol atau kegiatan kelompok yang bisa disalahartikan oleh masyarakat lokal,” tulis perwakilan KBRI.

Sementara itu, Kementerian Luar Negeri RI (Kemlu) juga menyampaikan bahwa mereka sedang melakukan pemantauan terhadap perkembangan kasus ini. Kemlu mendukung langkah KBRI untuk bekerja sama dengan pihak keamanan Jepang guna memastikan tidak ada pelanggaran hukum oleh Geng TKI di Jepang.

Komentar Warga Jepang dan Netizen Lokal

Respons dari masyarakat Jepang pun beragam. Beberapa warga mengaku tak nyaman dengan keramaian dan simbol-simbol asing yang tidak mereka pahami.

“Awalnya saya kira itu demo atau semacamnya. Tapi ketika tahu itu geng dari luar negeri, saya jadi khawatir,” ujar seorang warga di Tokyo kepada media lokal.

Di media sosial, banyak netizen Jepang mempertanyakan motif di balik pengibaran bendera dan yel-yel yang terdengar provokatif. Ada juga yang mengaitkannya dengan potensi tindakan kriminal, meskipun hingga kini belum ada bukti kuat mengenai keterlibatan kelompok ini dalam aktivitas ilegal.

Namun sebagian lainnya menilai tindakan ini lebih ke arah ekspresi kebersamaan sesama pekerja migran, meski cara mereka dinilai tidak sesuai dengan budaya Jepang yang menjunjung keteraturan dan ketenangan publik.

Baca juga : Resmi, WNI Bebas Visa ke China: Cek Syarat dan Kota Tujuan

Budaya Geng dan Tantangan Integrasi Sosial di Jepang

Fenomena munculnya Geng TKI di Jepang juga memunculkan perbincangan soal integrasi sosial WNI di luar negeri, khususnya di negara dengan budaya disiplin tinggi seperti Jepang. Jepang dikenal memiliki standar ketertiban umum yang sangat ketat—keramaian, suara keras, atau atribut kelompok bisa dianggap mengganggu dan menimbulkan kecurigaan.

Sebagian pengamat menyebut bahwa fenomena ini bisa jadi cerminan dari rasa solidaritas yang kuat di antara para TKI, terutama yang tinggal di daerah urban padat dan bekerja di sektor informal. Sayangnya, ekspresi solidaritas tersebut tidak selalu cocok dengan norma sosial setempat.

Di sisi lain, ada tantangan nyata soal kurangnya pembinaan sosial atau edukasi budaya lokal bagi sebagian WNI yang baru tiba di Jepang. Tanpa pemahaman mendalam tentang batasan norma di tempat tinggal baru, aksi-aksi seperti pengibaran bendera geng atau konvoi jalanan bisa berdampak negatif, baik secara hukum maupun sosial.

Pemerintah Indonesia melalui KBRI Tokyo juga mengingatkan pentingnya menjaga sikap, etika, dan menghormati aturan yang berlaku di negara tempat bekerja atau tinggal. Tindakan satu kelompok bisa berdampak pada citra seluruh komunitas Indonesia di Jepang.

Indikasi Kriminal

Hingga saat ini, belum ada konfirmasi resmi dari pihak kepolisian Jepang mengenai adanya indikasi tindakan kriminal dari kelompok ini. Namun, tindakan mereka tetap dalam pengawasan karena dianggap berpotensi mengganggu keamanan dan kenyamanan umum.

Jika nantinya ditemukan unsur pelanggaran hukum, bukan tidak mungkin akan ada konsekuensi hukum bagi individu yang terlibat. KBRI Tokyo juga menyatakan siap memberikan bantuan hukum kepada WNI jika terbukti tidak bersalah, namun tetap akan bertindak tegas bila terbukti melanggar hukum Jepang.

Kesimpulan

Aksi Geng TKI di Jepang memang belum tentu mengandung unsur kriminal, namun telah menimbulkan kegelisahan di kalangan warga lokal dan membuka diskusi penting soal etika, tata krama, dan tanggung jawab WNI di luar negeri. Baik KBRI Tokyo maupun pemerintah Indonesia menegaskan bahwa nama baik negara harus dijaga di mana pun WNI berada.