Presiden Prabowo Subianto mencanangkan program digitalisasi pendidikan, dan program ini kini mulai menunjukkan geliat nyata di luar Pulau Jawa. Ratusan perangkat Smart Digital Screen atau layar pintar canggih kini tiba di Mataram, Nusa Tenggara Barat (), menandai dimulainya era baru pembelajaran interaktif di wilayah tersebut. Fasilitas ini bukan hanya sekadar televisi. Tetapi merupakan perangkat digital interaktif yang mengintegrasikan layar sentuh, kontrol suara, dan fitur konektivitas. Untuk mengubah suasana kelas menjadi lebih dinamis.
Langkah ini merupakan bagian dari target ambisius pemerintah untuk mendistribusikan 330.000 smart screen. Ke sekolah-sekolah di seluruh Indonesia hingga akhir tahun 2025. Dinas Pendidikan setempat menyambut kedatangan teknologi ini di Mataram dengan antusias.
Namun, pengiriman perangkat keras hanyalah langkah awal. Kunci keberhasilan program ini terletak pada kesiapan tenaga pengajar. Oleh karena itu, sejalan dengan distribusi smart screen. Guru-guru di Mataram akan segera menjalani pelatihan intensif untuk memastikan mereka mampu memanfaatkan fitur canggih tersebut secara maksimal dalam proses belajar mengajar.
Solusi Atasi Kesenjangan Pendidikan
Program Smart Digital Screen ini muncul sebagai strategi nasional pemerintah untuk meningkatkan kualitas pendidikan dan mengatasi kesenjangan guru di daerah terpencil. Teknologi ini memungkinkan 20 hingga 30 guru terbaik untuk setiap mata pelajaran mengajar langsung dari studio pusat dan menyebarkan materi tersebut secara nasional.
Presiden Prabowo Subianto menjelaskan bahwa secara teoretis, satu guru ahli dapat menjangkau setiap kelas di seluruh Indonesia berkat teknologi ini. Ini menjadi solusi krusial bagi daerah-daerah seperti NTB yang sering kali menghadapi keterbatasan jumlah dan pemerataan tenaga pengajar berkualitas.
Perangkat smart screen ini juga memiliki keunggulan lain:
- Materi Interaktif: Perangkat menampilkan pelajaran dalam bentuk konten terbaik, termasuk animasi, video, dan materi yang bisa ditandai atau dicoret langsung oleh pengajar, meningkatkan keterlibatan aktif siswa di ruang kelas.
- Pemantauan Real-Time: Layar pintar ini dilengkapi kamera yang memungkinkan pemantauan langsung dari pusat. Prabowo mengatakan, “Saya dari pusat, saya bisa melihat kelas yang tidak ada gurunya. Saya bisa melihat kelas yang mungkin gurunya kewalahan.” Fitur ini memastikan pengawasan kualitas pembelajaran berjalan efektif.
- Akses Jarak Jauh: Siswa dapat mengulangi pelajaran dan mengakses semua konten dari ponsel mereka setelah jam sekolah, mengubah cara mereka berinteraksi dengan materi.
Prioritas Pelatihan Guru di Mataram
Menurut data dari Pemerintah Kota Mataram, sekitar 179 Sekolah Dasar (SD) dan 51 Sekolah Menengah Pertama (SMP). Di kota tersebut akan menjadi sasaran distribusi. Setiap sekolah akan menerima minimal satu unit smart digital screen. Pemerintah menargetkan mereka akan terus meningkatkan jumlah ini hingga idealnya menjadi satu layar per kelas.
Lalu, salah seorang pejabat Komisi X DPR RI, mengingatkan pentingnya pelatihan guru seiring dengan pendistribusian perangkat keras. Ia meminta agar guru-guru menjalani pelatihan yang komprehensif untuk menggunakan smart TV.
Pelatihan yang akan dinas pendidikan laksanakan di Mataram akan berfokus pada aspek teknis pengoperasian perangkat canggih ini. Serta transformasi metode mengajar. Guru-guru tidak hanya harus bisa menyalakan perangkat tetapi juga harus mampu mengintegrasikan konten digital, menjalankan aplikasi edukasi, dan memanfaatkan fitur interaktif untuk menciptakan pengalaman belajar yang modern dan efektif.
Dana Besar dan Tantangan Distribusi
Untuk merealisasikan target 330.000 sekolah, Badan Pengadaan Barang dan Jasa Publik (BAPP) melaporkan bahwa pemerintah akan menganggarkan sekitar Rp 7,9 triliun untuk pembelian smart screen. Angka yang fantastis ini menunjukkan komitmen serius pemerintah dalam digitalisasi pendidikan.
Meskipun Mataram telah mulai menerima pengiriman, tantangan distribusi masih membayangi daerah terpencil lainnya, terutama terkait infrastruktur listrik dan internet. Kepala Staf Kepresidenan, Muhammad Qodari, mengungkapkan bahwa pemerintah sedang mempertimbangkan solusi energi surya sebagai alternatif untuk mengatasi kendala listrik di wilayah-wilayah yang sulit mereka jangkau.
Baca Juga : Mao Zedong: Kisah Aneh Konterversi Jarang Gosok Gigi
Dengan tiba dan terdistribusinya smart screen di Mataram, harapan besar muncul agar program ini segera menciptakan lompatan digitalisasi yang nyata di NTB. Kunci penentu adalah sinergi antara teknologi yang pemerintah berikan dan kesiapan guru yang mampu memanfaatkannya. Ini bukan sekadar inovasi, melainkan strategi nasional untuk menyiapkan siswa Indonesia agar kompetitif di kancah global.







