Ammar Zoni kembali menjadi sorotan publik setelah muncul dugaan kuat bahwa ia terlibat dalam kasus peredaran narkoba di dalam Rutan Salemba. Kasus ini memperpanjang daftar masalah hukum yang pernah menjerat aktor terkenal dari sinetron populer itu. Publik terkejut karena kasus ini terjadi ketika Ammar masih menjalani masa tahanan atas kasus serupa sebelumnya.
Kasus Baru Ammar Zoni yang Mengejutkan Publik
Kabar keterlibatan Ammar Zoni dalam kasus narkoba di Rutan Salemba pertama kali terungkap pada awal Oktober 2025. Kejaksaan Negeri Jakarta Pusat mengonfirmasi bahwa mereka telah menerima pelimpahan berkas perkara dari pihak kepolisian. Dalam berkas itu, penyidik menyebut Ammar sebagai salah satu dari enam tersangka yang diduga mengedarkan narkoba di dalam rutan.
Menurut informasi resmi, penyidik menemukan percakapan digital dan menyita barang haram dari beberapa napi di dalam penjara. Barang bukti tersebut berupa sabu dan tembakau sintetis. Penyelidikan menunjukkan bahwa para napi mengedarkan narkoba secara terorganisir dan berkomunikasi satu sama lain.
Modus Peredaran di Dalam Penjara
Pihak kepolisian mengungkapkan bahwa Ammar Zoni diduga mengumpulkan barang sebelum menyerahkannya kepada rekan-rekannya di dalam rutan. Para napi menjalankan transaksi menggunakan aplikasi pesan terenkripsi bernama Zangi. Melalui aplikasi itu, para pelaku mengatur pengiriman dan membagi barang ke sejumlah napi lain.
Modus ini terbilang canggih karena memanfaatkan celah komunikasi di dalam rutan. Aparat menemukan beberapa ponsel yang para napi gunakan untuk menjalankan transaksi. Para napi mengirim setiap pesan dengan kode agar aparat sulit melacak. Namun, tim siber kepolisian berhasil menembus pola komunikasi tersebut dan menemukan hubungan langsung antara Ammar dan pelaku lain di luar rutan.
Kepolisian menegaskan bahwa mereka kini memperketat sistem pengawasan di Rutan Salemba. Mereka juga bekerja sama dengan Kementerian Hukum dan HAM untuk menelusuri kemungkinan keterlibatan petugas rutan dalam jaringan ini. Tujuannya adalah memastikan tidak ada celah bagi peredaran narkoba di dalam lembaga pemasyarakatan.
Perjalanan Kasus Narkoba Ammar Zoni Sebelumnya
Ini bukan pertama kalinya Ammar Zoni tersangkut kasus narkoba. Pada tahun 2017, polisi menangkapnya karena kepemilikan ganja. Setelah itu, pada Maret 2023, polisi kembali mengamankannya beserta barang bukti sabu. Saat itu, Ammar mengaku menggunakan narkoba karena tekanan hidup dan masalah pribadi.
Setelah menjalani proses hukum, Ammar sempat bebas dan berjanji akan berubah. Ia juga sempat mengisi beberapa acara televisi dan berbicara tentang pentingnya menjauhi narkoba. Namun, harapan publik pupus ketika kasus terbaru ini terungkap. Banyak penggemar merasa kecewa karena Ammar kembali terjebak dalam lingkaran yang sama.
Beberapa pengamat hukum menilai bahwa kasus ini bisa memperberat hukuman Ammar. Jika terbukti, jaksa bisa menjeratnya dengan pasal berlapis karena ia melakukan tindak pidana saat masih menjalani masa hukuman. Hukuman tambahan bisa berupa perpanjangan masa penahanan dan denda besar sesuai Undang-Undang Narkotika.
Reaksi Publik Terhadap Ammar Zoni
Kabar tentang Ammar Zoni segera viral di media sosial. Banyak warganet mengekspresikan kekecewaan dan keprihatinan terhadap kondisi sang aktor. Sejumlah artis yang pernah bekerja dengannya juga memberikan komentar. Mereka menilai Ammar sebenarnya memiliki potensi besar di dunia hiburan, namun kariernya hancur karena masalah pribadi dan ketergantungan narkoba.
Beberapa pihak menilai bahwa kasus ini seharusnya menjadi refleksi bagi industri hiburan. Tekanan kerja, gaya hidup, dan eksposur media sering membuat artis rentan terhadap penyalahgunaan zat terlarang. Oleh karena itu, pihak terkait perlu membangun sistem dukungan psikologis yang lebih baik agar kasus serupa tidak terus berulang.
Sementara itu, pihak keluarga Ammar belum memberikan pernyataan resmi. Namun, beberapa sumber menyebutkan bahwa keluarga merasa terpukul dengan kabar ini. Mereka berharap Ammar bisa menjalani proses hukum dengan baik dan mendapatkan rehabilitasi yang semestinya.
Langkah Penegak Hukum dan Proses Lanjutannya
Jaksa Penuntut Umum kini sedang menyiapkan surat dakwaan terhadap Ammar Zoni dan lima tersangka lain. Proses sidang dijadwalkan berlangsung dalam waktu dekat. Polisi menyebut bahwa bukti digital dan kesaksian sejumlah napi menjadi kunci utama dalam membongkar jaringan ini.
Selain itu, aparat juga menelusuri asal narkoba yang beredar di dalam rutan. Polisi menduga pihak luar secara rutin mengirim barang haram melalui jalur pengiriman makanan dan barang titipan. Petugas terus memeriksa jalur tersebut untuk menutupnya sepenuhnya.
Kementerian Hukum dan HAM menegaskan komitmennya untuk memperbaiki sistem pengawasan rutan. Mereka akan menerapkan pemeriksaan berlapis pada setiap barang yang masuk dan memperketat aturan penggunaan komunikasi di dalam penjara. Langkah ini diharapkan bisa mencegah kejadian serupa terulang.
Baca juga : AS Serang Kapal Venezuela: Eskalasi Militer di Tengah Perang Narkoba
Peluang Rehabilitasi dan Harapan ke Depan
Meski menghadapi ancaman hukuman berat, beberapa pengamat sosial berharap Ammar Zoni masih memiliki kesempatan untuk berubah. Mereka menilai bahwa pihak terkait harus menyediakan rehabilitasi dan pendekatan psikologis agar pelaku tidak terus mengulangi kesalahan yang sama. Proses hukum memang harus berjalan, tetapi rehabilitasi bisa membantu pemulihan mental dan perilaku.
Jika Ammar benar-benar ingin memperbaiki diri, ia bisa menjadi contoh bagi banyak mantan narapidana lain. Transformasi positif dari figur publik bisa memberi dampak besar terhadap kesadaran masyarakat tentang bahaya narkoba. Namun, semua itu hanya mungkin terjadi jika ada niat kuat dari dirinya sendiri untuk berubah.
Kesimpulan
Kasus terbaru Ammar Zoni di Rutan Salemba menunjukkan bahwa peredaran narkoba di dalam lembaga pemasyarakatan masih menjadi masalah serius. Penegak hukum harus memperketat pengawasan dan memutus jaringan dari dalam maupun luar penjara. Di sisi lain, masyarakat berharap agar Ammar benar-benar belajar dari kesalahannya dan berhenti terjebak dalam lingkaran narkoba.
Kasus ini juga menjadi pengingat penting bagi dunia hiburan bahwa ketenaran tidak menjamin ketenangan hidup. Tekanan, stres, dan lingkungan bisa memicu seseorang mencari pelarian yang salah. Oleh karena itu, dukungan moral dan edukasi tentang bahaya narkoba harus terus digencarkan agar tragedi seperti ini tidak terus berulang.







