,

Bahaya Sound Horeg Untuk Pendengaran: Merusak Telinga!

oleh -390 Dilihat
Bahaya Sound Horeg ini mengangu maupun merusak pendengaran orang, pelajari dan pahami informasi yang kami berikan agar tidak merugikan masyarakat!

Jakarta – Di tengah kemeriahan karnaval dan perayaan di berbagai daerah, Terdapat bahaya Sound Horeg telah menjadi daya tarik tersendiri. Iring-iringan kendaraan raksasa yang memanggul speaker berukuran masif memuntahkan dentuman suara dahsyat, menggetarkan jalanan, rumah, bahkan hingga rongga dada.

Namun, di balik gegap gempita yang memukau, tersimpan potensi bahaya sound horeg serius yang mengintai pendengaran kita.

Sound horeg bukanlah sistem audio biasa. Ia dirancang khusus untuk menghasilkan suara dengan intensitas ekstrem, seringkali melampaui 135 desibel (dB). Sebagai gambaran, suara konser musik live umumnya berkisar 110-120 dB, sementara deru mesin jet dari jarak dekat dapat mencapai 140 dB.

“Dengan kekuatan sedahsyat itu, tak mengherankan jika suara sound horeg mampu menggetarkan kaca jendela dan memicu detak jantung berdebar kencang”. Pertanyaannya, seberapa amankah intensitas suara semacam itu bagi tubuh manusia?

Batas Aman Pendengaran Manusia: Sebuah Peringatan Keras

Telinga manusia memiliki rentang pendengaran antara 20 Hz hingga 20.000 Hz. Di luar batas ini, suara tidak lagi terdengar, meskipun dapat dirasakan sebagai getaran oleh hewan atau bahkan tubuh manusia.

Hana Arisesa, Ketua Kelompok Riset Radio Frekuensi, Microwave, Akustik, dan Photonic dari BRIN, menjelaskan bahwa yang lebih krusial dari frekuensi adalah kekuatan suara yang diukur dalam desibel. Di sinilah pintu bahaya Sound horeg mulai terbuka lebar.

Secara umum, telinga manusia mampu mentoleransi suara hingga 80 dB. Namun, paparan berkepanjangan di atas ambang ini dapat memicu gangguan pendengaran kronis. Suara sekitar 90-100 dB, seperti hiruk pikuk lalu lintas padat atau deru gergaji mesin, jika didengar terus-menerus tanpa pelindung, perlahan-lahan dapat merusak pendengaran.

Baca Juga : Efek Mematikan Sound Horeg: MUI Siapkan Fatwa Haram, Dokter THT Beri Kesaksian

Ancaman “Trauma Akustik” dan Kerusakan Permanen

Ketika intensitas suara mencapai lebih dari 120 dB, rasa sakit mulai terasa di telinga. Lebih mengerikan lagi, kebisingan yang melampaui 140 dB—setara dengan suara ledakan—berpotensi merusak gendang telinga secara langsung, sebuah kondisi yang dikenal sebagai trauma akustik.

Trauma akustik adalah cedera berkelanjutan pada gendang telinga akibat paparan suara yang sangat keras. Kerusakan ini dapat bersifat sementara, namun jika struktur telinga bagian dalam terganggu, dapat berujung pada kerusakan permanen.

“Yang menentukan suara itu nyaman atau tidak nyaman, bahaya sound horeg atau tidak bahaya adalah kekuatannya atau desibelnya,” tegas Hana.

Zona Merah: Hasil Penelitian Menguatkan Bahaya Sound Horeg

Sebuah studi yang dilakukan oleh Universitas Sam Ratulangi Manado menyoroti ancaman nyata dari fenomena sound horeg. Penelitian tersebut menemukan bahwa paparan suara seperti pada sound horeg, yang diklaim dapat melampaui 135 dB, menempatkan pendengaran dalam “zona merah”.

Intensitas suara sekeras ini dapat menyebabkan kerusakan akut, mulai dari tinnitus (dengung berkepanjangan), penurunan sensitivitas pendengaran, hingga yang paling parah, kehilangan pendengaran permanen.

Meskipun sound horeg menawarkan sensasi dan euforia yang memukau, risiko kerusakan pendengaran yang mengintai tidak bisa dianggap remeh. Penting bagi kita untuk lebih waspada dan bijak dalam menikmati hiburan dengan intensitas suara ekstrem demi menjaga kesehatan indra pendengaran yang tak ternilai.

Apakah Anda sudah melindungi pendengaran Anda dari potensi bahaya Sound Horeg ini?

No More Posts Available.

No more pages to load.