Jakarta — Kepala Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK), Ivan Yustiavandana, mengklaim bahwa langkah blokir rekening dormant (tidak aktif) telah berhasil menekan transaksi judi online (judol) secara drastis. Ia juga menegaskan bahwa Presiden Prabowo Subianto memberikan dukungan penuh terhadap kebijakan ini.
Menurut Ivan, Presiden Prabowo menyambut baik inisiatif PPATK sebagai upaya untuk melindungi hak dan kepentingan publik dari penyalahgunaan oleh pihak tak bertanggung jawab. “Presiden kemarin memanggil (ke Istana) untuk hal lain. Beliau mendukung, karena ini untuk memproteksi hak dan kepentingan publik,” ungkap Ivan.
Bantahan Keras: Blokir Rekening Dijamin Aman dan Tidak Dirampas Negara
Ivan dengan tegas membantah isu perampasan saldo rekening oleh negara, menanggapi kekhawatiran masyarakat. Ia menekankan bahwa tujuan utama pemblokiran adalah untuk mencegah kejahatan, termasuk judol dan tindak pidana pencucian uang (TPPU), bukan untuk merugikan pemilik rekening.
“Siapa yang bilang rekening dirampas negara segala? Ada-ada aja,” ujarnya. “Apakah tega membiarkan dampak sosial dari judol ini terjadi, bunuh diri, jual diri, jual anak, bercerai, usaha hancur, bangkrut, dan lain-lain? Negara harus hadir,” tegas Ivan.
Ia menambahkan, blokir rekeningini justru merupakan bentuk perlindungan. Pemilik rekening yang ingin mengaktifkan kembali dananya cukup menghubungi pihak bank atau PPATK. “Rekening dan uang 100% aman dan tidak berkurang,” jaminnya.
Baca juga : PPATK Buka Lagi 28 Juta Rekening yang Diblokir Usai Dikritik
Transaksi Judol Terjun Bebas Hingga Rp 1 Triliun
PPATK melaporkan bahwa efek dari blokir rekening dormant ini sudah terlihat nyata. Ivan Yustiavandana mengklaim terjadi penurunan transaksi deposit judol yang sangat signifikan. Deposit yang sebelumnya mencapai lebih dari Rp 5 triliun, kini anjlok hingga hanya menyentuh angka Rp 1 triliun lebih.
“Ketika dormant kita bekukan, deposit judol langsung nyungsep sampai minus 70%,” ungkapnya pada Kamis (31/7).
Penurunan drastis ini, menurut Ivan, merupakan bukti keberhasilan kebijakan PPATK. “Ini kan semua hasil positif. Sesuai Asta Cita dan Indonesia Emas beneran,” tutupnya.







