Dolar AS Terjun Bebas ke Titik Terendah Sejak 1973, Apa Pemicunya?

oleh
Dolar AS

Dolar AS, mata uang cadangan dunia yang selama puluhan tahun menjadi simbol stabilitas ekonomi global, baru-baru ini mencatatkan kinerja terburuk sejak krisis minyak 1973. Penurunan signifikan ini memicu kekhawatiran global dan membuat ekonom, investor, serta pembuat kebijakan bertanya-tanya: apa penyebab kemerosotan dolar yang dramatis ini?

Menganalisis Kedalaman Penurunan

Pada kuartal terakhir, Dolar AS melemah tajam terhadap sekeranjang mata uang utama, termasuk Euro, Poundsterling Inggris, Yen Jepang, dan Dolar Australia. Penurunan ini bukan sekadar fluktuasi harian; pasar menilai tren ini sebagai perubahan fundamental persepsi terhadap ekonomi AS dan kebijakan moneternya. Untuk menemukan preseden sebanding, kita harus kembali ke 1973, saat embargo minyak Arab mengguncang ekonomi global dan memaksa AS melepaskan standar emas.

Faktor-faktor Pendorong Pelemahan Dolar

Beberapa faktor utama mendorong pelemahan Dolar AS:

  • Kebijakan Moneter Federal Reserve

Pasar memperkirakan The Fed mendekati akhir siklus kenaikan suku bunga setelah periode pengetatan agresif untuk menekan inflasi. Sementara itu, bank sentral lain, seperti ECB dan BoE, masih memiliki ruang menaikkan suku bunga. Perbedaan ini membuat aset berbasis dolar kurang menarik dibanding aset dengan imbal hasil lebih tinggi. Investor cenderung mengalihkan dana ke pasar yang menawarkan keuntungan lebih besar

  • Kekhawatiran Inflasi dan Utang Publik AS

Meskipun The Fed menahan inflasi, pasar masih khawatir dengan tingkat inflasi persisten dan utang publik yang membengkak. Defisit anggaran dan proyeksi kenaikan utang dapat mengurangi kepercayaan investor terhadap stabilitas fiskal, menekan nilai dolar.

  • Pemulihan Ekonomi Global yang Lebih Merata

Ekonomi global mulai pulih di luar AS. Data ekonomi yang kuat dari Eropa dan Asia menarik perhatian investor untuk mencari peluang di pasar berkembang, sehingga permintaan terhadap dolar sebagai safe-haven berkurang.

  • Geopolitik dan Perdagangan Internasional

Ketegangan geopolitik dan dinamika perdagangan internasional memengaruhi posisi dolar. Beberapa negara berupaya mengurangi ketergantungan pada Dolar AS, mendorong diversifikasi mata uang cadangan dan menantang dominasi dolar dalam jangka panjang.

Baca Juga: Penggunaan Merek Dagang: Bebas atau Terbatas?

Dampak dan Prospek ke Depan

Pelemahan Dolar AS membawa dampak luas. Eksportir AS mendapat keuntungan karena produk mereka lebih kompetitif di pasar internasional, sedangkan importir menghadapi biaya lebih tinggi, yang dapat memicu inflasi tambahan. Investor dengan aset non-dolar mungkin melihat portofolio mereka meningkat dalam denominasi dolar, sementara pemegang aset dolar merasakan sebaliknya.

Prospek dolar bergantung pada respons The Fed terhadap data ekonomi, terutama inflasi, serta kebijakan bank sentral global lain. Jika The Fed mempertahankan suku bunga tinggi atau menaikkannya lagi, dolar bisa menguat. Namun, perlambatan ekonomi AS atau kekhawatiran fiskal yang meningkat dapat memperpanjang tekanan terhadap dolar.

Pelemahan dolar ke level terendah beberapa dekade mencerminkan perubahan cepat lanskap ekonomi global. Peran dominan AS kini diuji oleh kekuatan makroekonomi dan geopolitik, sehingga pengawasan ketat dari semua pihak menjadi sangat penting.

No More Posts Available.

No more pages to load.