,

Format 11 Hari BWF: Ganda Putra Herry IP Antusias untuk Indonesia Open dan Ajang Top Lain

oleh -18 Dilihat
BWF

Wacana format turnamen bulutangkis yang diperpanjang menjadi 11 hari oleh Federasi Bulutangkis Dunia (BWF) tengah menjadi perbincangan hangat di kalangan atlet dan pelatih. Usulan ini, yang rencananya akan diimplementasikan pada empat turnamen BWF World Tour Super 1000 — All England, Indonesia Open, China Open, dan BWF World Tour Finals — mendapat sambutan positif dari para pemain ganda putra Indonesia, khususnya anak didik pelatih legendaris Herry Iman Pierngadi (Herry IP). Mereka melihat ini sebagai peluang emas untuk meningkatkan persiapan, kualitas pertandingan, dan bahkan performa di lapangan.


Meredakan Jadwal Padat dan Memberi Ruang Pemulihan

Salah satu keluhan terbesar dari para atlet profesional adalah jadwal turnamen yang sangat padat dan ketat. Dalam format tujuh hari yang berlaku saat ini, pemain sering kali harus langsung bertanding sehari setelah tiba di lokasi, dengan sedikit waktu untuk beradaptasi, berlatih, atau bahkan sekadar beristirahat. Akibatnya, risiko cedera meningkat, dan performa puncak sulit dipertahankan sepanjang turnamen.

“Usulan 11 hari ini, menurut saya, sangat bagus,” ujar salah satu ganda putra andalan Indonesia. “Dengan durasi yang lebih panjang, kami punya lebih banyak waktu istirahat antara pertandingan. Biasanya, selesai main sore, besoknya sudah harus main lagi. Ini sangat menguras tenaga.”

Pelatih Herry IP, yang dikenal dengan ketegasannya namun juga perhatian mendalam terhadap kondisi fisik dan mental anak didiknya, juga menyambut baik ide ini. “Waktu tambahan itu krusial. Pemain bisa pulih lebih baik, menganalisis lawan lebih dalam, dan bahkan punya waktu untuk sesi latihan ringan atau pemulihan di luar lapangan,” jelas Herry IP. Ini bukan hanya tentang memenangkan pertandingan, tetapi juga menjaga karier atlet agar tetap panjang dan bebas cedera.


Peningkatan Kualitas Persiapan dan Strategi

Dengan format yang lebih panjang, pemain akan memiliki kesempatan lebih baik untuk melakukan persiapan yang matang sebelum setiap pertandingan. Ini termasuk analisis video lawan, menyusun strategi yang lebih terperinci, dan melakukan pemanasan yang lebih komprehensif. Dalam format padat BWF sebelumnya, seringkali persiapan harus dilakukan terburu-buru, hanya mengandalkan insting dan pengalaman.

“Sekarang kami bisa punya hari off di antara pertandingan penting,” tambah Kevin Sanjaya Sukamuljo. “Itu artinya kami bisa lebih fokus pada taktik untuk lawan berikutnya, tidak hanya sekadar memulihkan badan.” Hal ini diharapkan akan meningkatkan kualitas pertandingan secara keseluruhan, menampilkan duel-duel yang lebih taktis dan menarik bagi penonton.


Kesempatan Lebih Besar untuk Adaptasi dan Puncak Performa

Bagi pemain yang sering bepergian antar zona waktu, seperti yang kerap dialami atlet Indonesia saat berlaga di Eropa atau Tiongkok, waktu adaptasi adalah kunci. Format 11 hari memberikan kelonggaran untuk penyesuaian tubuh terhadap jet lag dan lingkungan baru. Ini bisa sangat memengaruhi performa di awal turnamen, di mana seringkali kejutan terjadi karena pemain belum dalam kondisi terbaik.

Selain itu, waktu yang lebih panjang juga memungkinkan pemain untuk benar-benar mencapai peak performance mereka di fase-fase krusial seperti semifinal dan final. Dengan pemulihan yang lebih baik dan persiapan yang lebih detail, pertandingan puncak diharapkan akan menyajikan aksi terbaik dari para atlet elit dunia.


Implikasi untuk Penyelenggara dan Penggemar

Meski mendapat sambutan positif dari atlet, format 11 hari yang diusulkan BWF tentu akan membawa implikasi bagi penyelenggara turnamen dan juga para penggemar. Penyelenggara harus siap dengan logistik yang lebih kompleks, biaya operasional yang lebih tinggi, dan ketersediaan venue yang lebih lama. Di sisi lain, penggemar di venue akan memiliki lebih banyak hari untuk menikmati bulutangkis kelas dunia, meskipun mungkin dengan intensitas harian yang sedikit lebih rendah.

“Penting bagi BWF untuk memastikan bahwa perubahan ini benar-benar membawa manfaat, bukan malah membebani,” komentar salah satu ofisial PBSI. “Bagaimana dengan penjualan tiket, akomodasi, dan transportasi untuk para penggemar yang ingin menyaksikan dari awal hingga akhir?”

Secara keseluruhan, usulan format baru ini disambut dengan optimisme oleh anak didik Herry IP dan sebagian besar komunitas bulutangkis. Ini adalah langkah maju yang menunjukkan BWF mendengarkan masukan dari atlet demi kesejahteraan mereka dan kualitas olahraga. Jika berhasil diimplementasikan, era baru bulutangkis yang lebih sehat, strategis, dan menarik mungkin akan segera terwujud, terutama di turnamen bergengsi sekelas Indonesia Open dan tiga seri Super 1000 lainnya. Ini adalah sinyal positif bahwa bulutangkis terus beradaptasi dan berkembang demi masa depan yang lebih cerah.

No More Posts Available.

No more pages to load.