Jakarta – Mantan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, mengumumkan rencananya untuk bertemu dengan Presiden Rusia, Vladimir Putin, membahas gencatan senjata perang Rusia-Ukraina. Pertemuan tersebut di jadwalkan berlangsung di Budapest, Hungaria. Pertemuan ini akan fokus pada pembahasan negosiasi yang hingga kini belum menemukan titik terang.
Trump menyampaikan kabar ini kepada awak media di Gedung Putih pada Kamis (16/10), usai melakukan percakapan telepon dengan Putin. Ia mengaku optimis bahwa pertemuan ini dapat menghasilkan kemajuan signifikan dalam menghentikan konflik yang telah berlangsung sejak 2022.
“Sepanjang hidup saya, saya membuat kesepakatan. Saya yakin kami bisa mencapai solusi, dan mudah-mudahan segera,” ujar Trump seperti di kutip dari Reuters.
Kremlin Konfirmasi Pertemuan, Namun Tanpa Tanggal Pasti
Pihak Kremlin telah mengonfirmasi rencana pertemuan antara kedua pemimpin, namun belum memberikan keterangan resmi mengenai tanggal pasti pelaksanaannya. Hal ini menimbulkan berbagai spekulasi tentang kepastian dan arah diplomasi antara kedua negara besar tersebut.
Sumber di lingkaran diplomatik menyebut bahwa pemilihan Budapest sebagai lokasi pertemuan tidak lepas dari posisi Hungaria yang di kenal. Negara ini memiliki hubungan baik dengan Moskow dan juga Washington. Pertemuan ini di harapkan menjadi langkah konkret menuju penyelesaian diplomatik konflik tersebut. Konflik ini telah menelan ribuan korban jiwa dan menyebabkan jutaan orang mengungsi.
Zelensky Akan Kunjungi AS: Desak Bantuan Militer Tambahan
Di tengah rencana pertemuan Trump-Putin, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky di jadwalkan mengunjungi Amerika Serikat pada 17 Oktober. Tujuannya jelas: memperkuat dukungan internasional, terutama dari Washington. Zelensky juga meminta tambahan bantuan militer, termasuk sistem rudal jarak jauh Tomahawk.
Zelensky berharap bisa mengamankan lebih banyak dukungan dari Kongres AS dan memastikan bahwa Ukraina tetap mendapatkan bantuan strategis untuk mempertahankan wilayahnya.
Trump Condong ke Zelensky, Picu Kekhawatiran Eropa
Menariknya, dalam beberapa hari terakhir, Trump menunjukkan sinyal dukungan terhadap Zelensky. Perubahan sikap ini menimbulkan pertanyaan. Apakah Trump benar-benar berpihak pada Ukraina atau sekadar manuver politik menjelang tahun pemilu.
Pengamat menilai, bila Trump memihak Ukraina namun tetap membuka jalur komunikasi dengan Rusia, hal ini bisa menciptakan dinamika baru dalam diplomasi global. Namun, kekhawatiran juga muncul dari Eropa, yang takut bahwa Amerika Serikat—terutama jika di pimpin kembali oleh Trump—dapat mengendurkan tekanan terhadap Rusia.
Baca Juga: Paus Leo XIV: Membangun Jembatan Antaragama
Pertemuan Sebelumnya di Alaska: Gagal Capai Kesepakatan
Sebelumnya, pada Agustus lalu, Trump dan Putin juga sempat bertemu secara langsung di Alaska, Amerika Serikat. Namun, pertemuan tersebut di nilai gagal oleh berbagai pihak. Hal ini karena tidak menghasilkan kesepakatan konkret.
Bahkan, beberapa analis menyebut pertemuan itu sebagai “karpet merah” bagi Putin, karena lebih banyak memberi ruang untuk propaganda ketimbang solusi damai. Saat itu, Presiden Rusia menegaskan memburuknya hubungan antara Moskow dan Washington, menyalahkan kebijakan luar negeri AS yang di anggap agresif terhadap kepentingan Rusia.
Upaya Gencatan Senjata Perang Rusia-Ukraina Masih Jalan di Tempat
Sejak awal 2023, Trump secara rutin menyuarakan tekanan terhadap Rusia agar menunjukkan komitmen dalam negosiasi gencatan senjata. Namun, upaya-upaya tersebut masih belum membuahkan hasil signifikan.
Pertemuan mendatang di Budapest menjadi sorotan karena di nilai sebagai salah satu peluang terakhir untuk meredam eskalasi militer yang tak hanya berdampak pada kawasan Eropa Timur, tetapi juga mengguncang perekonomian dan stabilitas geopolitik global.
Diplomasi atau Strategi Politik?
Pertemuan Trump dan Putin di Budapest bukan sekadar peristiwa diplomatik. Pertemuan itu juga menjadi ujian bagi efektivitas pendekatan personal dalam menyelesaikan konflik internasional. Apakah Trump dapat memanfaatkan pengalamannya sebagai negosiator untuk mendorong Gencatan Senjata Perang Rusia-Ukraina, atau justru memperumit situasi?
Hanya waktu yang bisa menjawab, namun satu hal yang pasti—dunia menaruh perhatian besar pada pertemuan ini.







