Gunung Ili Lewotolok kembali menunjukkan taringnya! Terhitung sejak Rabu, 2 Juli 2025, pukul 20.00 WITA, status aktivitasnya resmi naik dari Level II (Waspada) menjadi Level III (Siaga). Keputusan ini berdasarkan Laporan Khusus Badan Geologi Nomor: 031/GL.03/BGL/2025. Laporan ini rilis setelah serangkaian pemantauan visual dan instrumental menunjukkan peningkatan signifikan pada aktivitas vulkanik.
Peningkatan aktivitas ini bukan tanpa sebab. Menurut Ketua Pos Pengamatan Gunung Api (PPGA) Stanislaus Ara Kian, Gunung Ili Lewotolok telah menunjukkan peningkatan aktivitas erupsi secara konsisten sejak 27 Juni 2025. Intensitasnya terus meningkat hingga saat ini. Data yang terkumpul jelas menunjukkan bahwa gunung ini sedang dalam fase peningkatan gejolak internal.
Detak Jantung Gunung Ili Lewotolok yang Kian Cepat
Peningkatan aktivitas erupsi Gunung Ili Lewotolok ditandai dengan berbagai fenomena yang mengkhawatirkan. Stanis menjelaskan bahwa kolom erupsi semakin tinggi. Bahkan, tingginya mencapai 1.200 meter dari puncak kawah. Ini bukan sekadar kepulan asap. Ini adalah letusan yang mampu melontarkan material pijar ke segala arah. Jarak lontaran terjauh bahkan tercatat mencapai sekitar 1.500 meter ke arah utara dan timur-timur laut. Bayangkan, radius bahaya semakin meluas!
Baca Juga : Lil Nas X: Penyerangan Polisi Masa Depan Karir Jadi Terancam
Lontaran material pijar ini tidak hanya menjadi pemandangan yang mendebarkan. Itu juga berpotensi menimbulkan bencana. Dampak langsungnya sudah terlihat: kebakaran vegetasi di sekitar lereng utara dan timur laut Gunung Ili Lewotolok. Erupsi tidak hanya visual. Erupsi juga terdengar. Suara gemuruh dan dentuman, mulai dari lemah hingga kuat, menjadi pengingat konstan akan energi besar yang bergejolak di dalam perut Gunung.
Data kegempaan semakin mempertegas situasi ini. Dalam periode 16 Juni hingga 2 Juli 2025 pukul 20.00 WITA, para ilmuwan mencatat angka yang mengejutkan. Ada 2.482 kali gempa erupsi, 4 kali gempa guguran, dan 3.088 kali gempa hembusan. Angka-angka ini menggambarkan frekuensi dan intensitas pergerakan magma di bawah permukaan Gunung Ili Lewotolok. Ini seperti detak jantung yang berpacu kencang. Ini menandakan potensi erupsi yang lebih besar.
Secara visual, Gunung Ili Lewotolok kadang terlihat jelas. Kadang, gunung ini tertutup kabut. Namun, di balik kabut, asap kawah berwarna putih tipis hingga tebal terus mengepul. Asap ini memiliki tinggi berkisar 10 – 600 meter dari puncak. Kolom erupsi yang teramati pun bervariasi, dari 100 hingga 1.200 meter dari puncak. Warnanya juga bervariasi, dari putih, kelabu, hingga hitam. Arah angin yang berubah-ubah (utara, tenggara, selatan, barat daya, barat, dan barat laut) juga menunjukkan potensi sebaran abu vulkanik yang luas.
Imbauan Siaga untuk Keselamatan Bersama
Dengan naiknya status Gunung Ili Lewotolok ke Level III (Siaga), PPGA mengeluarkan imbauan tegas. Masyarakat di sekitar Gunung Ili Lewotolok, serta para pengunjung, pendaki, dan wisatawan, diimbau keras untuk tidak memasuki dan tidak melakukan aktivitas di dalam wilayah radius 3 kilometer dari pusat aktivitas gunung. Ini adalah zona berbahaya, dan pelanggaran terhadap imbauan ini dapat membahayakan nyawa.
Penting bagi pemerintah daerah dan masyarakat untuk senantiasa berkoordinasi dengan PPGA Ili Lewotolok di Desa Laranwutun, Kecamatan Ile Ape. Mereka juga bisa berkoordinasi dengan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) atau Badan Geologi di Bandung. Informasi yang akurat dan terkini mengenai aktivitas Gunung Ili Lewotolok sangat penting untuk memastikan keselamatan bersama. Jangan mudah percaya pada informasi yang tidak jelas sumbernya.
Data terbaru menunjukkan bahwa sepanjang Rabu (2/7) pukul 18.00-24.00 WITA, Gunung Ili Lewotolok yang gagah berdiri setinggi 1.423 meter di atas permukaan laut, mengalami 26 kali letusan! Tinggi semburan abu vulkanik bervariasi antara 400 meter hingga 600 meter. Lebih mengkhawatirkan lagi, letusan ini disertai lontaran lava pijar ke seluruh arah. Lontaran ini memiliki jangkauan 300 meter hingga 1.000 meter dari pusat aktivitas Gunung. Suara dentuman atau gemuruh sedang hingga kuat yang menyertai setiap letusan semakin menegaskan kekuatan alam yang sedang bergejolak.
Gunung Ili Lewotolok kini membutuhkan kewaspadaan ekstra dari kita semua. Patuhi imbauan, cari informasi dari sumber terpercaya, dan utamakan keselamatan. Mari kita berharap semoga gejolak Gunung segera mereda, namun selalu siap sedia menghadapi segala kemungkinan.






