Jakarta – Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) akhirnya buka suara terkait kabar viral yang beredar di media sosial mengenai rencana pelelangan Gunung Lawu untuk proyek panas bumi. Isu tersebut sempat memicu penolakan dari berbagai kalangan, karena dianggap menyentuh kawasan sakral dan tidak menghargai kearifan lokal masyarakat setempat.
ESDM Pastikan Gunung Lawu Tak Masuk Wilayah Kerja Proyek
Menanggapi isu tersebut, Direktur Jenderal Energi Baru, Terbarukan, dan Konservasi Energi (EBTKE) ESDM, Eniya Listiani Dewi, menegaskan bahwa lokasi proyek panas bumi yang diributkan bukan berada di Gunung Lawu, melainkan di Kecamatan Jenawi, Kabupaten Karanganyar. Secara geografis, kawasan tersebut memang berada di bawah kaki Gunung Lawu, namun bukan termasuk dalam wilayah inti pegunungan tersebut.
“Gunung Lawu tidak termasuk dalam Wilayah Kerja Panas Bumi (WKP). Proyek berada di luar area itu,” kata Eniya dalam pernyataan resminya, Selasa (14/10/2025).
Lebih lanjut, Eniya mengungkapkan bahwa wilayah Gunung Lawu sempat masuk dalam daftar rencana pengembangan panas bumi. Namun, setelah mempertimbangkan nilai-nilai budaya serta keberadaan situs sakral di kawasan tersebut, pemerintah memutuskan untuk menghapusnya dari daftar Wilayah Kerja Panas Bumi.
Pemerintah Janji Hargai Kearifan Lokal di Setiap Proyek Energi
Tak hanya itu, Eniya menegaskan bahwa pemerintah selalu mengedepankan penghormatan terhadap adat dan kearifan lokal dalam pelaksanaan proyek energi terbarukan. Misalnya, pada proyek panas bumi di Gunung Hamiding, proses pengeboran dilakukan dengan memperhatikan waktu yang dianggap baik oleh masyarakat setempat dan diawali dengan ritual doa khusus.
“Seperti di proyek Hamiding dan Bonjol, pengeboran tidak di lakukan sembarangan. Prosesnya di awali dengan doa pada tengah malam, pukul 00.00, dan pemilihan titik pengeboran juga mempertimbangkan keyakinan masyarakat,” jelasnya.
10 Proyek Geothermal Akan Di lelang pada 2025
Sementara itu, Menteri ESDM Bahlil Lahadalia mengumumkan bahwa pemerintah akan melelang 10 proyek panas bumi pada tahun 2025. Adapun proyek tersebut terdiri atas tiga Wilayah Kerja Panas Bumi (WKP) dan tujuh Penugasan Survei Pendahuluan dan Eksplorasi (PSPE).
Lebih lanjut, Bahlil menegaskan bahwa seluruh proses lelang akan di lakukan secara transparan dan terbuka, sebagaimana di instruksikan langsung oleh Presiden Prabowo Subianto. Ia menambahkan bahwa pemerintah telah melakukan reformasi besar-besaran terhadap regulasi di sektor energi untuk mendorong investasi.
“Saya telah meminta Dirjen EBTKE untuk segera melakukan lelang terhadap semua potensi panas bumi yang ada. Siapa pun boleh ikut, dan prosesnya harus cepat, terbuka, serta memberikan kepastian bagi pelaku usaha,” kata Bahlil saat membuka The 11th Indonesia International Geothermal Convention & Exhibition (IIGCE) 2025 di Jakarta Convention Center (JCC), Rabu (17/9/2025).
Potensi Ekonomi dan Dampak Positif bagi Tenaga Kerja
Dari sisi ekonomi, proyek-proyek panas bumi yang di lelang tahun ini di perkirakan memiliki total kapasitas sebesar 350 Megawatt (MW), dengan nilai investasi mencapai USD 1,99 miliar. Selain itu, proyek-proyek ini juga di proyeksikan menyerap lebih dari 1.500 tenaga kerja, yang tentunya akan memberi dampak positif bagi pertumbuhan ekonomi nasional dan daerah.
Daftar Proyek Panas Bumi yang Akan Di lelang Tahun Ini
Tiga Wilayah Kerja Panas Bumi (WKP):
-
Telaga Ranau – Maluku Utara | Kapasitas: 40 MW
-
Songgoriti – Jawa Timur | Kapasitas: 40 MW
-
Danau Ranau Lampung – Sumatera Selatan | Kapasitas: 40 MW
Tujuh PSPE (Penugasan Survei Pendahuluan dan Eksplorasi):
Catatan: Proses lelang menggunakan mekanisme beauty contest atau seleksi terbatas. Hasil seleksi di harapkan di umumkan dalam waktu sekitar satu bulan.
-
Bandar Barusepa – Maluku | Kapasitas: 25–40 MW
-
Jenawi – Jawa Tengah | Kapasitas: 86 MW (tahap awal ±55 MW)
-
Gunung Tampomas – Jawa Barat | Kapasitas: 30 MW
-
Kadida – Sulawesi Tengah | Kapasitas: 40 MW
-
Cubudak-Panti – Sumatera Barat | Kapasitas: 40 MW
-
Cisurupan Kertasari – Jawa Barat | Kapasitas: 20 MW
-
Tuang – Sulawesi Selatan | Kapasitas: 20 MW







