, , , ,

Gunung Lewotobi Laki-Laki di Pulau Flores Erupsi, Penerbangan Terdampak Luas

oleh -17 Dilihat
Gunung Lewotobi Laki-Laki
Gunung Lewotobi Laki-Laki

Gunung Lewotobi Laki-Laki di Pulau Flores, sebelah timur Bali, meletus pada Selasa sore, menyebabkan sejumlah maskapai membatalkan penerbangan.

Flores, Indonesia – Sebuah gunung berapi di Indonesia timur telah memuntahkan menara abu raksasa ke langit, yang memaksa pembatalan puluhan penerbangan ke dan dari Bali. Letusan dahsyat ini kembali menyoroti kerentanan Indonesia terhadap aktivitas vulkanik, mengingat posisinya di atas “Cincin Api” Pasifik.

Kronologi Letusan dan Peningkatan Status Siaga Gunung Lewotobi Laki-Laki

Gunung Lewotobi Laki-Laki, gunung berapi dengan puncak kembar setinggi 1.584 meter di pulau wisata Flores, sebelah timur Bali, meletus pada pukul 17.35 waktu setempat pada hari Selasa, kata badan vulkanologi dalam sebuah pernyataan. Peristiwa ini memicu kekhawatiran serius di kalangan otoritas dan masyarakat setempat, terutama mengingat sejarah letusan gunung ini.

Para pejabat dengan cepat menaikkan tingkat kewaspadaan bencana Indonesia ke tingkat tertinggi dari sistem empat tingkat sebagai respons terhadap letusan tersebut, mengindikasikan ancaman serius dan mendesak. “Ketinggian kolom letusan terpantau sekitar 10.000 meter di atas puncak. Kolom abu teramati berwarna abu-abu dengan intensitas tebal,” kata laporan tersebut, segera setelah status siaga dinaikkan. Visibilitas yang sangat rendah akibat abu tebal ini menjadi salah satu faktor utama yang memicu gangguan penerbangan.

Dampak dan Peringatan untuk Warga

Hingga saat ini, belum ada laporan langsung mengenai kerusakan struktural yang signifikan atau korban jiwa akibat letusan terbaru ini. Namun, ancaman tetap ada, dan langkah-langkah pencegahan telah diambil. Kepala Badan Geologi, Muhammad Wafid, dengan tegas mengimbau warga dan wisatawan agar tidak melakukan aktivitas apa pun dalam radius minimal 7 kilometer dari kawah Gunung Lewotobi Laki-Laki tersebut. Zona eksklusi ini ditetapkan untuk memastikan keselamatan semua pihak dari bahaya letusan, termasuk lontaran material pijar dan aliran piroklastik.

Lebih lanjut, Wafid juga memperingatkan kemungkinan terjadinya banjir lahar yang berbahaya – sejenis aliran lumpur atau puing material vulkanik – jika hujan deras terjadi, terutama bagi masyarakat yang tinggal di dekat sungai. Fenomena ini dapat terjadi ketika endapan material vulkanik di lereng Gunung Lewotobi Laki-Laki bercampur dengan air hujan, membentuk aliran yang cepat dan merusak. Oleh karena itu, ia juga mengimbau warga untuk mengenakan masker guna melindungi diri dari abu vulkanik, yang dapat menyebabkan masalah pernapasan dan iritasi mata.

Gangguan Penerbangan Meluas

Dampak paling langsung dan meluas dari letusan ini terasa pada sektor penerbangan. Banyak maskapai internasional dan domestik terpaksa membatalkan atau menunda penerbangan mereka karena risiko bahaya abu vulkanik terhadap mesin pesawat. Abu vulkanik sangat abrasif dan dapat merusak mesin jet, mengganggu visibilitas, dan bahkan menyebabkan kegagalan mesin.

Virgin Australia mengonfirmasi pembatalan beberapa penerbangan antara Brisbane dan Melbourne dan Bali pada hari Rabu karena letusan. Demikian pula, Jetstar juga membatalkan empat penerbangan dari Australia ke Bali pada Rabu pagi, sementara Qantas mengatakan pihaknya terus “mengawasi” situasi dengan penerbangan yang dijadwalkan berangkat sore hari, menunjukkan kehati-hatian yang tinggi.

Maskapai lain juga merasakan dampaknya. Air New Zealand membatalkan dua penerbangan antara Bali dan Auckland pada hari Rabu, dengan menyatakan akan “terus memantau dengan cermat” awan abu vulkanik. “Keselamatan selalu menjadi prioritas utama kami dan kami hanya akan beroperasi ke dan dari Denpasar jika aman untuk terbang,” kata maskapai itu, menekankan komitmen mereka terhadap keselamatan penumpang dan kru.

Selain itu, situs web bandara internasional Bali melaporkan bahwa Air India, TigerAir dari Singapura, dan Juneyao Airlines dari China juga membatalkan penerbangan “karena gunung berapi.” Beberapa penerbangan domestik AirAsia yang berangkat ke Labuan Bajo di Flores, sebuah pintu gerbang populer ke Taman Nasional Komodo, juga dibatalkan, menunjukkan dampak yang meluas pada konektivitas regional.

Seorang petugas layanan pelanggan bandara Bali yang menolak menyebutkan namanya kepada AFP menjelaskan situasi di Bandara Ngurah Rai. “Ngurah Rai masih beroperasi seperti biasa, tetapi tergantung pada jadwal penerbangan, beberapa penerbangan dibatalkan karena gunung berapi. Itu tergantung pada rute dan juga maskapai,” katanya, menyoroti kompleksitas dalam mengelola operasional bandara di tengah kondisi vulkanik yang tidak menentu.

Evakuasi dan Aktivitas Gunung yang Berlanjut

Juru bicara Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Abdul Muhari mengatakan dalam sebuah pernyataan Selasa malam bahwa setidaknya satu desa harus dievakuasi, tanpa memberikan jumlah pasti penduduk yang terdampak. Hujan abu juga dilaporkan di beberapa desa di luar zona eksklusi, menandakan jangkauan letusan yang luas. Juru bicara tersebut mengimbau warga di sekitar Gunung Lewotobi Laki-Laki tersebut “untuk mengungsi ke lokasi yang aman” karena getaran masih terdeteksi, yang mengindikasikan aktivitas Gunung Lewotobi Laki-Laki yang masih berlangsung dan potensi letusan susulan.

Ini bukan kali pertama Gunung Lewotobi Laki-Laki menunjukkan aktivitas signifikan. Gunung ini meletus beberapa kali pada bulan November sebelumnya, menewaskan sembilan orang dan memaksa ribuan orang mengungsi, serta pembatalan sejumlah penerbangan internasional ke Bali. Pengalaman ini menggarisbawahi urgensi tindakan pencegahan dan kesiapsiagaan.

Posisi Indonesia di Cincin Api Pasifik

Secara menarik, Laki-Laki, yang berarti laki-laki dalam bahasa Indonesia, merupakan gunung kembaran dari gunung berapi yang lebih tenang tetapi lebih tinggi setinggi 1.703 meter bernama Perempuan, yang diambil dari kata dalam bahasa Indonesia yang berarti wanita. Kedua puncak ini menjadi ciri khas lanskap Flores, namun Laki-Laki dikenal dengan aktivitasnya yang lebih agresif.

Indonesia, sebagai negara kepulauan yang terletak di atas “Cincin Api” Pasifik, memang sering mengalami aktivitas seismik dan vulkanik. Wilayah ini adalah rumah bagi sekitar 130 gunung berapi aktif, menjadikannya salah satu negara dengan aktivitas vulkanik tertinggi di dunia. Oleh karena itu, letusan Gunung Lewotobi Laki-Laki adalah pengingat konstan akan kekuatan alam yang luar biasa dan kebutuhan akan mitigasi bencana yang berkelanjutan. Masyarakat dan pemerintah terus bekerja sama untuk meminimalkan risiko dan melindungi kehidupan di tengah ancaman alam ini.