Setiap tanggal 8 September, dunia merayakan Hari Literasi Internasional. Peringatan ini bukan sekadar agenda seremonial tahunan, melainkan pengingat penting tentang peran krusial literasi dalam kemajuan individu dan sebuah bangsa. Literasi, dalam makna yang lebih luas, tidak hanya berarti kemampuan membaca dan menulis. Literasi mencakup kemampuan memahami, menafsirkan, menciptakan, dan berkomunikasi dalam konteks yang beragam. Ini adalah kunci yang membuka pintu pengetahuan, memberdayakan masyarakat, dan mendorong pembangunan berkelanjutan.
Peringatan Hari Literasi Internasional pertama kali diinisiasi oleh UNESCO pada 26 Oktober 1966. Sejak saat itu, setiap tahunnya, tema berbeda diangkat untuk menyoroti tantangan dan peluang literasi di berbagai belahan dunia. Hari Literasi Internasional ini bertujuan mengajak komunitas global memerangi buta huruf. UNESCO percaya bahwa literasi adalah hak asasi manusia dan fondasi penting untuk pembelajaran seumur hidup. Dengan memiliki kemampuan literasi yang baik, seseorang dapat mengakses informasi, berpartisipasi dalam masyarakat, dan meningkatkan kualitas hidupnya.
Pentingnya Hari Literasi Internasional dalam Kehidupan Sehari-hari
Literasi memiliki dampak besar pada berbagai aspek kehidupan. Pertama, literasi memberdayakan individu secara ekonomi. Seseorang yang melek huruf dan memiliki literasi yang baik lebih mudah mendapatkan pekerjaan yang layak. Mereka mampu membaca petunjuk, memahami kontrak, dan menguasai keterampilan baru yang dibutuhkan di dunia kerja modern. Kemampuan ini secara langsung meningkatkan produktivitas dan pendapatan mereka. Kedua, literasi meningkatkan kesehatan masyarakat. Orang yang memiliki literasi kesehatan yang baik dapat memahami informasi medis, membaca label obat, dan mengambil keputusan yang tepat untuk kesehatan mereka dan keluarga. Mereka juga lebih mungkin untuk mengikuti program vaksinasi atau pemeriksaan rutin.
Baca Juga : Tuntutan 17+8, Presiden Prabowo Setuju Ada Tapinya!
Selain itu, literasi memperkuat partisipasi sosial dan politik. Individu yang memiliki literasi politik yang baik mampu menganalisis berita, memahami isu-isu sosial, dan membuat keputusan yang cerdas saat menggunakan hak suara mereka. Mereka tidak mudah termakan berita palsu atau disinformasi yang saat ini sangat marak. Orang-orang ini sangat dipengaruhi oleh Hari Literasi Internasional. Mereka berpartisipasi aktif dalam kegiatan sosial, menyumbangkan ide, dan mengadvokasi perubahan positif dalam komunitasnya. Terakhir, literasi mendorong kesetaraan gender. Program literasi telah banyak membantu jutaan perempuan di seluruh dunia mendapatkan pendidikan. Mereka membuka jalan bagi perempuan untuk memiliki akses yang sama ke informasi dan peluang ekonomi.
Tantangan dan Solusi dalam Meningkatkan Literasi
Meskipun kemajuan telah dibuat, tantangan literasi tetap besar, terutama di negara-negara berkembang. UNESCO melaporkan bahwa ratusan juta orang dewasa di seluruh dunia masih buta huruf. Disparitas literasi antara wilayah perkotaan dan pedesaan, serta antara laki-laki dan perempuan, masih menjadi isu krusial dalam konteks Hari Literasi Internasional ini.
Pemerintah dan berbagai organisasi nirlaba telah mengambil berbagai langkah untuk mengatasi tantangan ini. Mereka meluncurkan program-program pendidikan non-formal, membangun perpustakaan desa, dan melatih relawan untuk mengajar literasi. Teknologi juga memainkan peran penting. Aplikasi dan platform digital menyediakan akses ke materi bacaan dan kursus online secara gratis. Terkait dengan Hari Literasi Internasional, pemerintah Indonesia sendiri telah menggalakkan Gerakan Literasi Nasional untuk meningkatkan minat baca dan pemahaman masyarakat. Kita melihat berbagai inisiatif seperti mendirikan pojok baca di tempat umum, menyelenggarakan festival buku, dan mengintegrasikan program literasi ke dalam kurikulum sekolah.
Peran Kita dalam Membangun Budaya Literasi
Peningkatan literasi bukan hanya tanggung jawab pemerintah atau lembaga pendidikan. Setiap individu memainkan peran penting dalam membangun budaya literasi yang kuat. Hari Literasi Internasional ini mengingatkan kita untuk memulai dengan membiasakan diri membaca setiap hari, bukan hanya buku, tetapi juga artikel yang informatif dan relevan. Para orang tua dapat membacakan cerita untuk anak-anak mereka sejak dini untuk menumbuhkan minat baca. Kita juga dapat mendonasikan buku-buku yang tidak terpakai ke perpustakaan atau taman bacaan terdekat. Dengan tindakan sederhana ini, kita bisa menjadi bagian dari solusi.
Literasi adalah investasi jangka panjang yang menghasilkan dividen yang tak terhitung nilainya. Literasi membangun individu yang mandiri, masyarakat yang cerdas, dan bangsa yang maju. Mari jadikan setiap hari sebagai kesempatan untuk belajar, membaca, dan menyebarkan semangat literasi. Peringatan Hari Literasi Internasional mengingatkan kita bahwa perjuangan melawan buta huruf dan ketidakpahaman belum usai. Kita memiliki kekuatan untuk menciptakan masa depan yang lebih cerah, satu kata demi satu.







