, ,

Iran Ancam Trump: Berani Hina Khamenei? Jangan Harap Bisa Deal!

oleh -16 Dilihat
iran ancam trump jika hina Khamenei tidak ada deal

Menteri Luar Negeri Iran, Abbas Araghchi, mengecam keras Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, atas pernyataannya yang dianggap menghina Pemimpin Tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei.

Araghchi menyatakan bahwa selama Donald Trump terus bersikap tidak sopan terhadap Khamenei, tidak akan ada kesepakatan apa pun yang bisa tercapai antara AS.

“Jika Donald Trump benar-benar ingin mencapai kesepakatan, dia harus berhenti mengeluarkan pernyataan kasar dan menghina terhadap Pemimpin Tertinggi , serta tidak menyakiti jutaan pengikut setianya,” tulis Araghchi di platform X, Jumat (27/6).

Iran Ancam Trump: Hentikan Hinaan ke Khamenei Jika Ingin Kesepakatan

Ia menegaskan bahwa Iran adalah negara merdeka dan tidak akan membiarkan pihak manapun, termasuk AS, menentukan masa depan mereka. Ia juga memperingatkan bahwa ancaman dan tekanan terhadap Teheran hanya akan memicu respons yang lebih keras.

“Jika ilusi membawa pada kesalahan yang lebih besar, Iran tak akan ragu menunjukkan kemampuannya yang bisa mengakhiri delusi tentang kekuatan kami,” ujarnya.

Pernyataan keras Araghchi ini datang setelah Donald Trump menuding Khamenei berbohong karena mengklaim memenangkan konflik melawan Israel dan AS. Dalam unggahan di Truth Social, Donald Trump menyebut Khamenei “bodoh” dan mempertanyakan keimanannya karena, menurut Donald Trump, ia berbohong soal kemenangan Iran.

Donald Trump juga menyatakan bahwa AS telah menyelamatkan Khamenei dari “kematian yang sangat buruk” dengan mencegah Israel menyerangnya.

Komentar Donald Trump muncul sehari setelah Khamenei berpidato untuk pertama kalinya usai gencatan senjata antara Israel. Dalam pidatonya, Khamenei menyebut Iran telah berhasil membalas serangan AS dan Israel, termasuk menghantam pangkalan militer AS di Al Udeid, Qatar.

Khamenei menekankan bahwa punya akses ke pusat-pusat utama AS di kawasan dan siap bertindak jika kembali diserang. Ia menyebut serangan balasan ke Al Udeid sebagai respons atas serangan AS terhadap tiga situs nuklir : Isfahan, Natanz, dan Fordow.

AS sebelumnya mengklaim berhasil menghancurkan kemampuan nuklir , namun Teheran bersikeras akan tetap melanjutkan program nuklirnya meski beberapa fasilitas rusak.

Sebelum eskalasi ini, AS tengah menjajaki negosiasi terkait kesepakatan nuklir baru. Washington menawarkan pencabutan sanksi ekonomi jika menghentikan pengayaan uranium dan membatasi pengembangan rudal balistik.

Namun, proses negosiasi terhambat. Di tengah kebuntuan tersebut, Israel ancam menolak keras pembicaraan antara AS – melancarkan serangan ke fasilitas nuklir pada 13 Juni.

Baca Juga : Era Mesozoikum: Mengungkap Zaman Dinosaurus dan Transformasi Dahsyat Bumi

Ketegangan Meningkat: Netanyahu Tegaskan Hanya “Kesepakatan Hancurkan Nuklir Iran Ancam” yang Diterima

Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, menegaskan bahwa satu-satunya “kesepakatan yang baik” adalah menghancurkan seluruh fasilitas nuklir milik Iran.

Namun, proses negosiasi terhambat. Di tengah kebuntuan tersebut, Israel – yang sejak awal menolak keras pembicaraan antara AS – melancarkan serangan ke fasilitas nuklir pada 13 Juni. Serangan ini memperburuk situasi yang sudah memanas akibat ketegangan retorika antara Teheran dan Washington.

Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, menegaskan bahwa satu-satunya “kesepakatan yang baik” adalah menghancurkan seluruh fasilitas nuklir milik Iran. Israel menilai ancaman tidak bisa dipercaya dan memperingatkan bahwa program nuklir Teheran mengancam eksistensi negaranya.

Sementara itu, pernyataan kontroversial Donald Trump yang dianggap menghina Khamenei semakin memperkeruh suasana. Trump hina Khamenei secara terbuka di media sosial dengan menyebut Pemimpin Tertinggi sebagai pembohong dan “tidak pantas” menyebut kemenangan atas Israel dan AS. Komentar ini menuai kecaman luas.

Trump hina Khamenei bukan kali ini saja terjadi. Selama masa kepresidenannya, Trump beberapa kali menyindir Khamenei sebagai “diktator kejam” dan pernah menyatakan bahwa dunia akan lebih aman tanpa kepemimpinannya. Namun, kali ini, setelah gencatan senjata antara Israel, Trump kembali menyulut kemarahan Iran dengan mengatakan bahwa AS telah menyelamatkan Khamenei dari “kematian memalukan” dengan mencegah Israel menyerangnya.

Reaksi keras muncul dari berbagai pejabat , termasuk Abbas Araghchi, yang menyebut bahwa Trump hina Khamenei hanya akan menjauhkan peluang kesepakatan damai antara kedua negara. Araghchi menyebut hinaan terhadap Khamenei sebagai penghinaan terhadap seluruh rakyat Iran yang setia padanya.

“Iran tidak akan tunduk pada bahasa ancaman dan penghinaan. Jika Trump hina Khamenei lagi, maka tak ada pembicaraan yang bisa dilakukan,” tegas Araghchi.

Kini, masa depan kesepakatan nuklir kembali berada di ujung tanduk. Jika Trump terus hina Khamenei, diplomasi tampaknya akan kembali buntu dan membuka ruang bagi konfrontasi baru di kawasan Timur Tengah.

No More Posts Available.

No more pages to load.