Iron Dome Diuji Batas, Analis Ungkap Titik Lemah Pertahanan Israel

oleh -82 Dilihat
Iron Dome Gagal Hadang Rudal Iran, Pertahanan Israel Terancam
Iron Dome Gagal Hadang Rudal Iran, Pertahanan Israel Terancam

NUSASUARA.COM, Jakarta – Sistem pertahanan udara andalan Israel, Iron Dome, kini tengah menghadapi ujian terberatnya. Dalam tiga hari terakhir pertempuran intensif dengan Iran, Iron Dome mulai menunjukkan titik lemah yang mengkhawatirkan, membuat Israel berada dalam posisi defensif yang belum pernah terjadi sebelumnya.

Konflik yang memanas ini menjadi pukulan berat bagi reputasi Israel sebagai negara dengan sistem pertahanan udara paling canggih di dunia. Bahkan, sejumlah pengamat menyebut kondisi saat ini sebagai salah satu kemunduran paling memalukan dalam sejarah militer Zionis.

Baca Juga : Siap-siap! Ini Jadwal Tahun Ajaran Baru dan Periode SPMB 2025 (SD-Kuliah)

1. Iron Dome Tidak Dirancang Hadapi Rudal Canggih

Menurut Muhanad Seloom, analis dari Institut Studi Pascasarjana Doha, Iron Dome memang tidak dirancang untuk menangkal rudal-rudal canggih seperti yang diluncurkan Iran.

“Iron Dome tidak benar-benar dikenal untuk menangkal serangan semacam itu karena ditujukan untuk roket dan rudal jarak pendek. Namun, yang kami lihat adalah rudal jelajah, rudal balistik, dan bahkan rudal hipersonik yang datang dari Iran,” ujar Seloom dalam wawancaranya yang dikutip Al Jazeera.

Meski Israel memiliki sistem pertahanan lain seperti Arrow 1 dan Arrow 3, serta David’s Sling, yang ditujukan untuk menghadapi ancaman jarak menengah hingga jauh, serangan simultan dan massal dari Iran selama 48 jam terakhir berhasil membebani kapasitas operasional sistem-sistem tersebut.

“Mereka memiliki sistem pertahanan udara terpadu dan itu mampu, tetapi dapat kewalahan, dan kami telah melihatnya selama 48 jam terakhir,” tambah Seloom.

Baca Juga : Ketegangan Memuncak, Perang Iran-Israel di Ambang Konflik Regional yang Lebih Luas

2. Rudal Iran Dinilai Tidak Bermanuver, Tapi Tetap Efektif

Meski ada klaim dari media Iran bahwa rudal mereka kini telah dilengkapi dengan teknologi pemandu canggih, militer Israel membantah bahwa rudal yang digunakan memiliki kemampuan manuver di udara.

Kantor berita Iran Fars sebelumnya melaporkan bahwa Israel diserang oleh rudal balistik berpemandu Haj Qassem, yang dilengkapi hulu ledak bermanuver. Namun, menurut pejabat militer Israel (IDF), rudal-rudal tersebut identik dengan yang digunakan Iran pada bulan April dan Oktober 2024 — dan tidak memiliki kemampuan manuver seperti yang diklaim.

“Rudal-rudal ini bukanlah sesuatu yang tidak dapat kami cegat,” kata seorang pejabat militer kepada The Times of Israel.

Baca Juga : Real Madrid Imbang di Laga Pembuka Piala Dunia Antarklub: Tantangan Awal Era Xabi Alonso

Namun, terlepas dari itu, volume dan kecepatan serangan yang dikombinasikan dengan serangan drone dan rudal balistik, membuat sistem Iron Dome dan pertahanan udara Israel lainnya tak mampu memberikan perlindungan penuh terhadap infrastruktur dan wilayah sensitif negara tersebut.

Serangan Iran menjadi bukti nyata bahwa pertahanan udara modern tidak kebal terhadap kelebihan beban. Iron Dome, meski canggih, memiliki batasan teknis dan operasional, apalagi jika dihadapkan pada strategi perang yang mengandalkan kuantitas serangan massal.

Konflik ini tidak hanya menguji kemampuan teknis sistem pertahanan Israel, tetapi juga strategi militernya dalam merespons ancaman yang terus berkembang di kawasan Timur Tengah.

No More Posts Available.

No more pages to load.