NUSASUARA.COM, Jakarta – Situasi keamanan Israel kini memasuki fase kritis. Seorang pejabat Amerika Serikat melaporkan bahwa stok pencegat rudal Arrow milik Israel mulai menipis di tengah memanasnya konflik dengan Iran. Kekurangan ini bisa melemahkan pertahanan udara Israel terhadap serangan rudal balistik Iran.
Dilansir NusaSuara, laporan ini meningkatkan kekhawatiran global tentang kemampuan Israel menahan serangan udara. Jika konflik dengan Iran berlanjut, Israel semakin rentan.
Baca Juga : Federal Reserve Menahan Suku Bunga di Tengah Ketidakpastian Kebijakan Trump dan Gejolak Timur Tengah
Laporan dari The Wall Street Journal (WSJ) dan Reuters pada Rabu (18/6/2025) menyebutkan seorang pejabat AS memperingatkan soal krisis logistik ini. Ia mengungkapkan bahwa Washington telah lama menyadari penurunan kapasitas sistem pertahanan udara Israel, terutama dalam menghadapi serangan balistik beruntun.
Dalam beberapa bulan terakhir, Pentagon atau Kementerian Pertahanan AS turut memperkuat sistem pertahanan Israel di berbagai lini—darat, laut, dan udara. Namun demikian, intensitas serangan Iran yang terus meningkat menyebabkan konsumsi rudal pencegat menjadi sangat tinggi, bahkan melampaui batas pasokan yang tersedia.
Baca Juga : Penembakan Brutal 2 WN Australia di Bali – Polisi Telusuri Motif dan Buru Pelaku
Amerika Serikat khawatir kekurangan rudal pencegat akibat penggunaan cadangan di Timur Tengah. Ini mencerminkan betapa eskalasi konflik saat ini mulai berdampak pada kesiapan militer sekutu-sekutu utama di kawasan tersebut.
Hingga saat ini, belum ada tanggapan resmi dari Israel maupun AS terkait laporan WSJ. Kondisi ini mengisyaratkan bahwa konflik Israel-Iran memasuki babak baru yang lebih berbahaya, di mana teknologi pertahanan bisa menentukan arah peperangan.






