Pihak Israel menyambut keputusan Komite Olimpiade Internasional (IOC) yang menjatuhkan sanksi dan memberikan peringatan keras kepada Indonesia dengan kegembiraan. Reaksi ini muncul setelah IOC mengecam keras fakta bahwa. Pemerintah Indonesia memberikan penolakan visa kepada atlet senam Israel untuk berpartisipasi dalam Kejuaraan Dunia Senam 2025 di Jakarta.
Ia menyebut keputusan IOC sebagai sinyal positif bahwa IOC (atau pihak-pihak terkait). Akan menegakkan prinsip keadilan dan akal sehat dalam dunia olahraga internasional.
“Kami menyambut baik keputusan IOC, yang sekali lagi menyatakan bahwa atlet tidak boleh menjadi sandera diskriminasi dan politik. ” ujar Yael Arad, menegaskan bahwa penolakan visa tersebut adalah pelanggaran terang-terangan terhadap Piagam Olimpiade yang menjunjung tinggi kesetaraan dan non-diskriminasi. Media-media Israel pun serentak menyoroti sanksi tersebut, menyebutnya sebagai “pukulan besar“ bagi ambisi olahraga Indonesia.
Empat Keputusan Keras IOC yang Mengancam Indonesia
Sikap IOC ini muncul setelah Pemerintah Indonesia menolak mengeluarkan visa bagi enam atlet senam Israel. Di tengah tingginya gelombang protes publik terkait konflik geopolitik. IOC, melalui Dewan Eksekutifnya, kemudian merilis empat poin keputusan yang berdampak serius terhadap posisi Indonesia di kancah olahraga internasional:
-
- Penghentian Dialog Olimpiade Masa Depan: IOC memutus dialog dengan Komite Olimpiade Indonesia (KOI) terkait potensi Indonesia menjadi tuan rumah event olahraga besar, termasuk ambisi Indonesia untuk mengajukan diri sebagai tuan rumah Olimpiade 2036.
Pelarangan Tuan Rumah:
- IOC melarang Indonesia menjadi tuan rumah ajang olahraga di bawah naungannya. Kecuali Pemerintah Indonesia memberikan jaminan tertulis bahwa semua atlet dari negara mana pun dapat berkompetisi tanpa diskriminasi.<li>
Rekomendasi kepada Federasi Internasional:
-
- IOC merekomendasikan kepada semua Federasi Internasional (IF) untuk tidak menyelenggarakan kompetisi atau pertemuan olahraga apa pun di Indonesia.<li>
Peringatan Keras:
- IOC mengeluarkan peringatan resmi kepada KOI bahwa diskriminasi politik semacam itu dapat berujung pada sanksi yang lebih berat di masa depan.</ol>
Media Israel, seperti The Jerusalem Post, menilai bahwa penegasan IOC ini mengirimkan pesan kuat bahwa diskriminasi politik tidak memiliki tempat dalam olahraga. Mereka menyoroti bahwa keputusan tersebut kini “membekukan” ambisi Indonesia untuk menjadi tuan rumah Olimpiade 2036.
Indonesia Tegaskan Sikap Berlandaskan Konstitusi
Sementara Israel dan IOC menyambut sanksi tersebut, Pemerintah Indonesia melalui Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora). Erick Thohir, telah memberikan respons resmi. Menpora menegaskan bahwa Pemerintah (atau ia) mendasarkan keputusan penolakan visa tersebut pada prinsip yang lebih tinggi, yaitu Undang-Undang Dasar (UUD) 1945 dan kewajiban pemerintah untuk menjaga keamanan dan ketertiban umum.
“Kami sadar akan konsekuensinya. Namun, keputusan kami berlandaskan prinsip yang menghormati keamanan dan ketertiban umum dan juga kewajiban Pemerintah Negara Indonesia untuk melaksanakan ketertiban dunia,” jelas Menpora.
Erick Thohir menambahkan bahwa Pemerintah Indonesia siap menghadapi konsekuensi, termasuk potensi gugatan dari Federasi Senam Israel (FIG). Sikap ini mencerminkan dilema yang dihadapi Indonesia, di mana prinsip konstitusional terkait isu luar negeri berbenturan langsung dengan Piagam Olimpiade yang menuntut netralitas politik dan non-diskriminasi.
Baca Juga : Gus Fawait Berkomitmen Majukan Olahraga Jember
Kontroversi ini menambah daftar panjang polemik yang melibatkan Indonesia dan atlet Israel. Sebelumnya, Indonesia juga batal menjadi tuan rumah Piala Dunia U-20 2023 dan World Beach Games 2023, yang salah satu penyebab utamanya adalah penolakan terhadap keikutsertaan atlet Israel. Kasus terbaru ini mempertegas bahwa Indonesia memilih untuk tetap berpegang teguh pada prinsip politik luar negerinya, meski harus membayar harga mahal berupa sanksi dan pelarangan menjadi tuan rumah ajang olahraga internasional di masa mendatang.
IOC menegaskan bahwa sanksi tersebut akan berlaku sampai Indonesia memberikan jaminan yang memadai mengenai perlakuan yang setara bagi semua atlet. Bagi Israel, ancaman IOC ini dilihat sebagai kemenangan diplomatik dan penegasan bahwa olahraga harus bebas dari politik diskriminatif.






