J-10 China yang Dibidik TNI AU: Mengintip Spesifikasi Jet Tempur Multiperan Setara F-16

oleh
J-10

Jakarta – Wacana modernisasi armada udara TNI Angkatan Udara (AU) mencapai babak baru dengan semakin seriusnya pertimbangan Indonesia. Mengakuisisi jet tempur multiperan Chengdu J-10 buatan China. Kabar ini bukan lagi sekadar rumor pasar alutsista, setelah Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoeddin. Memberikan sinyal kuat bahwa jet tempur buatan Chengdu Aircraft Industry Group (CAC). Tersebut akan segera memperkuat lini pertahanan Tanah Air.

Jika realisasi ini berjalan mulus, Chengdu J-10 akan menandai era baru versifikasi armada tempur Indonesia. Sekaligus mengurangi ketergantungan pada jet-jet buatan Amerika Serikat atau negara Barat. J-10, dengan julukan Vigorous Dragon, sering terpublikasikan setara dengan jet tempur populer F-16 Fighting Falcon dari AS, menjanjikan performa tinggi dengan teknologi modern. Namun, seberapa tangguh sebenarnya jet tempur yang China kembangkan sejak 1980-an dan mulai beroperasi penuh sejak 2006 ini?

Desain Agresif dan Manuver Ekstrem

China (atau Chengdu Aircraft Corporation) merancang Chengdu J-10 sebagai pesawat tempur multiperan bermesin tunggal, mampu menjalankan misi superioritas udara maupun serangan darat presisi. Desain J-10 menonjol karena memadukan (atau mengkombinasikan) konfigurasi sayap Delta dengan Canard (sayap kecil) di bagian depan badan pesawat.

Desain Canard ini memberikan keuntungan aerodinamis yang signifikan. Ketika pilot melakukan manuver ekstrim, canard berfungsi meningkatkan daya angkat hidung pesawat, memungkinkan J-10 mencapai High Angle of Attack (AoA) yang tinggi. Hasilnya, pesawat ini memiliki kemampuan manuver yang sangat gesit dan lincah, terutama dalam pertempuran udara jarak dekat (dogfight). Sistem kontrol penerbangan Fly-by-Wire (FBW) Digital yang canggih mendukung penuh kemampuan manuver ini. Sekaligus membebaskan pilot untuk fokus pada pertempuran tanpa khawatir pesawat memasuki kondisi aerodinamis berbahaya.

Mesin Bertenaga dan Kecepatan Mach 1.8

Daya dorong J-10 datang dari mesin turbojet bertenaga. Varian awal menggunakan mesin AL-31FN3 buatan Rusia (Saturn Lyulka), yang juga teruji ketangguhannya pada keluarga jet tempur Sukhoi. Namun, China juga telah mengembangkan mesin domestik Shenyang WS-10A “Taihang” untuk menggerakkan jet ini, yang menghasilkan dorongan kuat.

Dengan mesin tersebut, J-10 mampu mencapai kecepatan maksimum hingga Mach 1.8, atau sekitar 2.200 km/jam pada ketinggian tinggi. Dari segi jangkauan, J-10 mampu terbang hingga 1.850 km tanpa pengisian bahan bakar. Namun, dengan penambahan tiga tangki bahan bakar eksternal yang terpasang pada hardpoints, jangkauan feri dapat dengan luas hingga 3.400 km. Pesawat ini memiliki berat lepas landas maksimum mencapai 19.277 kg, menjadikannya jet tempur kelas menengah yang kuat di kelasnya. J-10 juga mampu terbang hingga ketinggian operasional maksimum (langit-langit batas) mencapai 20.000 meter.

Radar AESA dan Avionik Mutakhir

J-10C, varian yang paling banyak peminat, membawa sejumlah peningkatan signifikan pada avioniknya, sehingga menempatkannya dalam kategori jet generasi 4.5. Peningkatan utamanya terletak pada penggunaan radar Active Electronically Scanned Array (AESA).

Radar AESA J-10C menawarkan kemampuan deteksi target pada jarak yang lebih jauh, presisi penguncian target yang tinggi, dan ketahanan yang unggul terhadap gangguan elektronik (jamming) musuh dengan sistem radar mekanis konvensional. Keunggulan ini memberikan keuntungan taktis dalam pertempuran udara jarak menengah hingga jauh. Selain itu, kokpit J-10C kini memuat (atau memiliki) tiga Multi-Function Display (MFD) Liquid Crystal dan Holographic Head-Up Display (HUD) yang kompatibel dengan Helmet Mounted Sight (HMS) buatan China, memungkinkan pilot mengunci target hanya dengan mengarahkan pandangan.

Gudang Senjata dan Rudal Jarak Jauh PL-15

Kemampuan membawa muatan tempur yang melimpah menegaskan kelebihan J-10 sebagai jet multiperan. J-10 membawa 11 titik gantung (hardpoints)—enam di bawah sayap dan lima di bawah badan pesawat—yang mampu mengangkut total muatan eksternal hingga 5.600 kg.

Persenjataan utamanya mencakup:

  1. Meriam Otomatis: Satu meriam laras ganda 23 mm (Tipe 23-3) yang terpasang di bawah badan pesawat.
  2. Rudal Udara-ke-Udara (Air-to-Air): J-10C dapat membawa rudal jarak pendek seperti PL-8 dan rudal jarak menengah/jauh seperti PL-12 dan yang paling canggih, PL-15. Rudal PL-15 sering disebut-sebut setara atau bahkan unggul dari AIM-120 AMRAAM milik AS dalam hal jangkauan, memberinya kemampuan Beyond Visual Range (BVR) yang mematikan.
  3. Serangan Darat: Untuk misi serangan darat dan laut, jet ini membawa rudal anti-kapal dan anti-radiasi (seperti PJ-9 dan YJ-9K), serta berbagai macam bom pintar berpemandu laser (LT-2), bom luncur berbasis satelit (LS-6), dan bom konvensional.

Pembelian jet tempur ini—yang laporan sebutkan mencapai nilai sekitar USD 9 miliar—menunjukkan langkah strategis Indonesia untuk memastikan kekuatan udaranya mampu menjaga kedaulatan di tengah dinamika geopolitik regional, sekaligus memiliki alutsista dengan harga terjangkau namun berteknologi tinggi. J-10C hadir bukan sekadar sebagai pengganti, melainkan sebagai penyeimbang kekuatan udara di kawasan Asia Tenggara.

Baca Juga : Pertamina Jamin Bioetanol E5 Aman, Tambahkan Aditif Anti-Korosi Khusus