Presiden Joko Widodo (Jokowi) baru-baru ini menghadiri acara Reuni Fakultas Kehutanan UGM 1980 yang digelar di kampus Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta. Momen reuni yang berlangsung hangat dan penuh nostalgia ini menjadi sorotan karena Jokowi menyampaikan guyonan menarik soal ijazahnya yang sempat menjadi perbincangan publik.
Kehadiran Jokowi di Reuni Angkatan 1980
Acara reuni angkatan 1980 Fakultas Kehutanan UGM merupakan momentum berkumpulnya para alumni yang sudah menempuh perjalanan panjang sejak lulus lebih dari 40 tahun lalu. Jokowi, sebagai salah satu alumnus, secara khusus menyempatkan diri hadir meski kondisi kesehatannya dikabarkan masih dalam tahap pemulihan setelah beberapa waktu sebelumnya menjalani perawatan.
Kehadiran Jokowi di Reuni Fakultas Kehutanan UGM 1980 ini mendapat sambutan hangat dari para alumni yang datang dari berbagai daerah di Indonesia. Mereka merasa terhormat bisa berkumpul kembali dan bertemu dengan sosok Presiden yang juga merupakan bagian dari angkatan mereka. Jokowi pun terlihat antusias mengikuti seluruh rangkaian acara, mulai dari sesi ngobrol santai, makan siang bersama, hingga foto bersama.
Guyonan Jokowi soal Ijazah yang Diragukan
Salah satu momen yang paling menyita perhatian dalam reuni tersebut adalah saat Jokowi menyampaikan guyonan ringan mengenai ijazah S1-nya. Beberapa tahun terakhir, isu soal keaslian ijazah Jokowi memang sempat menjadi topik yang ramai diperbincangkan di media dan masyarakat.
Di tengah suasana yang penuh keakraban, Jokowi dengan nada santai dan jenaka mengatakan:
“Saya datang ke reuni ini dalam kondisi masih pemulihan. Tetapi kemarin waktu dihubungi Pak Bambang, datang ndak? Nanti kalau ndak datang, tambah palsunya ke mana-mana.”
Guyonan ini disambut tawa hangat dan tepuk tangan dari para alumni yang hadir, menandakan bahwa mereka memahami betul suasana ringan yang ingin diciptakan Jokowi. Selain untuk menghilangkan ketegangan, candaan ini juga memperlihatkan sikap Jokowi yang tetap tenang dan percaya pada proses hukum yang sedang berjalan.
Hadir Meski Masih Dalam Tahap Pemulihan
Kehadiran Jokowi di Reuni Fakultas Kehutanan UGM 1980 juga menjadi bukti komitmennya terhadap ikatan persaudaraan dengan sesama alumni, meskipun kesehatannya belum benar-benar pulih. Beberapa hari sebelum reuni, Jokowi memang sempat menjalani pemeriksaan medis dan mendapat istirahat intensif dari aktivitas kenegaraan.
Namun, demi menjaga tradisi dan silaturahmi dengan teman-teman angkatannya, Jokowi memilih untuk hadir secara langsung. Hal ini disambut positif oleh para alumni, yang mengapresiasi semangat dan ketulusan Presiden dalam menjaga hubungan dengan kampus dan teman-teman lamanya.
Kerabat Jokowi Siap Jadi Saksi Kasus Ijazah Palsu
Selain guyonan yang disampaikan, isu ijazah palsu yang pernah menyeret nama Jokowi pun kembali menjadi perhatian. Dalam kesempatan reuni ini, beberapa kerabat dekat dan teman seperjuangan Jokowi secara sukarela menyatakan kesiapan mereka untuk menjadi saksi dan memberikan klarifikasi terkait keaslian ijazah Presiden.
Mereka menegaskan bahwa selama masa kuliah, Jokowi memang dikenal sebagai mahasiswa yang aktif, disiplin, dan mampu menyelesaikan studinya dengan baik. Dukungan moral dan kesaksian dari orang-orang terdekat diharapkan dapat membantu proses penyelesaian kasus ijazah ini agar dapat berjalan adil dan transparan.
Baca juga : Klarifikasi UGM Terkait Tuduhan Ijazah dan Skripsi Palsu Joko Widodo
Momen Berharga Reuni Fakultas Kehutanan UGM 1980
Reuni Fakultas Kehutanan UGM 1980 tidak hanya menjadi ajang nostalgia dan silaturahmi antar alumni, tapi juga momentum bagi Jokowi untuk menunjukkan sikap terbuka dan humoris dalam menghadapi isu yang sempat menghebohkan publik. Acara ini memperkuat ikatan persaudaraan dan mengenang masa-masa di kampus yang penuh perjuangan.
Para alumni pun berharap bahwa reuni ini bisa menjadi tradisi yang terus berlanjut, sebagai wadah untuk mempererat komunikasi dan mendukung satu sama lain dalam berbagai aspek kehidupan, termasuk dalam hal menjaga nama baik almamater dan angkatan.
Penutup
Kehadiran Jokowi di Reuni Fakultas Kehutanan UGM 1980 sekaligus menegaskan kedekatan emosionalnya dengan almamater dan menunjukkan sikap positif menghadapi tantangan. Guyonan soal ijazah yang diragukan menjadi contoh bagaimana seorang pemimpin bisa tetap santai dan percaya proses hukum.
Reuni ini bukan hanya tentang nostalgia, tetapi juga tentang kekuatan solidaritas dan dukungan yang terus mengalir dari teman-teman seperjuangan sejak lama. Semoga Reuni Fakultas Kehutanan UGM 1980 berikutnya bisa berlangsung lebih meriah dan tetap menyimpan cerita-cerita hangat seperti kali ini.