, ,

Juli 2025: Panen Dividen Melimpah, Lo Kheng Hong Tegaskan Kembali Filosofi Investasi Abadi di BEI

oleh -92 Dilihat
Lo Kheng Hong

Lo Kheng Hong, sang legenda investasi yang dijuluki Warren Buffett-nya Indonesia, kembali menjadi sorotan utama. Pasalnya, periode Juli 2025 menjadi puncak panen dividen bagi banyak emiten di Bursa Efek Indonesia (BEI), dan sebagian besar di antaranya adalah saham-saham yang selama ini setia mengisi portofolio Lo Kheng Hong. Pertanyaan besar pun mengemuka: apa langkah selanjutnya bagi investor yang terkenal dengan kesederhanaan dan keteguhan prinsip ini setelah rekeningnya dipenuhi kucuran dividen jumbo?

Ditemui di sebuah sudut kafe yang tenang di Jakarta Selatan, Lo Kheng Hong tampak santai dengan kemeja kasualnya, jauh dari hiruk pikuk investor institusional. Senyum tipisnya mengembang saat disinggung soal hasil panen dividen. “Ya, cukuplah untuk tambah-tambah amunisi baru,” ujarnya singkat, merujuk pada dana miliaran rupiah yang baru saja ia terima dari sejumlah emiten seperti PT ABM Investama Tbk (ABMM), PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG), dan PT Bukit Asam Tbk (PTBA). Performa apik sektor komoditas di tahun sebelumnya memang menjadi berkah tersendiri bagi investor seperti Lo Kheng Hong yang telah lama ‘tidur’ di saham-saham tersebut.

Konsisten dengan Prinsip “Value Investing”

Bagi sebagian besar orang, dana sebanyak itu mungkin akan memicu keinginan untuk membeli properti mewah, kendaraan sport, atau berlibur keliling dunia. Namun, Lo Kheng Hong bukanlah investor biasa. Saat ditanya mengenai rencana alokasi dananya, jawabannya tegas dan tidak mengejutkan bagi mereka yang mengenalnya. “Tidak ada yang istimewa. Saya tidak punya rencana untuk foya-foya,” ujarnya, “Uang dividen ini ya akan saya putar lagi ke saham. Cari perusahaan bagus, harganya murah. Itu saja rumus saya dari dulu sampai sekarang.”

Prinsip “value investing” atau investasi nilai adalah napas utama dalam strategi Lo Kheng Hong. Ia selalu berpegang teguh pada ide bahwa keberhasilan investasi bukan tentang mengikuti tren atau memprediksi pergerakan harian pasar. Sebaliknya, ia fokus pada identifikasi perusahaan yang fundamentalnya kuat namun sahamnya diperdagangkan di bawah nilai intrinsiknya. “Banyak orang tergiur ikut-ikutan tren. Kalau saham A naik, ikut beli A. Kalau saham B turun, langsung panik jual. Itu salah besar. Investasi itu butuh kesabaran dan dan keyakinan pada fundamental,” jelasnya panjang lebar. Menurutnya, dividen yang melimpah ini adalah bukti nyata dari kesabaran dan kepercayaan dirinya pada potensi jangka panjang perusahaan-perusahaan yang ia pilih.

Abaikan Gemerlap Teknologi, Fokus pada Bursa Lokal

Dalam era di mana investasi pada saham-saham teknologi dan startup menjadi begitu populer dan menjanjikan keuntungan fantastis, Lo Kheng Hong tetap teguh pada pilihannya di pasar saham domestik. Ia tidak tertarik dengan gemerlap bursa luar negeri atau hiruk pikuk sektor teknologi yang bergejolak. “Saya lebih nyaman di sini, di Bursa Efek Indonesia. Saya kenal perusahaannya, saya bisa menganalisis laporan keuangannya dengan lebih baik,” ungkapnya.

Baginya, fokus pada pasar yang dikuasai adalah kunci. Ia percaya bahwa memahami lingkungan bisnis lokal, regulasi, dan budaya perusahaan adalah keunggulan kompetitif yang tidak bisa ia dapatkan di pasar asing. “Untuk apa lari jauh-jauh kalau di halaman rumah sendiri masih banyak berlian tersembunyi?” candanya, merujuk pada banyaknya perusahaan bagus di BEI yang mungkin masih undervalued.

Membidik Sektor Selanjutnya dengan Kesabaran Tingkat Tinggi

Meskipun enggan membocorkan secara spesifik saham atau sektor apa yang kini menjadi incarannya, Lo Kheng Hong memberikan sedikit gambaran mengenai kriteria pencariannya. “Saya akan terus mencari sektor-sektor yang potensial, yang sedang dalam fase diskon, tapi punya prospek cerah di masa depan. Tidak harus komoditas terus,” ujarnya sambil menyeruput kopinya. Ia menyiratkan bahwa sektor-sektor yang mungkin saat ini sedang tertekan sentimen negatif, namun memiliki fundamental yang kokoh dan potensi pertumbuhan jangka panjang, akan menjadi perhatian utamanya.

Baca Juga : Sri Mulyani Resmi Berlakukan Pajak Baru 0,5% untuk Online Shop Mulai Juli 2025

Salah satu ciri khas Lo Kheng Hong adalah kesabarannya yang luar biasa. Ia tidak pernah terburu-buru dalam mengambil keputusan investasi. Dana segar dari dividen ini tidak akan langsung ia tanamkan dalam waktu singkat. “Saya bisa menunggu berbulan-bulan, bahkan bertahun-tahun, sampai menemukan saham yang benar-benar memenuhi kriteria saya. Lebih baik sabar dan menunggu momen yang tepat, daripada tergesa-gesa dan salah langkah,” pungkasnya.

Filosofi investasi Lo Kheng Hong yang konsisten, berpegang teguh pada fundamental, dan tidak terpengaruh tren sesaat, telah membuktikan dirinya mampu meraup keuntungan besar dari pasar modal. Panen dividen Juli 2025 ini hanyalah babak baru dalam perjalanan panjang Lo Kheng Hong, sekali lagi menegaskan bahwa kesabaran, keyakinan pada nilai intrinsik, dan fokus pada bursa lokal adalah resep rahasia di balik kesuksesan “Warren Buffett-nya Indonesia” ini.

No More Posts Available.

No more pages to load.