, ,

Lonjakan Kasus HIV/AIDS: Mengerikan Kebijakan Trump

oleh -12 Dilihat
Kebijakan Trump Bisa Menyebabkan Lonjakan Peningkatan virus HIV/AIDS

Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) telah menyuarakan keprihatinan serius mengenai keputusan pemerintahan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump untuk menghentikan bantuan luar negeri, memperingatkan bahwa langkah ini berpotensi membalikkan “kemajuan puluhan tahun” dalam penanggulangan HIV/AIDS global.

Dalam laporan tahunan terbaru mengenai HIV/AIDS, yang dirilis pada Kamis (10/7/2025) dan dikutip oleh Al Jazeera serta Associated Press, PBB menyatakan bahwa penarikan mendadak dana dari Rencana Darurat Presiden AS untuk Penanggulangan AIDS (PEPFAR) selama enam bulan terakhir telah menimbulkan “guncangan sistemik”.

PEPFAR, yang diluncurkan pada tahun 2003 oleh Presiden George W. Bush, merupakan komitmen terbesar yang pernah dilakukan oleh negara mana pun yang difokuskan pada satu penyakit. UNAIDS, program gabungan PBB untuk HIV/AIDS, bahkan menyebut program ini sebagai “penyelamat” bagi negara-negara dengan tingkat infeksi yang tinggi.

Ancaman Ganda: Jutaan Infeksi dan Kematian Akibat Pemotongan Dana

Para pejabat PBB memperingatkan bahwa jika pendanaan yang hilang ini tidak segera diganti, dunia dapat menyaksikan penambahan enam juta infeksi dan memicu empat juta kematian terkait AIDS pada tahun 2029 mendatang.

Laporan AIDS Global 2025 tersebut menyoroti bahwa investasi yang dipimpin AS selama bertahun-tahun dalam program-program AIDS telah berhasil menurunkan jumlah kematian akibat penyakit tersebut ke level terendah dalam lebih dari tiga dekade terakhir. Dana ini juga telah menyediakan obat-obatan penyelamat hidup bagi sebagian besar masyarakat paling rentan di dunia.

“Program-program HIV di negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah telah terguncang oleh gangguan keuangan besar yang tiba-tiba mengancam akan membalikkan kemajuan yang telah dicapai selama bertahun-tahun dalam penanggulangan HIV,” demikian bunyi laporan tahunan UNAIDS.

Selain itu, laporan tersebut juga mencatat faktor-faktor lain yang memperburuk situasi: “Perang dan konflik, kesenjangan ekonomi yang semakin melebar, pergeseran geopolitik, dan guncangan perubahan iklim – yang belum pernah terjadi sebelumnya dalam penanggulangan HIV global – memicu ketidakstabilan dan membebani kerja sama multilateral.”

Baca juga : Trump Ancam BRICS: Tarif Impor Naik 10 Persen, Termasuk RI

Kemajuan Terancam Terkena HIV/AIDS, Bantuan Vital Terhenti

Meskipun orang-orang yang tertular HIV dan mereka yang meninggal akibat penyebab terkait AIDS berada pada tingkat terendah dalam “lebih dari 30 tahun” menurut laporan UNAIDS, penurunan ini pada akhir tahun 2024 “tidak cukup” untuk mengakhiri AIDS sebagai ancaman publik pada tahun 2030.

Situasi ini diperparah ketika dana sebesar US$4 miliar yang dijanjikan AS untuk respons global pada tahun 2025 lenyap begitu saja pada bulan Januari lalu. Hal ini terjadi setelah Presiden Trump memerintahkan penangguhan semua bantuan asing dan memutuskan untuk menutup USAID.

Pemotongan dana oleh Trump memiliki dampak yang sangat besar, mengingat Washington merupakan donatur bantuan kemanusiaan terbesar di dunia. “Penarikan mendadak kontributor tunggal terbesar bagi respons global ini mengganggu program pengobatan dan pencegahan di seluruh dunia,” ungkap laporan UNAIDS.

Laporan tersebut merinci konsekuensi dari hilangnya dana bantuan AS: “Mengganggu rantai pasokan, menyebabkan penutupan fasilitas kesehatan, membuat ribuan klinik kesehatan kehilangan staf, menghambat program pencegahan, mengganggu upaya tes HIV, dan memaksa banyak organisasi masyarakat untuk mengurangi atau menghentikan kegiatan terkait HIV.”

No More Posts Available.

No more pages to load.