Mahasiswa FATETA Protes Perubahan Status Fakultas di IPB

oleh
Mahasiswa FATETA Protes Perubahan Status Fakultas di IPB
Mahasiswa FATETA Protes Perubahan Status Fakultas di IPB

Bogor, 20 Juni 2025 – Gelombang protes mahasiswa FATETA kembali muncul setelah Institut Pertanian Bogor (IPB) mengumumkan perubahan status Fakultas Teknologi Pertanian (FATETA) menjadi Sekolah Teknik. Keputusan ini memicu kekhawatiran mendalam di kalangan mahasiswa FATETA, karena mereka menilai perubahan tersebut dapat merubah identitas dan arah keilmuan fakultas. Aksi protes besar-besaran pun terjadi di kampus Dramaga, sebagai bentuk tuntutan agar kebijakan ini segera ditinjau ulang.

Aksi Mahasiswa FATETA dan Dukungan Fakultas Lain

Mahasiswa FATETA memimpin unjuk rasa dengan dukungan mahasiswa dari fakultas lain. Mereka menegaskan bahwa penghilangan kata “Pertanian” dari nama fakultas bukan sekadar perubahan nomenklatur, melainkan pergeseran filosofi pendidikan. “Kami merasa ini dapat mengikis ciri khas IPB sebagai institusi yang berakar kuat pada sektor pertanian dan pangan nasional,” ujar Muhammad Farhan, koordinator aksi dari Himpunan Mahasiswa Teknologi Pangan.

Para mahasiswa menyuarakan keprihatinan mereka melalui orasi dan spanduk yang dibentangkan di berbagai titik kampus. Mereka menekankan pentingnya mempertahankan identitas fakultas sebagai pusat inovasi teknologi pertanian. Fokusnya mencakup bidang pascapanen, pengolahan pangan, hingga pengembangan mesin pertanian dan bioenergi.

Identitas Fakultas dan Kekhawatiran Kurikulum

Mahasiswa FATETA menyoroti ancaman perubahan kurikulum dan fokus riset di masa depan. Mereka menegaskan bahwa pergeseran menjadi Sekolah Teknik dapat mengarahkan program studi lebih menekankan prinsip-prinsip teknik umum, sehingga mengesampingkan kekhususan sektor pertanian.

“Mandat utama IPB adalah mendukung ketahanan pangan dan pembangunan pertanian berkelanjutan. Kami bukan hanya ingin menjadi insinyur, tetapi insinyur yang berdedikasi menyelesaikan masalah pertanian bangsa,” tegas Sri Lestari, mahasiswi Teknik Pertanian yang aktif dalam aksi.

“Para mahasiswa FATETA menambahkan bahwa mata kuliah dan riset seperti rekayasa sistem pertanian terintegrasi atau pengolahan limbah pertanian yang inovatif berpotensi tergeser oleh topik teknik sipil, mesin, atau elektro. Mereka menekankan bahwa perubahan ini berdampak tidak hanya pada kurikulum. Dampak lainnya adalah menurunnya daya saing lulusan di sektor pertanian dan pangan.

Kurangnya Partisipasi dan Dialog

Isu perubahan FATETA sudah menjadi perbincangan hangat di kalangan sivitas akademika IPB. Namun, mahasiswa FATETA menilai proses pengambilan keputusan kurang transparan. Mereka merasa tidak dilibatkan secara memadai dalam diskusi yang krusial bagi masa depan fakultas.

“Bahkan sebelum pengumuman resmi, kami hanya mendengar kabar burung. Kami berharap ada dialog terbuka yang melibatkan semua pihak, bukan keputusan sepihak,” ujar Budi Santoso, perwakilan senat mahasiswa.

Mahasiswa FATETA menekankan pentingnya forum diskusi yang melibatkan pimpinan universitas, dosen, dan mahasiswa. Mereka menegaskan bahwa partisipasi aktif mahasiswa dalam pengambilan keputusan akademik merupakan hak yang harus dihormati. Tanpa keterlibatan ini, mereka khawatir kebijakan universitas bisa mengabaikan aspirasi sivitas akademika.

Mahasiswa FATETA Menggalang Dukungan Luas

Aksi hari ini bukan langkah akhir bagi mahasiswa FATETA. Mereka telah menyatakan komitmen untuk memperluas skala protes jika pihak rektorat tidak merespons tuntutan mereka secara serius. Selain melibatkan mahasiswa, mereka berencana menggalang dukungan dari alumni, dosen, dan masyarakat yang peduli pada arah pendidikan pertanian di Indonesia.

Mahasiswa menekankan bahwa dukungan publik dan kolaborasi lintas generasi dapat memperkuat tekanan terhadap pimpinan universitas untuk mempertimbangkan kembali keputusan. Mereka berharap IPB tetap menjadi institusi yang fokus pada pertanian, bukan hanya universitas umum yang kehilangan spesialisasinya.

Dampak Strategis bagi IPB

Mahasiswa FATETA menegaskan bahwa perubahan status fakultas dapat menurunkan peran strategis IPB dalam mendukung ketahanan pangan nasional. Mereka percaya bahwa kekuatan IPB terletak pada kemampuan mengintegrasikan ilmu pengetahuan dan teknologi dengan kebutuhan spesifik sektor pertanian.

Jika FATETA berubah menjadi Sekolah Teknik, mahasiswa FATETA memperingatkan bahwa fakultas lain mungkin juga kehilangan fokus pertanian mereka. Akibatnya, IPB berpotensi berubah dari institut pertanian terkemuka menjadi universitas umum biasa, tanpa kekhususan yang membedakannya secara nasional maupun internasional.

Baca juga : Universitas Indonesia Masuk Peringkat 200 Dunia: Peluang dan Biaya Jalur Mandiri 2025

Harapan Mahasiswa FATETA

Mahasiswa FATETA berharap agar rektorat meninjau ulang keputusan perubahan status fakultas. Mereka ingin IPB tetap mempertahankan identitasnya sebagai kampus pertanian terdepan yang memajukan inovasi, riset, dan pendidikan di bidang pertanian dan pangan.

“Keputusan ini bukan hanya soal nama fakultas, tetapi soal masa depan pendidikan pertanian di Indonesia. Kami, mahasiswa FATETA, berkomitmen memastikan bahwa fakultas ini tetap menjadi pusat inovasi dan teknologi pertanian yang relevan untuk bangsa,” tegas Muhammad Farhan.

Selain itu, mahasiswa FATETA menekankan pentingnya keberlanjutan kurikulum yang fokus pada pertanian dan pangan. Mereka ingin IPB tetap mempersiapkan lulusan yang mampu menyelesaikan tantangan ketahanan pangan, bukan sekadar menjadi insinyur teknik umum.

Masa Depan Pendidikan Pertanian di IPB

Perkembangan selanjutnya akan menentukan arah pendidikan pertanian di tanah air. Mahasiswa FATETA terus memantau respons universitas dan berencana meningkatkan intensitas aksi jika universitas mengabaikan aspirasi mereka. Mereka menegaskan bahwa universitas harus mendengar suara mahasiswa FATETA, karena mahasiswa langsung merasakan dampak perubahan kebijakan.

Dengan semangat advokasi yang kuat, mahasiswa berharap universitas mengambil keputusan yang tidak hanya menguntungkan institusi secara administratif, tetapi juga mempertahankan integritas pendidikan pertanian yang menjadi ciri khas IPB.