NUSASUARA.COM-Berdasarkan komentar dari mantan pemain Manchester United, Nicky Butt, ada indikasi kuat bahwa manajer Ruben Amorim mungkin menyesali keputusannya melepas Marcus Rashford ke Barcelona. Komentar ini muncul setelah performa gemilang pemain itu di Barcelona. Hal ini kontras dengan kondisi Manchester United yang sedang kesulitan.
Momen Perpisahan yang Penuh Kontroversi Marcus Rashford
Kepindahan Marcus Rashford ke Barcelona pada musim panas lalu adalah salah satu transfer yang paling banyak di bicarakan. Rashford, yang merupakan produk akademi Manchester United, “sekolah” yang sama dengan Nicky Butt, mengalami masa sulit di bawah kepelatihan Ruben Amorim. Ia sering di cadangkan dan di anggap tidak konsisten. Akibatnya, Rashford sempat di pinjamkan ke Aston Villa. Akhirnya, ia memutuskan untuk mencari tantangan baru di Camp Nou, yang cocok untuk Marcus Rashford.
Nicky Butt sendiri pada awalnya setuju dengan keputusan tersebut. Ia menilai bahwa “kapalnya sudah berlayar,” artinya, tidak ada jalan kembali untuk Rashford di Old Trafford. Menurut Butt, bahkan pemain yang lebih besar dari Rashford pun pernah meninggalkan United. Ia juga mengakui bahwa ada momen di mana perilaku Rashford tidak benar. Di sisi lain, Butt memuji bakat alami pemain yang luar biasa, bakat yang sudah ia lihat sejak Rashford masih berusia tujuh tahun.
Kebangkitan Rashford di Barcelona
Namun, situasinya berbalik total begitu Rashford mengenakan seragam Barcelona. Ia menunjukkan performa yang mengesankan, bahkan mencetak dua gol penting dalam pertandingan perdananya di Liga Champions. Penampilan ini membuktikan bahwa Rashford masih memiliki kemampuan untuk bermain di level tertinggi. Ia menjadikan pemain yang di kenal sebagai Marcus Rashford sebagai pemain penting lagi. Kepercayaan diri yang hilang di Manchester United tampaknya kembali. Ini terjadi di bawah asuhan pelatih Barcelona, Hansi Flick.
Kini, Butt melihat situasi tersebut dengan perspektif yang berbeda. Ia berpendapat bahwa Ruben Amorim mungkin akan menyesali keputusannya. “Saya pikir saya akan berpikir ‘apa yang telah saya lakukan? Saya melepaskan pemain itu’,” kata Butt kepada BBC Sport. Hal ini mengacu pada situasi Marcus Rashford yang mungkin di alami Amorim saat ini. Butt menambahkan bahwa seorang pemain seperti Rashford butuh kasih sayang dan dukungan. Ketika ia mendapatkannya, ia bisa menunjukkan kemampuannya yang sebenarnya.
Kondisi Manchester United yang Memprihatinkan Tanpa Marcus Rashford
Sangat wajar jika penyesalan itu muncul, terutama jika melihat kondisi Manchester United saat ini. Tim yang di asuh Amorim sedang berjuang keras, mencatat awal musim terburuk dalam 33 tahun terakhir. Mereka kesulitan mencetak gol dan menunjukkan performa yang tidak konsisten. Tentu saja, kepergian Marcus Rashford di tambah dengan masalah transfer pemain lain seperti Benjamin Sesko, membuat lini serang United semakin tumpul.
Butt, yang juga mengkritik kebijakan transfer United, merasa bahwa klub seharusnya tidak mengulang kesalahan yang sama dengan mendatangkan pemain muda tanpa pengalaman di Liga Inggris, seperti Marcus Rashford dan Benjamin Sesko. Ia khawatir Sesko akan bernasib sama seperti Rasmus Hojlund, yang gagal bersinar dan akhirnya di pinjamkan. Butt lebih menyukai United mendatangkan striker berpengalaman seperti Ollie Watkins, yang sudah terbukti di Liga Inggris.
Baca Juga : Bukan Gol, tapi Sentuhan. Carragher Puji Habis Kualitas Isak di Liverpool
Analisis Nicky Butt: Kesalahan Manajerial atau Kebutuhan Pemain?
Pernyataan Nicky Butt menyoroti beberapa poin penting:
- Hubungan Pemain dan Pelatih: Butt menekankan bahwa hubungan yang baik antara pemain dan pelatih sangat krusial. Rashford, menurutnya, membutuhkan “sentuhan kasih sayang” yang mungkin tidak ia dapatkan di United, tetapi ia temukan di Barcelona.
- Keputusan Taktis: Apakah keputusan Amorim untuk melepas Rashford murni karena masalah taktis atau ada faktor lain? Nicky Butt percaya bahwa terlepas dari perilaku Rashford, bakatnya tidak perlu di pertanyakan. Ini menunjukkan bahwa masalahnya mungkin lebih pada bagaimana Amorim mengelola pemain-pemainnya.
- Kebijakan Transfer United: Butt juga mengkritik arah kebijakan transfer United yang di nilainya terlalu berisiko, terutama dengan mendatangkan pemain muda dengan harga mahal tanpa adanya pemain senior yang bisa menjadi mentor.
Penyesalan Amorim, jika memang ada, adalah hal yang manusiawi. Melepas seorang pemain berbakat seperti Rashford, yang kemudian bersinar di klub lain, tentu akan membuat pelatih mana pun berpikir dua kali. Namun, di sisi lain, keputusan itu juga bisa menjadi berkah tersembunyi. Marcus Rashford menemukan kembali performa terbaiknya, dan United, meski kesulitan, mungkin akan belajar banyak dari kesalahan mereka di bursa transfer.
Bagaimana pun, saga transfer ini menunjukkan betapa kompleksnya dinamika di balik layar sepak bola, di mana keputusan strategis, hubungan personal, dan performa pemain saling terkait satu sama lain.







