Setahun setelah resmi meluncur dan menggemparkan pasar otomotif Indonesia, Wuling Air EV kini telah menjadi bagian tak terpisahkan dari mobilitas harian ribuan penggunanya. Banyak dari mereka yang telah memiliki kendaraan ini selama setahun penuh. Mereka sekarang dapat berbagi cerita. Cerita-cerita ini tentang bagaimana kendaraan ini mengubah cara mereka bepergian. Terutama, cerita tentang penghematan biaya operasional yang signifikan dan fungsionalitasnya untuk kehidupan perkotaan yang dinamis.
Efisiensi Energi: Hemat Jutaan Rupiah dalam Setahun
Salah satu magnet utama Wuling Air EV adalah efisiensi energi yang ditawarkannya. Bapak Budi Santoso (45), seorang konsultan IT di Tangerang Selatan, adalah contoh nyata penghematan yang ia rasakan. “Dulu, untuk pulang-pergi kantor di Jakarta Pusat, saya bisa habiskan sekitar Rp 1,8 juta sampai Rp 2,5 juta per bulan untuk bensin,” ungkap Budi sambil menunjukkan catatan pengeluarannya. “Sekarang, dengan Wuling Air EV, biaya listriknya paling hanya Rp 250 ribu sampai Rp 350 ribu sebulan. Itu pun sudah termasuk mengecas di rumah dengan tarif non-puncak PLN.”
Perhitungan Budi ini cukup valid. Dengan konsumsi daya sekitar 11 kWh/100 km (untuk varian Long Range) dan tarif listrik rumah tangga sekitar Rp 1.444,7/kWh (nonsubsidi), biaya per kilometer Air EV hanya sekitar Rp 159. Bandingkan ini dengan mobil LCGC 1.2L yang menghabiskan sekitar Rp 800-Rp 1.000 per kilometer. Dalam setahun, Budi bisa menghemat belasan juta rupiah. Ini adalah angka yang tidak bisa dianggap remeh di tengah biaya hidup yang terus meningkat.
Senada dengan Budi, Ibu Dina Permata (32) juga mengungkapkan kepuasannya. Ia adalah seorang pengusaha UMKM di Bandung. Ia sering bepergian antar area untuk mendistribusikan produknya. “Saya sering keliling kota, dan sering macet. Kalau pakai mobil bensin, dompet rasanya cepat menipis. Air EV ini seperti penyelamat. Saya jarang sekali perlu mengecas di luar, karena mengecas di rumah sudah cukup untuk aktivitas harian,” ujarnya. Ini menekankan kemudahan pengisian daya di rumah.
Fungsionalitas Optimal untuk Mobilitas Perkotaan
Selain irit, Wuling Air EV juga memenangkan hati penggunanya berkat dimensinya yang kompak. Mobil ini memiliki kemampuan manuver yang gesit. Dengan panjang hanya sekitar 2,9 meter, lebar 1,5 meter, dan tinggi 1,6 meter, mobil ini sangat ideal untuk menghadapi padatnya lalu lintas dan terbatasnya ruang parkir di kota-kota besar.
“Mencari parkir di pusat perbelanjaan atau area kantor itu kadang lebih sulit daripada ujian skripsi,” canda Budi. “Tapi dengan Wuling Air EV, saya sering dapat slot parkir yang ‘tidak terduga,’ yang tidak muat untuk mobil biasa. Putar balik di jalan sempit juga bukan masalah. Ini sangat membantu saya menghemat waktu dan mengurangi stres di jalan.”
Kabin Air EV, meski terlihat mungil dari luar, mengejutkan banyak orang. Ruangannya ternyata cukup mengakomodasi empat penumpang dewasa. “Awalnya saya kira bakal sempit banget, tapi untuk antar jemput anak-anak ke sekolah atau belanja bulanan, ini lebih dari cukup,” kata Dina. “Anak saya yang remaja (usia 15 tahun) masih bisa duduk nyaman di belakang untuk perjalanan singkat.”
Fitur-fitur modern juga menjadi nilai tambah. Contohnya, layar sentuh infotainment 10,25 inci (untuk varian Long Range), konektivitas smartphone, dan Voice Command Wuling Indonesia (WIND). Fitur-fitur ini meningkatkan kenyamanan berkendara. “Fitur WIND itu membantu banget kalau lagi menyetir. Saya tidak perlu repot menekan-nekan tombol,” tambah Budi.
Tantangan Wuling Air EV dan Harapan ke Depan
Tentu, tidak ada gading yang tak retak. Jarak tempuh Wuling Air EV berkisar antara 200 km (Standard Range) hingga 300 km (Long Range). Jarak ini membatasi penggunaannya untuk perjalanan antar kota yang sangat jauh tanpa perencanaan pengisian daya yang matang. “Saya memakai Wuling Air EV ini murni untuk dalam kota. Kalau untuk mudik atau perjalanan luar kota, saya tetap memakai mobil bensin yang satunya,” jelas Budi. Ini menunjukkan bahwa Wuling Air EV berperan sebagai kendaraan kedua yang sangat efisien.
Selain itu, edukasi publik mengenai infrastruktur pengisian daya dan pemahaman tentang karakteristik mobil listrik masih menjadi pekerjaan rumah. Namun, Wuling terus berupaya meningkatkan kepercayaan konsumen. Mereka melakukannya melalui perluasan jaringan dealer dan layanan purnajual. “Sejauh ini, servis rutin di bengkel resmi Wuling cukup responsif. Ketersediaan suku cadang juga tidak ada masalah,” tutup Dina.
Pengalaman setahun para pengguna Wuling Air EV ini menegaskan mobil listrik tidak lagi menjadi kemewahan. Itu adalah pilihan yang rasional dan cerdas untuk mobilitas perkotaan. Dengan kombinasi biaya operasional yang sangat rendah dan fungsionalitas yang prima, Air EV telah membuktikan diri sebagai pionir yang sukses. Ia mengantarkan era elektrifikasi ke segmen pasar yang lebih luas di Indonesia. Ke depan, menarik untuk melihat inovasi dan pengembangan lebih lanjut dari Wuling. Mereka mendukung ekosistem kendaraan listrik di Tanah Air.







