NusaSuara — Publik kerap mengenal Pansy Ho sebagai putri dan pewaris mendiang Stanley Ho, Raja Judi Hong Kong. Namun, sedikit yang menyadari bagaimana ia membangun reputasi dan kesuksesannya melalui kerja keras, strategi matang, dan ambisi besar.
Bernama lengkap Pansy Catalina Chiu King Ho, ia lahir pada 26 Agustus 1962 sebagai anak pertama Stanley Ho dari pernikahan dengan istri keduanya, Lucina Laam King-ying. Meski berasal dari keluarga konglomerat, masa mudanya tidak langsung di arahkan masuk ke dunia bisnis.
Mengeksplorasi Dunia Hiburan
Pada usia belia, Pansy memilih dunia sosialita dan hiburan. Tahun 1981, pertemuannya dengan penyanyi Danny Chan Pak-keung di Lan Kwai Fong membuka pintu menuju industri hiburan. Saat itu ia masih 19 tahun dan mendapat kesempatan tampil sebagai kameo di drama TVB Breakthrough, yang di bintangi Danny Chan sebagai pemeran utama.
Meski sempat menjajal dunia seni peran, Pansy akhirnya kembali ke jalur akademis dan meraih gelar sarjana pemasaran serta bisnis dari Santa Clara University, California. Pendidikan tersebut kelak menjadi fondasi penting dalam perjalanan bisnisnya.
Langkah Awal di Dunia Bisnis
Usai menyelesaikan studi, Pansy mendirikan Occasions pada 1987. Media seperti South China Morning Post menyebut Occasions sebagai salah satu perusahaan kehumasan paling sukses di Hong Kong.
Di awal 1990-an, ia memasuki kehidupan rumah tangga. Meski publik sempat berspekulasi mengenai kedekatannya dengan Danny Chan, Pansy memilih menikah dengan Julian Hui pada 1991. Hui adalah cucu Raja Kapal Hong Kong, Hui Oi-chow. Pernikahan mewah mereka menghabiskan sekitar HK$20 juta dengan perayaan selama tiga hari, namun hubungan itu berakhir pada 2000.
Membangun Karier sebagai Taipan
Karier bisnis Pansy memasuki babak baru pada 1995 saat ia di percaya ayahnya menjadi Direktur Eksekutif Shun Tak Holdings, perusahaan transportasi laut yang mengoperasikan kapal ferry rute Hong Kong, Macau, Shenzhen, dan Zhuhai.
Di bawah kepemimpinannya, Shun Tak berkembang pesat dan melebarkan bisnis ke sektor properti, hospitality, dan investasi. Pada 1999, ia di angkat sebagai Direktur Pelaksana, bertepatan dengan kembalinya Macau ke China setelah 442 tahun berada di bawah Portugal.
Kesuksesan mengelola Shun Tak membuatnya di percaya menduduki posisi penting di berbagai perusahaan seperti Renita Investments Limited, Oakmount Holdings Limited, Beeston Profits Limited, Air Macau Company Limited, dan Macau International Airport Company Limited.
Masuk ke Industri Kasino
Jejak bisnis keluarga tak bisa di pisahkan dari industri kasino. Pada 2005, Pansy Ho resmi masuk ke bisnis kasino melalui MGM. Ia mengambil posisi sebagai Direktur Pengarah MGM Grand Paradise Limited. Di bawah arahannya, MGM China membentuk usaha patungan dengan MGM Resorts yang di miliki miliarder Kirk Kerkorian. Langkah ini sukses, ditandai dengan IPO MGM China di Bursa Efek Hong Kong pada 2011 yang meraup US$1,5 miliar.
Baca Juga: Sri Susuhunan Pakubuwono XIII dan Pemakaman Di Imogiri
Pertarungan Memperebutkan Warisan Dinasti Kasino
Dinasti kasino keluarga Ho di bangun melalui Sociedade de Turismo e Diversões de Macau (STDM), perusahaan yang selama bertahun-tahun memonopoli lisensi judi di Macau. Dominasi itu baru tergoyahkan pada 2022 ketika pemerintah Macau mengeluarkan lisensi untuk perusahaan lain. Meski demikian, STDM masih menguasai 22 dari 41 kasino di Macau.
Memasuki masa senjanya, Stanley Ho menghadapi perebutan kendali STDM. Strait Times menyebut ada empat kubu pewaris:
-
Kubu Pansy Ho, yang menjadi yang terkuat berkat dukungan Henry Fok Foundation dan memiliki 53% saham STDM pada 2019.
-
Kubu Angela Leong, Co-Chairman SJM sekaligus anggota Dewan Legislatif Macau.
-
Kubu Lawrence Ho, pebisnis kasino yang mengembangkan kerajaan bisnisnya sendiri.
-
Kubu Daisy Ho, yang juga aktif dalam sejumlah bisnis keluarga.
Stanley Ho wafat pada 26 Mei 2020, meninggalkan dinasti kasino yang menjadi ikon Macau. Sejak itu, Pansy Ho tampil sebagai pemegang saham terbesar STDM dan pada 2023 resmi menjabat Chairperson MGM China Holdings Limited.
Kekayaan dan Pengaruh Global
Menurut Forbes, kekayaan Pansy Ho mencapai US$4,6 miliar, atau sekitar Rp76,8 triliun (kurs Rp16.712 per dolar AS). Ia menduduki posisi orang terkaya ke-879 di dunia dan ke-22 di Hong Kong.
Di balik warisan keluarganya, perjalanan Pansy Ho mencerminkan tekad kuat seorang perempuan yang tidak hanya mewarisi kejayaan, tetapi juga membangun legitimasi sebagai taipan kasino Asia yang disegani.
