Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel) baru saja mengukir sejarah dengan memecahkan rekor dunia Guinness World Records. Sumatera Selatan berhasil mencatatkan rekor tersebut dengan menyelenggarakan pelatihan kecerdasan buatan (AI) yang diikuti oleh 25.000 guru. Acara ini merupakan inisiatif besar Gubernur Sumsel Herman Deru. Ia menamai acara ini ‘Webinar Internasional untuk 25.000 Guru serta Pemecahan Rekor Dunia Guinness World Record’. Ia menyelenggarakan kegiatan ini secara hybrid, menggabungkan partisipasi tatap muka dan daring, untuk menjangkau para pendidik di seluruh penjuru provinsi.
Gubernur Herman Deru menyatakan bahwa tujuan utama dari pelatihan ini adalah untuk membekali para guru dengan pengetahuan dasar tentang AI. Ia menekankan pentingnya para pendidik untuk tidak tertinggal dari para muridnya dalam hal penguasaan teknologi. “Guru harus lebih maju dari muridnya. Jangan sampai murid yang lebih menguasai teknologi daripada gurunya,” tegas Herman Deru dalam sambutannya. Ia berharap, guru tidak hanya menjadi pengguna pasif teknologi, melainkan juga menjadi pengendali dan pencipta inovasi di bidang pendidikan. Dengan demikian, guru dapat mengintegrasikan AI ke dalam kurikulum dan proses pembelajaran, menciptakan metode pengajaran yang lebih efektif dan relevan dengan tuntutan zaman.
Pelatihan yang memecahkan rekor ini tidak hanya berfokus pada teori, tetapi juga pada aplikasi praktis. Pelatihan ini mengajarkan para guru cara membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) berbasis AI dan memahami etika digital dalam penggunaannya. Selain itu, pelatihan ini membekali mereka dengan keterampilan menggunakan aplikasi AI untuk mempermudah pekerjaan administratif dan penilaian, yang sering kali menyita banyak waktu.
Peningkatan Kompetensi dan Visi Pendidikan Masa Depan
Acara ini terselenggara dalam tiga sesi utama. Sesi pertama mencakup pemahaman dasar mengenai AI. Sesi kedua membahas penggunaan aplikasi AI untuk kebutuhan administrasi dan penilaian. Terakhir, sesi ketiga berfokus pada integrasi AI dalam perangkat ajar dengan tetap memperhatikan etika digital. Keberhasilan acara ini tidak lepas dari dukungan penuh Gubernur Sumsel. Dua inisiator acara, James Gwee dan Johannes Agus Taruna, menyampaikan apresiasi atas komitmen Pemerintah Provinsi Sumsel dalam memajukan pendidikan.
Johannes Agus Taruna menyebut kegiatan ini sebagai ‘warisan besar’ bagi dunia pendidikan Indonesia. Ia optimis bahwa 25.000 guru yang telah dilatih ini akan menjadi pionir, dan mereka dapat menularkan ilmu serta keterampilan yang didapatkan kepada rekan-rekan sejawatnya. “Ini adalah awal dari sebuah perubahan besar. Kami berharap para guru ini dapat menciptakan ekosistem pendidikan berbasis AI yang akan mendorong lahirnya generasi emas Indonesia,” ujar Johannes. Visi ini sejalan dengan upaya pemerintah untuk memastikan bahwa pendidikan di Indonesia dapat bersaing di kancah global.
Simbol Komitmen dan Harapan Baru
Pengakuan dari Guinness World Records menjadi simbol konkret dari komitmen Sumatera Selatan untuk menjadi pemimpin dalam inovasi pendidikan. Lembaga rekor dunia itu menyerahkan sertifikat resmi kepada perwakilan Pemerintah Provinsi Sumsel. Penyerahan ini menandai pencapaian yang membanggakan. Rekor ini tidak hanya sekadar angka, tetapi juga sebuah pesan kuat bahwa provinsi dan pemerintah daerah memiliki peran vital dalam mendorong kemajuan pendidikan, terutama di era revolusi industri 4.0.
Pelatihan ini juga menjadi pengingat bahwa transformasi pendidikan membutuhkan kolaborasi dari berbagai pihak. Inisiatif dari pihak swasta, dukungan penuh dari pemerintah, dan semangat belajar dari para guru adalah elemen-elemen kunci yang harus bersinergi. Dengan berinvestasi pada sumber daya manusia, terutama guru, pemerintah berharap kualitas pendidikan di Sumsel meningkat secara signifikan, yang pada akhirnya akan berdampak positif pada pembangunan daerah.
Baca Juga : Tunjangan Guru Non-ASN Naik, Simak Ragam Insentif Lain di Tahun 2025
Pada akhirnya, keberhasilan Sumsel dalam memecahkan rekor dunia ini menjadi inspirasi bagi provinsi lain di Indonesia. Ini menunjukkan bahwa visi yang jelas dan eksekusi yang tepat bisa mencapai hal-hal luar biasa. Kami berharap, 25.000 guru yang sudah dilatih akan menjadi agen perubahan, membawa semangat inovasi dan teknologi ke ruang-ruang kelas, dan mempersiapkan siswa Indonesia untuk menghadapi tantangan masa depan.
