,

Pembantaian Yahukimo: 15 Pekerja Tambang Tewas Ditembak

oleh -12 Dilihat
Evakuasi korban pembantaian yahukimo yang dibunuh KKB di Kabupaten Yahukimo
Sejumlah Aparat mengevakuasi korban Pembantaian Yahukimo yang dibunuh oleh kelompok kriminal bersenjata atau KKB di Kabupaten Yahukimo, Papua Pegunungan, Jumat (11/4/2025).

Yahukimo, Papua Pegunungan — Sebanyak 15 pekerja tambang rakyat tewas dalam Pembantaian Yahukimo oleh Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di Kampung Kawe, Distrik Yahukimo, Papua Pegunungan, pada 16 Juli 2025. KKB diduga berada di balik serangan brutal ini. Aparat TNI-Polri masih melakukan penyisiran dan evakuasi korban dari lokasi terpencil.

Kronologi Kejadian

Insiden tragis Pembantaian Yahukimo ini terjadi pada Selasa pagi, sekitar pukul 08.00 WIT. Sejumlah pekerja tambang rakyat tengah melakukan aktivitas penambangan emas di daerah Kampung Kawe, ketika kelompok bersenjata datang menyerbu dengan tembakan membabi buta. Tak ada peringatan, para pelaku langsung menembaki para pekerja dari jarak dekat.

Menurut keterangan dari Kabid Humas Polda Papua, Kombes Ignatius Benny Ady Prabowo, serangan berlangsung cepat dan membuat para pekerja tak sempat menyelamatkan diri. Beberapa korban sempat bersembunyi di gubuk-gubuk darurat, namun tetap ditemukan dan ditembak mati.

“Sebanyak 15 jenazah ditemukan dalam kondisi mengenaskan. Saat ini kami masih menyisir area untuk memastikan tidak ada korban tambahan,” ungkap Kombes Benny.

Identitas Korban dan Lokasi Pembantaian Yahukimo

Para korban pembantaian yahukimo diketahui merupakan pekerja tambang rakyat yang berasal dari berbagai daerah, termasuk Papua, Sulawesi Selatan, dan Nusa Tenggara Timur. Umumnya mereka merupakan pekerja informal yang datang untuk mencari peruntungan di wilayah tambang emas ilegal yang banyak tersebar di pegunungan Yahukimo.

Lokasi kejadian berada di kawasan yang sulit dijangkau, sekitar 8 jam perjalanan darat dan hutan dari pusat distrik. Hal ini menyulitkan proses evakuasi dan pengamanan area. Saat ini jenazah korban sedang dalam proses evakuasi ke RSUD Dekai menggunakan helikopter milik TNI.

Upaya Pemerintah dan Aparat Keamanan

Menanggapi kejadian ini, Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto telah memerintahkan pengerahan pasukan tambahan untuk melakukan penyisiran dan pengamanan area. Operasi gabungan TNI-Polri kini fokus untuk memburu pelaku yang diduga merupakan anggota KKB wilayah Yahukimo.

Sementara itu, Kapolda Papua Irjen Mathius Fakhiri menyampaikan bahwa prioritas utama saat ini adalah menyelamatkan pekerja yang masih hidup dan mengamankan area tambang. Pemerintah pusat juga telah mengirim tim investigasi khusus ke Papua untuk menyelidiki latar belakang dan dalang serangan pembantaian yahukimo.

Presiden Joko Widodo turut menyampaikan keprihatinan mendalam. “Kejadian seperti ini tidak bisa terus dibiarkan. Negara tidak boleh kalah dari kelompok bersenjata. Saya minta agar penegakan hukum dilakukan secara tegas dan terukur,” ujar Jokowi dalam konferensi pers di Jakarta.

Klaim dan Motif KKB

Tak lama setelah insiden terjadi, sebuah akun media sosial yang mengatasnamakan Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat (TPNPB) mengklaim bertanggung jawab atas serangan tersebut. Dalam pernyataan yang dipublikasikan, mereka menyebut pembantaian yahukimo ini sebagai bentuk peringatan terhadap aktivitas penambangan ilegal di tanah Papua.

Juru bicara kelompok tersebut menyatakan bahwa tambang-tambang emas di Yahukimo merupakan bagian dari “perampokan kekayaan alam Papua” dan tidak mendapatkan izin dari masyarakat adat. Oleh karena itu, mereka menyatakan para pekerja sebagai “target sah” dalam perang mereka melawan pemerintah Indonesia.

Namun, klaim tersebut dibantah keras oleh pemerintah. Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan (Menkopolhukam), Hadi Tjahjanto, menyebut tindakan tersebut sebagai pembunuhan keji terhadap warga sipil yang tak bersenjata dan tidak bisa dibenarkan dalam bentuk apapun.

Baca juga : Di Balik Penugasan Gibran Rakabuming untuk Menangani Papua

Dampak Sosial dan Keamanan

Pasca insiden pembantaian yahukimo, 125 pekerja tambang migran mengungsi ke wilayah aman seperti Kabupaten Asmat dan Dekai. Jenazah korban dikuburkan di Dekai sebagai upaya menghindari risiko kesehatan sejak belum sempat direpatriasi ke keluarga masing-masing.

Pemerintah membuka pintu dialog dengan tokoh masyarakat Papua sebagai bagian dari pendekatan non-militer terhadap konflik berkepanjangan di wilayah tersebut. Namun, upaya dialog ini belum menghasilkan penyelesaian permanen .

Polisi juga mengumumkan bahwa mereka akan memeriksa pengelola dan pihak yang memasok pekerja ke tambang ilegal serta berniat menutup lokasi tambang tersebut karena terbukti menjadi sumber konflik berkepanjangan

Penutup

Tragedi Pembantaian Yahukimo menjadi pengingat bahwa konflik bersenjata di Papua belum juga usai, meski berbagai upaya pendekatan keamanan dan kesejahteraan telah dilakukan. Aparat keamanan dan pemerintah kini dituntut untuk mengusut tuntas pelaku, serta memperkuat kehadiran negara di wilayah-wilayah rawan seperti Yahukimo agar kejadian serupa tidak terulang kembali.