Perang Thailand Kamboja Memanas, Tewaskan 12 Warga Sipil

oleh
Perang Thailand Kamboja Memanas, Tewaskan 12 Warga Sipil
Perang Thailand Kamboja Memanas, 6 warga sipil tewas akibat serangan roket di sebuah SPBU di Provinsi Sisaket, salah satunya adalah anak laki-laki berusia 8 tahun.

Perang Thailand Kamboja kembali pecah menjadi konflik bersenjata terbuka di sepanjang perbatasan kedua negara. Insiden pada 24 Juli 2025 memicu baku tembak dan serangan artileri yang menewaskan sedikitnya 12 warga Thailand dan melukai lebih dari 30 orang lainnya. Pertikaian terbaru ini menjadi salah satu pertempuran paling mematikan sejak konflik serupa pada dekade lalu.

Lokasi Konflik dan Jumlah Korban Perang Thailand Kamboja

Ledakan dan tembakan meriam menghantam beberapa titik di wilayah perbatasan Thailand yang berbatasan langsung dengan Provinsi Oddar Meanchey, Kamboja.

  • Provinsi Sisaket mencatat enam warga sipil tewas akibat serangan roket yang menghantam SPBU. Korban termasuk seorang anak laki-laki berusia delapan tahun.

  • Distrik Buachet, Provinsi Surin, melaporkan tiga korban tewas setelah mortir menghancurkan rumah penduduk.

  • Provinsi Ubon Ratchathani kehilangan tiga warga sipil akibat serpihan ledakan artileri berat yang menghantam permukiman desa kecil.

Lebih dari 30 warga sipil mengalami luka bakar, cedera pecahan peluru, dan trauma ledakan. Pemerintah Thailand mengirim tim medis, relawan, dan aparat keamanan untuk membantu evakuasi dan perawatan darurat.

Kronologi Menurut Thailand

Militer Thailand menegaskan bahwa Kamboja memicu Perang Thailand Kamboja dengan melanggar kedaulatan. Menurut Angkatan Bersenjata Kerajaan Thailand (RTA), insiden bermula pada pukul 08.20 pagi waktu setempat ketika drone pengintai Kamboja melintasi perbatasan Thailand.

Pasukan infanteri Kamboja kemudian mendekati pos militer Thailand di wilayah Surin. Setelah pasukan Kamboja mengabaikan peringatan, mereka melepaskan tembakan yang memaksa tentara Thailand membalas. Thailand segera mengerahkan jet tempur F-16 untuk menyerang titik artileri Kamboja dan menahan pergerakan lawan.

Jenderal Surayut Pathumwan menyatakan, “Ini adalah pelanggaran kedaulatan kami yang tidak bisa ditoleransi. Thailand bertindak semata-mata untuk mempertahankan wilayah negara.”

Kronologi Menurut Kamboja

Kamboja membantah tuduhan tersebut selain itu menuding Thailand sebagai pemicu konflik. Lebih lanjut, Angkatan Bersenjata Kerajaan Kamboja mengklaim bahwa pasukan Thailand memasang kawat berduri dan sensor gerak di sekitar Kuil Prasat Ta Muen Thom, area sejarah yang menjadi titik sengketa lama.

Kamboja menuduh Thailand memperluas zona militer secara sepihak. Saat tentara Kamboja mendekat untuk memprotes, tentara Thailand menyambut mereka dengan tembakan peringatan. Baku tembak pun tidak terhindarkan.

Perdana Menteri Kamboja mengecam serangan udara Thailand dan menyebutnya sebagai “tindakan perang yang tidak proporsional”. Menurut Kamboja, pasukan mereka hanya mengambil langkah bela diri ketika diprovokasi.

Kesaksian Warga Perbatasan

Penduduk di sekitar perbatasan menggambarkan suasana mencekam. Somchai (45), warga desa di Provinsi Sisaket, mengungkapkan bahwa dentuman ledakan terdengar hingga empat kilometer dari lokasi bentrokan. “Kami bersiap ke ladang, lalu terdengar ledakan keras. Listrik padam dan kaca rumah bergetar. Anak-anak menangis, semua orang berlarian ke tempat perlindungan bawah tanah,” ujarnya.

Warga lain, Mai (38), mengatakan bahwa helikopter dan drone melintas rendah selama dua hari sebelum bentrokan. “Kami curiga akan ada masalah, tapi tidak menyangka konflik sebesar ini,” katanya.

Pemerintah Thailand segera mengevakuasi desa-desa di tiga provinsi terdekat — Surin, Sisaket, dan Ubon Ratchathani — dan menetapkan status darurat terbatas. Ribuan warga kini tinggal di tenda-tenda pengungsian yang disiapkan di lokasi aman.

Baca juga : Thailand Mobilisasi Tank ke Perbatasan Kamboja, Siap Hadapi Konflik Pasca Insiden Tembak-Menembak

Dampak Perang Thailand Kamboja Terhadap Diplomatik dan Internasional

Perang Thailand Kamboja menimbulkan dampak politik yang luas. Thailand menarik duta besarnya dari Phnom Penh dan menutup seluruh akses perbatasan darat dengan Kamboja. Sebaliknya, Kamboja menuduh Thailand melanggar perjanjian bilateral yang kedua negara sepakati pada 2021.

ASEAN mengeluarkan pernyataan mendesak kedua negara melakukan gencatan senjata. Indonesia, Vietnam, dan Singapura menyatakan kesiapan memediasi konflik. PBB juga memantau perkembangan dengan cermat, meski belum mengambil langkah langsung.

Konflik ini menegaskan rapuhnya stabilitas kawasan jika sengketa wilayah tidak diselesaikan secara damai. Rakyat sipil kembali menjadi korban ketika kepentingan politik, sejarah, dan militer saling bertabrakan.

Kesimpulan

Perang Thailand Kamboja menunjukkan betapa berbahayanya eskalasi militer di kawasan perbatasan yang sensitif. Kedua negara saling tuduh sebagai pihak pemicu, sementara korban sipil terus bertambah. Dialog diplomatik menjadi satu-satunya jalan untuk mencegah konflik berkembang lebih luas.

Stabilitas kawasan akan terus terancam jika penyelesaian damai tidak segera dicapai. Dunia internasional mendesak kedua negara menahan diri, menghentikan baku tembak, dan kembali duduk bersama di meja perundingan.

No More Posts Available.

No more pages to load.