PT Pertamina (Persero) Tbk kembali menegaskan komitmennya dalam menghadirkan bahan bakar yang lebih ramah lingkungan tanpa mengorbankan keamanan komponen kendaraan. Setelah resmi meluncurkan produk bensin yang mengandung bioetanol (campuran etanol 5% atau E5) bernama Pertamax Green 95. Kekhawatiran masyarakat mengenai potensi korosi pada mesin dan saluran bahan bakar pun muncul.
Menjawab isu tersebut, Direktur Utama PT Pertamina Patra Niaga, Rifqi Sulaiman. Mengklaim bahwa Pertamina telah memperkuat produk bioetanol dengan aditif anti-korosi khusus. Aditif ini berfungsi sebagai pelindung, memastikan bahwa komponen logam pada mesin, terutama yang bersentuhan langsung dengan bahan bakar, tetap aman dari risiko karat.
Menepis Kekhawatiran Korosi
Meskipun penggunaan campuran etanol pada bensin meningkatkan nilai oktan dan performa pembakaran, para ahli sering mengaitkannya dengan risiko korosi. Etanol memiliki sifat yang dapat menarik uap air (higroskopis). Ketika air masuk ke dalam tangki, air dan etanol dapat memicu pemisahan fase dan mengendap di dasar tangki. Yang merupakan musuh utama komponen logam, memicu karat, khususnya pada tangki dan saluran bahan bakar.
Rifqi Sulaiman menjelaskan, Pertamina telah mengantisipasi risiko ini melalui formulasi produk yang cermat. “Kami memahami kekhawatiran itu. Kami sudah menambahkan aditif anti-korosi pada produk bioetanol kami. Aditif ini bukan sekadar pelengkap, tetapi merupakan bagian esensial dari formula kami untuk melindungi seluruh sistem bahan bakar,” tegas Rifqi.
Ia menambahkan, aditif anti-korosi tersebut bekerja dengan cara melapisi komponen logam, mencegah kontak langsung antara logam dengan campuran etanol-air yang berpotensi menyebabkan karat. Jaminan ini sangat penting mengingat pemerintah sedang mendorong implementasi bahan bakar bioetanol secara nasional sebagai upaya transisi energi.
Keuntungan Ganda: Performa dan Lingkungan
Selain perlindungan anti-korosi, Rifqi juga menyoroti dampak positif etanol terhadap performa mesin. Etanol mengandung kadar oksigen yang lebih tinggi daripada bensin murni, membuat proses pembakaran menjadi lebih sempurna.
“Kandungan oksigen yang tinggi pada etanol membuat pembakaran menjadi sempurna. Ini secara langsung menurunkan kadar karbon monoksida (CO) dan hidrokarbon yang tidak terbakar, yang berarti emisi yang menghasilkan jauh lebih ramah lingkungan,” jelasnya. Dengan kata lain, konsumen mendapatkan keuntungan ganda: bensin dengan nilai oktan tinggi (RON 95) yang baik untuk performa, sekaligus BBM yang berkontribusi pada penurunan polusi udara.
Produk Pertamax Green 95, yang merupakan campuran 95% bensin dan 5% etanol, saat ini menjadi ujung tombak Pertamina dalam program bioetanol. Pertamina memosisikan produk ini sebagai alternatif premium yang ramah lingkungan bagi kendaraan bermesin kompresi tinggi.
Edukasi dan Kesiapan Infrastruktur
Meskipun Pertamina telah memastikan keamanan produk dari sisi formulasi, Pertamina Patra Niaga berkomitmen untuk terus memberikan edukasi kepada masyarakat mengenai penggunaan bioetanol. Edukasi ini mencakup cara kerja bioetanol, manfaat lingkungan dan performa, serta langkah-langkah perawatan yang mungkin harus perlu lakukan, terutama bagi pemilik kendaraan yang usianya sudah relatif tua.
Kewajiban pencampuran BBM dengan bioetanol (E5) ditargetkan berlaku secara nasional pada tahun depan. Oleh karena itu, persiapan infrastruktur, rantai pasok, dan terutama formulasi produk yang aman seperti penambahan aditif anti-korosi, menjadi prioritas utama Pertamina untuk memastikan transisi energi ini berjalan mulus tanpa menimbulkan masalah teknis pada kendaraan konsumen.
Baca Juga : Tren Mobil September 2025: Innova Juara Tak Tersentuh, Destinator Ancam Posisi Honda Brio
Komitmen Pertamina dalam melindungi mesin kendaraan melalui aditif anti-korosi pada bensin bioetanol diharapkan dapat meningkatkan kepercayaan publik. Hal ini mempercepat adopsi bahan bakar hijau, sejalan dengan upaya Indonesia mencapai target Net Zero Emission (NZE) yang ambisius. Dengan demikian, kekhawatiran atas korosi bisa dikesampingkan, sementara manfaat performa dan lingkungan bisa dinikmati secara optimal.





