Israel Iran Gencatan Senjata: Klaim Trump dan Dampak Konflik Terbaru
JAKARTA – Presiden AS, Donald Trump. Mengumumkan bahwa Israel dan Iran telah mencapai perundingan gencatan senjata yang bertujuan mengakhiri konflik dua minggu terakhir yang telah menewaskan ratusan orang. Serangan balasan Israel dengan pesawat tempur dan rudal balistik memicu perang singkat, yang menimbulkan kekhawatiran global atas eskalasi di Timur Tengah.
Tepat setelah pukul 5 pagi GMT pada hari Selasa, Trump mengunggah informasi ke media sosial. Menyatakan bahwa gencatan senjata kini berlaku dan meminta kedua pihak untuk mematuhinya. Meski demikian, garis waktu kesepakatan ini masih membingungkan publik dan para analis karena belum ada konfirmasi langsung dari pejabat Israel. Dan baku tembak masih terjadi hingga Selasa pagi.
Serangan Rudal Iran ke Israel dan Dampaknya
Pada Selasa pagi, sebelum gencatan senjata berlaku, Iran meluncurkan beberapa rudal balistik ke wilayah Israel. Salah satu rudal mengenai bangunan tempat tinggal di Beersheba, menewaskan empat orang dan melukai 22 lainnya. Menurut laporan layanan darurat. Peluncuran ini terjadi setelah pukul 4 pagi waktu Teheran, ketika Menteri Luar Negeri Iran, Abbas Araghchi. Menyatakan bahwa serangan akan berhenti jika Israel menghentikan serangan udaranya.
Selama malam sebelumnya, Israel melancarkan beberapa serangan udara paling intens ke Teheran, yang menurut penduduk setempat menghancurkan beberapa fasilitas strategis. Publik bingung tentang status kesepakatan yang diklaim Trump, karena eskalasi konflik sering meningkat menjelang pengumuman gencatan senjata.
Klaim Trump dan Reaksi Berbeda tentang Perundingan Gencatan Senjata
Trump menyebut perundingan ini akan mengakhiri apa yang dia sebut sebagai “Perang 12 Hari.” Dalam unggahan di platform Truth Social, ia menulis:
“SELAMAT KEPADA SEMUA ORANG! Telah sepenuhnya disepakati oleh dan antara Israel dan Iran bahwa akan ada GENCATAN SENJATA yang Lengkap dan Total.”
Sebelumnya, Reuters melaporkan bahwa tiga pejabat Israel memberi sinyal bahwa Israel ingin segera mengakhiri serangan dan telah menyampaikan pesan tersebut kepada AS. Pada hari Minggu, Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, mengatakan Israel “sangat, sangat dekat untuk menyelesaikan” misinya. Iran mengonfirmasi gencatan senjata melalui televisi pemerintah, menggambarkannya sebagai “dipaksakan kepada musuh.”
Beberapa analis mempertanyakan apakah serangan Israel yang terus berlangsung berarti kesepakatan gencatan senjata sudah efektif atau masih dalam tahap implementasi bertahap. Daniel Shapiro, mantan pejabat Pentagon untuk urusan Timur Tengah, menanyakan apakah Israel masih memiliki waktu tambahan untuk menyerang sebelum perjanjian resmi berlaku.
Seorang warga Teheran menulis di media sosial bahwa serangan udara Israel sangat intens menjelang gencatan senjata:
“Pengeboman malam ini di Teheran sangat hebat. Selama satu jam penuh, ledakan tidak berhenti. Kami sama sekali tidak berdaya.”
Latar Belakang dan Strategi Perundingan Gencatan Senjata
Pengumuman gencatan senjata muncul setelah AS ikut dalam kampanye serangan terhadap fasilitas pengayaan uranium Iran pada Minggu pagi. Serangan ini mendorong Iran untuk melancarkan serangan balasan ke pangkalan udara AS di Qatar pada Senin. Trump menilai respons Iran “sangat lemah” dan menegaskan niatnya untuk memfasilitasi perdamaian antara Israel dan Iran.
Trump juga mengucapkan terima kasih kepada Iran karena memberi peringatan awal sebelum serangan rudal, menekankan bahwa tidak ada warga Amerika yang terluka. Tindakan ini menunjukkan koordinasi yang hati-hati antara Teheran dan Washington untuk memberi jalan keluar setelah AS menyerang fasilitas nuklir Iran.
Para penasihat Trump menilai bahwa gencatan senjata ini merupakan hasil strategi simbolis Iran dan mengantisipasi tawaran perdamaian dari Presiden AS untuk menghindari serangan lanjutan dari Israel. Kepala Badan Tenaga Atom Internasional, Rafael Grossi, menyatakan belum ada cara untuk menilai kerusakan situs nuklir Iran secara pasti, meskipun beberapa laporan menyebut situs seperti Fordow rusak.
Dampak Perundingan Gencatan Senjata bagi Konflik Nuklir
Trump mengklaim bahwa serangan AS terhadap fasilitas nuklir Iran telah menghancurkan situs-situs strategis. Namun, penasihatnya menekankan bahwa keberhasilan utama adalah memaksa Iran duduk di meja perundingan gencatan senjata, meskipun fakta di lapangan masih menjadi pertanyaan penting.
Baca Juga : APBN Terancam Jebol, Pemerintah Menekan Bunga Utang SBN
Pejabat senior AS, termasuk Wakil Presiden JD Vance, menegaskan bahwa Iran kini “tidak mampu membangun senjata nuklir dengan peralatan yang ada karena telah dihancurkan.” Operasi ini menegaskan kombinasi antara kekuatan militer dan diplomasi untuk mempengaruhi dinamika konflik Israel-Iran.
Serangan AS terjadi setelah serangkaian serangan rudal antara Israel dan Iran, termasuk pengeboman penjara Evin di Teheran. Pejabat senior AS menekankan bahwa serangan Iran bertujuan menghindari kehancuran rezim itu sendiri, bertentangan dengan apa yang Trump nyatakan sebelumnya tentang perubahan rezim.
Tanggapan Internasional dan Perdebatan Perubahan Rezim
Presiden Iran, Masoud Pezeshkian, menyatakan melalui platform sosial bahwa Iran tidak memulai perang tetapi akan membalas agresi. Angkatan bersenjata Iran menekankan bahwa serangan tersebut bukan ditujukan pada Qatar, yang digambarkan sebagai “bersahabat dan bersaudara.”
Presiden Prancis, Emmanuel Macron, menyatakan solidaritas terhadap Qatar, namun memperingatkan bahwa serangan AS terhadap Iran tidak memiliki kerangka legalitas jelas. Ia menekankan bahwa setiap perubahan rezim di Iran harus datang dari rakyat, bukan bom.
Selama 11 hari pertama serangannya, koalisi pemerintahan Netanyahu membantah bahwa pergantian rezim merupakan tujuan formal, meskipun Perdana Menteri menyambut hasil itu jika terjadi. Beberapa anggota kabinet Israel bahkan menyerukan penggulingan rezim teokratis di Teheran, memperlihatkan tekanan politik internal terhadap konflik Israel-Iran.
Penjara Evin dan Kekhawatiran HAM
Serangan terhadap penjara Evin menimbulkan kekhawatiran internasional terkait hak asasi manusia. Kantor berita Mizan menyatakan bahwa situasi di penjara terkendali, tetapi Pusat Hak Asasi Manusia Abdorrahman Boroumand di Washington. Menekankan bahwa banyak keluarga tahanan khawatir tentang keselamatan orang yang mereka cintai. Pemerintah Iran menahan pembangkang, warga asing, dan warga negara ganda di penjara. Terkadang, mereka menggunakan para tahanan itu sebagai alat tawar-menawar.
Kesimpulan
Perundingan Israel Iran gencatan senjata yang diklaim Donald Trump menjadi tonggak penting dalam konflik Timur Tengah terbaru. Meskipun ada keraguan terkait implementasi dan waktu efektif gencatan senjata. Pengumuman ini menandai kombinasi diplomasi dan tekanan militer yang menekan Iran untuk berunding. Dampak dari konflik ini tidak hanya memengaruhi keamanan regional, tetapi juga mencakup isu nuklir, hak asasi manusia, dan dinamika politik internasional.
Publik internasional kini menanti langkah selanjutnya dari Israel, Iran, dan AS, serta bagaimana perundingan gencatan senjata ini akan mencegah eskalasi lebih lanjut di Timur Tengah.







