, ,

Polri Pamerkan Robot Canggih dalam HUT Bhayangkara ke-79

oleh -17 Dilihat
Pasukan Polri mengendalikan robot canggih dalam parade HUT Bhayangkara ke-79 di Monas.
Anggota Polri mengendalikan deretan robot canggih termasuk robot humanoid dan robot anjing I-K9 dalam parade perayaan HUT Bhayangkara ke-79 di kawasan Monas, Jakarta

Peringatan HUT Bhayangkara ke-79 yang digelar di kawasan Monumen Nasional (Monas), Jakarta, pada 1 Juli 2025 menjadi sorotan publik bukan hanya karena kemegahan acara, tetapi juga karena tampilnya robot canggih yang diperkenalkan kepada masyarakat. Dalam momen peringatan tersebut, satuan kepolisian menunjukkan langkah besar menuju era transformasi digital melalui pertunjukan berbagai jenis robot dengan fungsi-fungsi strategis.

Sekitar 25 robot dipamerkan dalam acara tersebut, terdiri atas robot humanoid, robot anjing K9 (I-K9), robot taktis menyerupai tank, serta drone yang terintegrasi dengan teknologi pengenalan kecerdasan buatan. Tontonan ini bukan sekadar hiburan atau demonstrasi kecanggihan teknologi, melainkan representasi konkret dari arah baru sistem kerja yang lebih modern dan efisien.

Fungsi Robot Canggih

Dalam pameran tersebut, robot-robot ditampilkan dengan berbagai fungsi yang sangat spesifik untuk mendukung tugas-tugas lapangan yang penuh risiko. Salah satu unit andalan adalah I-K9, yaitu robot canggih berbentuk anjing yang memiliki keunggulan luar biasa dibandingkan anjing K9 konvensional. Dirancang untuk tahan dalam kondisi cuaca ekstrem, robot ini tidak membutuhkan pawang serta dapat dikendalikan dari jarak jauh melalui sistem berbasis artificial intelligence (AI).

I-K9 mampu mendeteksi berbagai bahan berbahaya seperti bom, zat radioaktif, narkotika, dan senyawa kimia berbahaya. Geraknya sangat menyerupai anjing sungguhan dan mampu beradaptasi di berbagai medan seperti tangga, puing-puing bangunan, dan area sempit. Robot ini bahkan telah diuji dalam simulasi penyergapan terhadap kendaraan mencurigakan dalam gladi bersih menjelang HUT Bhayangkara.

Selain I-K9, pihak penyelenggara juga menampilkan robot humanoid. Berbentuk menyerupai manusia, robot ini dirancang untuk membantu pengawasan lalu lintas, identifikasi pelaku pelanggaran, hingga tugas pemantauan biometrik di tempat umum. Kepala Divisi Hubungan Masyarakat Mabes Polri, Inspektur Jenderal Sandi Nugroho, menyampaikan bahwa robot humanoid telah dilengkapi dengan sistem pengenalan wajah dan pemindai biometrik untuk mengenali individu berdasarkan data visual.

“Robot humanoid ini bisa digunakan untuk melakukan scanning wajah, identifikasi data biometrik, dan pengawasan di tempat-tempat ramai seperti pusat kota atau terminal,” ujar Sandi dalam keterangannya.

Target Implementasi dan Masa Depan Teknologi

Proyek integrasi robot ke dalam sistem kerja kepolisian bukanlah rencana jangka pendek. Menurut keterangan resmi, teknologi ini ditargetkan mulai diterapkan secara bertahap pada tahun 2026. Implementasi penuh dan optimalisasi diharapkan dapat dicapai pada tahun 2030, termasuk di berbagai sektor seperti pengendalian massa, pengawasan lalu lintas, operasi penyelamatan, dan penanganan kejahatan berteknologi tinggi.

Langkah ini dinilai sebagai bentuk nyata dari program modernisasi institusi penegak hukum dalam menyambut era digital. Transformasi ini juga menunjukkan keseriusan dalam mengadopsi teknologi sebagai alat pendukung operasional yang aman, cepat, dan minim risiko terhadap petugas.

Menurut sejumlah pengamat keamanan, penggunaan robot memungkinkan tugas-tugas ekstrem seperti penjinakan bom dan penyergapan tersangka bersenjata dilakukan dengan tingkat keselamatan yang jauh lebih tinggi. Bahkan dalam kasus kerusuhan atau aksi teror, robot dapat menjadi garda depan untuk menilai situasi sebelum personel dikerahkan.

Baca Juga : Krisis Medis Lintas Batas: Kenapa Warga RI Berobat ke Malaysia & Singapura di 2025?

Dampak bagi Calon Personel Masa Depan

Dengan masuknya teknologi berbasis robot, secara otomatis akan terjadi perubahan pada sistem pelatihan dan rekrutmen anggota baru. Calon personel tidak hanya dituntut untuk memiliki fisik dan mental tangguh, tetapi juga harus memiliki kemampuan teknologi dan pemahaman sistem digital.

Kemungkinan besar, di masa depan akan ada pelatihan khusus bagi personel untuk mengoperasikan robot, menganalisis data biometrik, mengawasi sistem keamanan berbasis AI, hingga mengendalikan drone taktis dalam misi pencarian dan penyelamatan. Hal ini menjadi tantangan tersendiri sekaligus peluang bagi generasi muda yang tertarik bergabung dan membangun masa depan keamanan nasional dengan sentuhan teknologi.

Penggunaan robot juga dapat meningkatkan daya tarik profesi aparat keamanan di mata generasi digital, sebab institusi ini menunjukkan kesiapan dalam bergerak sejajar dengan revolusi industri 4.0 dan bahkan 5.0.

Penutup

Pameran robot canggih dalam peringatan HUT Bhayangkara ke-79 menunjukkan bahwa Polri tidak hanya berfokus pada aspek konvensional dalam menjaga keamanan, tetapi juga siap berinovasi dan beradaptasi dengan zaman. Melalui langkah ini, publik diperlihatkan gambaran masa depan di mana teknologi bukan sekadar alat bantu, tetapi mitra kerja dalam menjalankan tugas menjaga ketertiban dan keselamatan bangsa.

Dengan dimulainya proses implementasi pada 2026 dan target optimal pada 2030, hadirnya teknologi ini membuka era baru yang bukan hanya efisien, tetapi juga lebih aman—bagi personel, masyarakat, dan negara.

No More Posts Available.

No more pages to load.