Volatilitas Bensin Pengaruhi Cold Start hingga Emisi, Ini Penjelasan Pakar ITB

oleh
Volatilitas

Sifat bensin sebagai cairan yang sangat mudah menguap (volatil) di suhu ruang bukanlah rahasia. Fenomena penguapan ini menjadi masalah serius saat suhu lingkungan meninggi, seperti yang sering terjadi di Indonesia. Namun, tahukah Anda bahwa kecepatan penguapan bensin (volatilitas) yang tidak tepat ternyata memiliki dampak langsung dan signifikan. Terhadap performa mesin kendaraan, mulai dari kesulitan menyala hingga efisiensi pembakaran yang buruk?

Pakar teknik mesin menegaskan bahwa performa optimal mesin sangat bergantung pada keseimbangan laju penguapan bahan bakar. Jika penguapan terjadi terlalu cepat, masalah teknis akan muncul. Sebaliknya, jika terlalu lambat, mesin akan kesulitan bekerja secara efisien.

RVP: Parameter Kunci Keseimbangan

Untuk mengukur dan mengendalikan sifat penguapan ini. Industri otomotif dan energi menggunakan sebuah parameter baku yang terkenal sebagai Reid Vapour Pressure (RVP).

Menurut Guru Besar Fakultas Teknik Mesin dan Dirgantara Institut Teknologi Bandung (ITB), Tri Yuswidjajanto. Nilai RVP merupakan ukuran tekanan uap yang bahan bakar pada suhu standar tertentu, yakni 37,8 C. Nilai ini menjadi indikator penting seberapa mudah suatu jenis bensin dapat menguap. Bensin umumnya memiliki rentang RVP antara 7 hingga 15 psi (sekitar 48–103 kPa). Dan industri menyesuaikan formulasinya berdasarkan musim dan kondisi geografis.

Kontrol terhadap RVP sangat krusial, tidak hanya untuk menjaga performa mesin agar tetap prima. Tetapi juga untuk pengendalian emisi gas buang. Keseimbangan ini memastikan bahwa bensin cukup cepat menguap untuk mempermudah start awal dan pembakaran, namun tidak terlalu cepat hingga menyebabkan gangguan pada suplai bahan bakar.

Ancaman Volatilitas Terlalu Tinggi: Vapour Lock

Masalah paling parah yang timbul akibat penguapan yang terlalu cepat atau RVP. Yang terlalu tinggi adalah fenomena yang disebut Vapour Lock.

Vapour lock terjadi ketika bahan bakar yang seharusnya tetap berbentuk cair dalam saluran suplai, berubah menjadi uap sebelum mencapai sistem injeksi atau karburator. Uap yang terbentuk ini menciptakan gelembung udara yang menghambat atau bahkan menghentikan aliran bahan bakar sepenuhnya.

Tri Yuswidjajanto menjelaskan bahwa vapour lock. Dulunya banyak dialami oleh mobil-mobil lawas yang penempatan pompa bahan bakarnya berada di luar tangki. Saat suhu mesin dan lingkungan sangat panas, uap bensin akan memenuhi saluran, membuat pompa tidak mampu menyedot cairan bensin, sehingga suplai Bahan Bakar Minyak (BBM) terhambat. Mesin bisa tersendat-sendat, bahkan mati mendadak, terutama saat melaju dalam kemacetan atau cuaca terik. Untuk mengatasi kondisi cuaca panas, formulasi bensin biasanya dengan RVP yang lebih rendah. Yakni sekitar 7 hingga 9 psi, agar bensin tidak terlalu cepat menguap.

Efek Volatilitas Terlalu Rendah: Sulit Start Dingin

Di sisi lain, bensin dengan volatilitas atau RVP yang terlalu rendah juga menimbulkan masalah, terutama saat kondisi suhu lingkungan dingin (cold start).

Jika bensin terlalu lambat menguap, mesin akan sulit untuk dihidupkan pada start dingin karena kurangnya uap bahan bakar yang memadai untuk dicampur dengan udara di ruang bakar. Selain itu, penguapan yang lambat juga dapat menyebabkan pembakaran menjadi kurang efisien. Bensin yang tidak menguap sempurna akan meninggalkan residu atau tidak terbakar secara maksimal, mengurangi tenaga yang dihasilkan mesin dan meningkatkan konsumsi BBM.

Oleh sebab itu, untuk daerah yang mengalami musim dingin atau di negara empat musim, RVP bensin dirancang lebih tinggi, yaitu sekitar 10 hingga 15 psi. Hal ini bertujuan agar bensin lebih mudah menguap dan memastikan mesin dapat menyala dengan mudah saat suhu sangat rendah.

Peran Teknologi Modern

Walaupun RVP tetap menjadi standar kualitas penting, dampaknya pada mobil-mobil modern tidak separah mobil keluaran lama. Mobil-mobil baru dengan sistem injeksi bahan bakar (EFI) dan penempatan pompa bensin di dalam tangki (submerged fuel pump) jauh lebih kebal terhadap masalah volatilitas.

Pompa bensin yang terendam di dalam tangki cenderung menjaga suhu bahan bakar lebih stabil dan mampu menekan aliran BBM dengan tekanan yang lebih teratur ke sistem injeksi. Tekanan BBM yang teratur ini membuat sistem injeksi tidak terlalu terpengaruh oleh fluktuasi nilai RVP.

Baca Juga : Sinyal Kuat dari NJKB: Toyota Veloz Hybrid Segera World Premier di Indonesia

Pada akhirnya, para ahli menekankan bahwa performa mesin kendaraan oleh keselarasan antara desain mesin, sistem suplai bahan bakar, dan formulasi bensin yang memiliki RVP seimbang. Volatilitas bensin yang “pas” adalah kunci efisiensi, kemudahan start, dan tenaga mesin yang optimal.