Stasiun Tanah Abang kini menampilkan wajah baru setelah menjalani revitalisasi besar-besaran. Terletak di jantung Jakarta Pusat, stasiun ini tampil lebih modern, luas, dan ramah bagi seluruh penumpang. Dengan desain elegan dan fasilitas lengkap, Stasiun Tanah Abang kini menjadi simpul transportasi dan ekonomi yang semakin vital bagi ibu kota.
Bangunan baru berdiri megah di sisi gedung lama, mencakup luas sekitar 12.000 meter persegi. Stasiun ini mampu menampung hingga 300.000 penumpang per hari. Selain berfungsi sebagai tempat transit, Stasiun ini mendukung sistem mobilitas perkotaan yang efisien dan membantu warga Jakarta beraktivitas dengan lancar.
Stasiun Tanah Abang Jadi Lebih Luas dan Akses Mudah
Salah satu perubahan paling menonjol di Stasiun Tanah Abang adalah peron yang lebih luas dan bersih. Desain terbuka dengan sirkulasi udara optimal membuat penumpang menunggu KRL lebih nyaman. Kini, mereka tidak lagi harus berdesakan seperti sebelumnya.
Proses perpindahan penumpang juga lebih efisien. Transit antarlintas kini memerlukan waktu sekitar delapan menit, tanpa harus berpindah peron saat berganti arah. Hal ini sangat memudahkan penumpang yang memiliki mobilitas tinggi atau jadwal ketat setiap harinya.
Fasilitas Modern dan Ramah Disabilitas
Revitalisasi Stasiun Tanah Abang memperhatikan aksesibilitas bagi semua kalangan. Stasiun ini menyediakan 11 eskalator dan 6 lift di berbagai titik strategis, memudahkan penyandang disabilitas, lansia, ibu hamil, serta ibu dengan anak balita berpindah lantai atau peron tanpa kesulitan.
Selain itu, pengelola menyediakan mushala, ruang menyusui, toilet modern, ruang kesehatan, dan area lost and found untuk membuat pengalaman penumpang KRL lebih nyaman dan aman.
Integrasi Langsung dengan TransJakarta
Salah satu keunggulan Stasiun Tanah Abang adalah integrasi langsung dengan layanan TransJakarta. Penumpang yang datang atau pergi dari stasiun dapat langsung melanjutkan perjalanan menggunakan bus kota tanpa harus berjalan jauh atau berpindah terminal.
Konsep integrasi antarmoda ini menjadi fokus utama pemerintah dalam pembangunan infrastruktur transportasi Jakarta. Stasiun Tanah Abang kini menjadi contoh sukses pengembangan transportasi publik yang terhubung dan efisien.
Penopang Aktivitas Ekonomi Kawasan Tanah Abang
Lokasi peron tepat di seberang Pasar Tanah Abang, salah satu pusat grosir terbesar di Asia Tenggara. Posisi strategis ini membuat stasiun menjadi jalur utama bagi ribuan pedagang, pembeli, dan kurir logistik setiap harinya.
Dengan fasilitas dan konektivitas baru, aktivitas ekonomi di kawasan ini berjalan lebih lancar. Pihak pengelola menyebutkan bahwa transformasi stasiun mempercepat pergerakan barang dan jasa, sehingga efisiensi bisnis dapat meningkat.
“Kita berharap, wajah baru Stasiun Tanah Abang bisa mendorong aktivitas ekonomi sekaligus menghadirkan kenyamanan maksimal bagi masyarakat,” ujar Ramadhan, perwakilan pengelola stasiun.
Penyesuaian Jadwal Operasi Stasiun Tanah Abang
Revitalisasi juga membawa perubahan pada penempatan jalur peron:
-
Peron jalur 1 (bangunan baru): Tujuan Duri/Angke/Kampung Bandan atau Bekasi/Cikarang via Pasar Senen.
-
Peron jalur 2 (bangunan baru): Tujuan Bekasi/Cikarang via Manggarai.
-
Peron jalur 3 (bangunan lama): Hanya mengakomodir pengguna turun dari arah Rangkasbitung, selanjutnya rangkaian dikosongkan untuk dilangsir menuju peron 5 atau 6.
-
Peron jalur 5 dan 6 (bangunan lama): Tujuan Serpong, Parung Panjang, dan Rangkasbitung.
Perubahan ini membuat pergerakan penumpang lebih teratur dan meminimalkan kemacetan di area peron.
Baca juga : Viral! Opang Paksa Ibu dan Bayi Turun dari Taksi Online
Tantangan dan Harapan ke Depan
Meskipun bagian dalam Stasiun Tanah Abang telah diperbarui secara signifikan, masih ada pekerjaan rumah di area luar stasiun. Trotoar sempit, kemacetan kendaraan, dan pedagang kaki lima menjadi tantangan tersendiri. Pemerintah perlu menata kawasan sekitar dengan pendekatan yang manusiawi agar ekosistem transportasi benar-benar nyaman.
Ke depannya, diharapkan pemerintah tidak hanya mempercantik interior stasiun tetapi juga mengoptimalkan akses dan keamanan di sekitar stasiun. Dengan demikian, Stasiun Tanah Abang dapat menjadi model transportasi publik yang inklusif, nyaman, dan aman bagi seluruh warga Jakarta.
Kesimpulan
Stasiun Tanah Abang kini bukan sekadar tempat naik turun KRL, melainkan simbol kemajuan transportasi publik Jakarta. Modern, luas, dan inklusif, stasiun ini mencerminkan upaya serius pemerintah dalam membangun kota yang lebih terhubung dan manusiawi.
Dengan fasilitas modern, integrasi antarmoda, dan akses ramah disabilitas, stasiun ini tidak hanya meningkatkan mobilitas warga tetapi juga mendukung aktivitas ekonomi kawasan Tanah Abang. Transformasi ini menunjukkan bahwa transportasi publik yang nyaman dan efisien dapat menjadi penopang kemajuan kota.






