Kim Jong-un, pemimpin tertinggi Korea Utara, biasanya identik dengan urusan serius negara: mengawasi peluncuran rudal balistik, merancang kebijakan nuklir, atau melakukan pembersihan politik. Namun, minggu ini, ia memilih pemandangan yang sama sekali berbeda. Dalam langkah mengejutkan bagi banyak pengamat internasional, Kim Jong-un memimpin kunjungan keluarga ke sebuah resor pantai baru yang megah, Wonsan Kalma. Resor ini bukan sekadar destinasi liburan; ia adalah garda terdepan dalam ambisi pariwisata Korea Utara—sebuah sektor yang suatu hari nanti diharapkan dapat menarik pengunjung asing, meskipun dengan segala keterbatasan yang ada.
Penampilan Kim Jong-un pun berbeda. Mengganti setelan khas Mao, ia tampil dengan setelan gelap elegan, kemeja putih bersih, dan dasi yang serasi dengan hamparan pasir keemasan Wonsan Kalma. Laporan dari kantor berita pemerintah KCNA pada Kamis lalu menyebutkan bahwa Kim Jong-un dengan bangga memuji resor pantai ini sebagai salah satu “prestasi terbesar” negara itu tahun ini. Ini adalah pengakuan atas investasi besar dan upaya nasional yang dicurahkan untuk proyek ambisius ini.
Sorotan Baru Pariwisata Korea Utara Unggulan Kim Jong-un di Wonsan Kalma
Momen pribadi yang jarang terekspos ke publik terjadi pada Selasa lalu. Kim Jong-un terlihat bersantai di tepi kolam renang Wonsan Kalma, ditemani putrinya, Kim Ju-ae, dan istrinya, Ri Sol-ju. Ia menikmati momen tenang dengan sebungkus rokok, minuman dingin, dan handuk di sisinya, sambil mengamati wisatawan lokal yang ceria meluncur di seluncuran air. Foto-foto yang dirilis kemudian menunjukkan Kim Jong-un dan putrinya—yang diyakini salah satu dari tiga anaknya bersama Ri Sol-ju—berjalan-jalan di sepanjang pantai berpasir 4 kilometer. Mereka dikelilingi pejabat, dengan siluet hotel mewah menjulang di kejauhan, menciptakan pemandangan kontras dengan citra isolasi Korea Utara.
Kunjungan keluarga ini adalah penyimpangan signifikan dari narasi internasional yang dominan. Selama berbulan-bulan terakhir, Pyongyang terus menghadapi kecaman keras dunia atas program senjata nuklir dan dukungan materialnya terhadap perang Rusia melawan Ukraina. Dengan demikian, acara di Wonsan Kalma ini menandai kembalinya liputan “fokus-lunak” yang sesekali muncul tentang kehidupan pribadi dan keluarga pertama Korea Utara—sebuah upaya untuk menunjukkan sisi lain dari rezim yang seringkali terlihat keras dan tertutup.
Wonsan Kalma: Gerbang Menuju Impian Pariwisata Global?
Terletak strategis di pantai timur negara itu, resor Wonsan Kalma bukan hanya sekadar hotel. KCNA melaporkan bahwa kompleks ini menawarkan berbagai fasilitas olahraga dan rekreasi modern, lengkap dengan layanan katering komersial dan publik yang lengkap. Kim Jong-un sendiri “menyatakan keyakinannya bahwa gelombang kebahagiaan yang ditimbulkan di kawasan wisata pantai Wonsan Kalma akan meningkatkan namanya yang menarik sebagai resor budaya wisata tingkat dunia.” Ambisi ini tidak main-main: pihak berwenang berharap resor ini akan menarik 20.000 pengunjung per tahun setelah pembukaan resminya pada 1 Juli.
Dalam upacara pembukaan yang diselenggarakan dengan megah, Kim Jong-un sendiri yang menggunting pita simbolis. Ia menyebut proyek Wonsan Kalma ini akhirnya menjadi “kenyataan cemerlang” setelah lebih dari satu dekade pengerjaan melelahkan dan biaya konstruksi yang terus membengkak. Proyek ini, katanya, “akan memainkan peran utama dalam membangun budaya pariwisata” di Korea Utara—sebuah penekanan yang menunjukkan visi jangka panjang untuk diversifikasi ekonomi negara tersebut, meskipun masih dalam kerangka kontrol ketat.
Baca Juga : Denis Villeneuve: Menguak Era Baru James Bond di Bawah Amazon MGM Studios
Namun, bagi wisatawan asing yang mungkin tertarik mencoba liburan pantai eksotis ala Korea Utara, harapan itu tampaknya harus ditunda. Untuk saat ini, Wonsan Kalma tampaknya hanya akan dibuka untuk penduduk lokal. Korea Utara masih dalam proses yang sangat lambat untuk melonggarkan pembatasan ketat terhadap pengunjung luar negeri yang diberlakukan selama pandemi COVID-19. Pariwisata reguler secara efektif masih dilarang. Meskipun demikian, ada sedikit celah: wisatawan Rusia diizinkan mengunjungi beberapa bagian negara dalam tur kelompok terbatas, dan pelari asing baru-baru ini berkompetisi dalam maraton di Pyongyang pada bulan April, menunjukkan adanya sedikit pelonggaran selektif.
Intrik Istana dan Spekulasi Suksesi Dinasti Kim di Balik Wonsan Kalma
Kunjungan keluarga Kim Jong-un ke Wonsan Kalma ini, seperti biasa, memicu intrik di kalangan pengamat Korea Utara. Penampilan Ri Sol-ju sangat menarik perhatian, karena ini adalah penampilan publik pertamanya sejak menghadiri perayaan Tahun Baru pada tahun 2024. Media Korea Selatan melaporkan bahwa ia terlihat membawa tas merek Gucci, sebuah detail kecil yang dapat memiliki implikasi besar. Jika benar, ini berpotensi menjadi pelanggaran sanksi PBB yang secara tegas melarang ekspor barang mewah ke Korea Utara, sebuah isu yang selalu sensitif dalam hubungan internasional.
Namun, sosok yang paling mencuri perhatian adalah Kim Ju-ae, putri Kim Jong-un, yang diperkirakan berusia sekitar 12 tahun. Kehadirannya yang rutin mendampingi ayahnya sejak akhir 2022 terus memperkuat spekulasi tentang masa depan dinasti Kim. Banyak yang kini bertanya-tanya apakah ia tengah dipersiapkan sebagai anggota keempat—dan wanita pertama—dari dinasti Kim yang akan memimpin Korea Utara sejak pendiriannya pada tahun 1948. Peran dan eksposur publiknya yang semakin meningkat menyoroti kemungkinan suksesi yang belum pernah terjadi sebelumnya dalam sejarah tertutup negara tersebut.