Jakarta, – Mantan Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok, menyoroti besarnya potensi industri otomotif dalam menggerakkan roda perekonomian nasional. Namun menurutnya, peluang itu hanya akan terwujud jika pemerintah bersedia turun langsung ke lapangan dan menyerap aspirasi para pelaku industri.
“Dengan catatan pemerintah mau turun dan mendengar langsung kesulitan di lapangan. Supaya kebijakan yang di buat benar-benar solutif bagi pelaku usaha, pekerja, dan konsumen,” tulis Ahok melalui akun Instagram resminya, Selasa (9/9).
Sebagai mantan Komisaris Utama Pertamina, Ahok menekankan bahwa peran aktif pemerintah sangat krusial dalam menciptakan ekosistem industri otomotif yang sehat, kompetitif, dan berkelanjutan.
1. Perbaikan Infrastruktur Logistik Jadi Kunci
Ahok menyebut perbaikan sektor logistik sebagai langkah pertama yang harus di ambil. Menurutnya, efisiensi dalam distribusi komponen dan kendaraan sangat memengaruhi daya saing industri otomotif nasional.
“Perbaiki logistik—baik pelabuhan, jalur dan stasiun kereta, akses pabrik, hingga jalan tol. Beban logistik harus di bagi secara merata agar harga produk lebih kompetitif, tapi infrastruktur tidak kelebihan kapasitas,” jelasnya.
Penguatan infrastruktur logistik tidak hanya menekan biaya produksi, tapi juga mempercepat distribusi dan meningkatkan keandalan rantai pasok industri.
Baca Juga: New Honda ADV160 Resmi Meluncur, Kini Dibenamkan Fitur Canggih Honda RoadSync
2. Pengembangan SDM Harus Selaras dengan Kebutuhan Industri
Selain logistik, Ahok menyoroti pentingnya pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM). Ia menilai perlu ada keselarasan antara kompetensi pencari kerja dan kebutuhan industri otomotif.
Hal ini bisa di capai melalui sinergi antara lembaga pendidikan, pelatihan vokasi, dan dunia usaha. Dengan begitu, industri tidak hanya tumbuh secara teknologi, tetapi juga memiliki tenaga kerja yang mumpuni dan siap bersaing di tingkat global.
3. Optimalkan Manfaat AFTA Lewat Diplomasi dan Kolaborasi
Ahok juga menekankan perlunya Indonesia memaksimalkan keuntungan dari Asean Free Trade Area (AFTA). Menurutnya, pemerintah perlu aktif memetakan keunggulan produksi otomotif di setiap negara ASEAN, lalu membangun kerja sama strategis.
“Pemerintah harus mampu mengumpulkan para produsen otomotif dan menjalin kerja sama diplomatik. Dengan begitu, produksi kendaraan di Indonesia bisa lebih efisien, dan memenuhi syarat 50 persen kandungan lokal ASEAN untuk bebas bea masuk,” ungkapnya.
Sinergi ini, kata Ahok, akan memperkuat posisi Indonesia sebagai basis produksi kendaraan yang kompetitif di kawasan ASEAN.
Ahok Berkata Industri Otomotif Butuh Dukungan Nyata Pemerintah
Ahok menegaskan bahwa industri otomotif bisa menjadi salah satu pilar utama perekonomian nasional. Namun, hal itu tidak akan tercapai tanpa keterlibatan nyata dan aktif dari pemerintah—baik dalam hal regulasi, infrastruktur, maupun diplomasi internasional.
Dengan pendekatan yang komprehensif, industri otomotif Indonesia berpeluang besar menjadi pemain utama di pasar regional hingga global.





