Amerika Serikat Shutdown dan Krisis Anggaran

oleh
Amerika Serikat Shutdown

Jakarta — Pemerintah Amerika Serikat shutdown resmi mengalami setelah Senat gagal menyepakati anggaran belanja tahunan pada Selasa malam (30/9). Dalam proses pemungutan suara, hanya 55 senator yang mendukung rancangan undang-undang (RUU) pendanaan, jauh dari ambang batas 60 suara yang di butuhkan untuk meloloskan proposal tersebut.

Kegagalan ini memicu penghentian sebagian besar layanan pemerintahan federal, yang berpotensi berdampak besar pada pelayanan publik dan perekonomian nasional.

Ketegangan Politik Jadi Pemicu Utama

Amerika Serikat shutdown kebuntuan ini di picu oleh perbedaan sikap antara dua partai besar. Partai Demokrat bersikeras agar subsidi layanan kesehatan tetap di perpanjang sesuai amanat Affordable Care Act (ACA). Mereka menilai perlindungan kesehatan adalah hak warga yang tak boleh di kompromikan.

Di sisi lain, Partai Republik menolak permintaan tersebut. Mereka menginginkan RUU anggaran di sahkan tanpa syarat tambahan—khususnya terkait pembiayaan program yang mereka anggap terlalu membebani negara.

Pernyataan Trump Memanaskan Suasana

Menjelang pemungutan suara, Presiden Donald Trump mengeluarkan pernyataan kontroversial yang semakin memperkeruh situasi. Ia mengancam akan membatalkan berbagai program yang di dukung Partai Demokrat dan bahkan menyatakan rencana untuk memecat sejumlah pegawai federal jika pemerintah mengalami shutdown.

“Kami akan memecat banyak orang,” ujar Trump kepada wartawan, di kutip dari Reuters. Pernyataan ini menimbulkan kekhawatiran besar, terutama di kalangan pegawai negeri.

Baca Juga: Eco Future Fest 2025: Inovasi Lingkungan Hidup Terbaru

Dampak Shutdown: Ribuan Pegawai Terancam

Pemerintah Amerika Serikat shutdown berarti sebagian besar lembaga pemerintahan federal terpaksa menghentikan operasionalnya karena tidak adanya persetujuan anggaran dari Kongres. Tahun fiskal 2025 resmi berakhir pada 30 September tengah malam. Tanpa undang-undang pendanaan, tidak ada dana legal untuk membiayai aktivitas pemerintahan.

Akibatnya, lebih dari 150.000 pegawai federal kehilangan pekerjaannya pekan ini, meskipun telah menerima pesangon. Puluhan ribu lainnya telah mengalami pemutusan hubungan kerja sepanjang tahun.

Layanan Publik Lumpuh, Ekonomi Terancam

Amerika Serikat shutdown ini tidak hanya berdampak pada pegawai, tetapi juga langsung di rasakan oleh masyarakat luas. Beberapa efeknya antara lain:

  • Penutupan museum, taman nasional, dan pusat layanan masyarakat.

  • Penundaan layanan administrasi seperti penerbitan paspor atau visa.

  • Pegawai federal non-esensial di rumahkan tanpa gaji.

Kondisi ini menimbulkan kekhawatiran terhadap penurunan produktivitas nasional dan potensi stagnasi ekonomi jika shutdown berlangsung lama.