NusaSuara – Dalam perkembangan terbaru, laporan mencuat bahwa tentara bayaran Rusia terlibat dalam upaya sabotase. Ketegangan perbatasan antara Thailand dan Kamboja kembali memuncak setelah konflik yang terjadi sejak awal bulan ini. Pada bulan Oktober, gencatan senjata yang sebelumnya terjalin dalam KTT ASEAN telah gagal bertahan. Mediasi di lakukan oleh Malaysia dan Presiden AS Donald Trump. Hal ini berpotensi memperburuk situasi.
Peningkatan Pengawasan Warga Negara Rusia
Mengutip dari Bangkok Post, pihak berwenang Thailand kini meningkatkan pengawasan terhadap warga negara Rusia di distrik Muang, provinsi timur laut Bangkok. Mereka di duga merupakan tentara bayaran yang di sewa untuk menyerang lokasi-lokasi militer. Fasilitas ekonomi strategis di kawasan tersebut juga menjadi target. Sebuah unggahan di halaman Facebook Kantor Polisi Phon Krung, yang terletak di distrik Muang, mengungkapkan bahwa polisi telah menerima informasi tentang seorang warga Rusia. Ia di sewa oleh Kamboja untuk menyerang pangkalan udara dan fasilitas penting lainnya menggunakan drone.
Tindakan Kepolisian Thailand
Sebagai tindak lanjut, Kepala Polisi Provinsi, Pol. Maj. Gen. Narongsak Phromtha, menginstruksikan semua kantor polisi di distrik Muang untuk memantau ketat pergerakan warga negara Rusia yang tinggal di sana. Di samping itu, polisi juga di minta untuk memeriksa semua hotel, resor, wisma, dan rumah sewa. Masyarakat setempat di imbau untuk melaporkan individu mencurigakan yang tampak di kawasan tersebut.
Dalam upaya menjaga keamanan, pihak kepolisian juga mengingatkan larangan terbang drone dalam radius 9 kilometer dari Pangkalan Udara Wing 1. Ini untuk memastikan operasi pesawat tetap aman. Semua langkah ini di duga berkaitan erat dengan keberadaan tentara bayaran yang di curigai sedang menjalankan misinya di Thailand.
Reaksi dari Pihak Berwenang
Penyelidikan atas laporan ini tengah berlangsung. Demikian di sampaikan oleh Mayor Jenderal Narongsak dalam sebuah konferensi daring dengan kepala 32 kantor polisi distrik di provinsi tersebut. Juru Bicara Kepolisian Kerajaan Thailand, Mayor Jenderal Siriwat Deepor, juga turut memberikan pernyataan pada konferensi pers yang di adakan pada hari Senin mengenai situasi ini.
Baca Juga: Airbus Hadapi Tuntutan Miliaran Dolar Akibat Krisis A320neo, Kepercayaan Pelanggan Terkikis
Kedutaan Besar Rusia Mengeluarkan Klarifikasi
Namun, Kedutaan Besar Rusia segera memberikan tanggapan terkait laporan tersebut. Mereka membantah keras tuduhan yang menyebutkan keterlibatan tentara bayaran asal Rusia. Pernyataan mereka menyatakan bahwa informasi tersebut tidak berdasar dan kemungkinan besar berasal dari luar wilayah. Pihak kedutaan menekankan bahwa laporan tersebut bertujuan merusak hubungan baik antara Rusia dan Thailand, yang sudah terjalin lama.
“Rusia berkomitmen untuk menjaga hubungan persahabatan dengan Thailand dan Kamboja. Kami mendukung penyelesaian semua permasalahan melalui jalur damai,” ujar juru bicara Kedutaan Besar Rusia.
Meskipun pernyataan dari Kedutaan Besar Rusia membantah adanya keterlibatan mereka, ketegangan yang terjadi antara Thailand dan Kamboja tetap menjadi perhatian internasional. Pihak berwenang Thailand terus melakukan penyelidikan terkait potensi ancaman di wilayah perbatasan yang semakin rawan.
