,

Aura Farming: Aksi Bocah Pacu Jalur yang Mendunia

oleh -267 Dilihat
Aura Farming: Aksi Bocah Pacu Jalur yang Mendunia.
Aura Farming: Aksi Bocah Pacu Jalur yang Mendunia

Fenomena Aura Farming tengah mengguncang jagat maya. Istilah ini meroket sejak munculnya video bocah penari dari tradisi Pacu Jalur di Kuantan Singingi, Riau, yang tampil penuh gaya dan percaya diri di ujung perahu. Gerakan tariannya yang penuh karisma saat perahu melaju deras menyita perhatian netizen Indonesia bahkan dunia. Tapi bagaimana sebenarnya tren ini bisa viral, siapa sosok anak tersebut, dan apa makna budaya di baliknya?

Aksi “Aura Farming” Bocah Pacu Jalur yang Mendunia

Viralnya trend ini berawal dari potongan video pendek yang diunggah ke TikTok dan X (Twitter), menampilkan seorang anak laki-laki berdiri di ujung perahu. Dengan mengenakan busana adat, kacamata hitam, dan tubuh bergoyang penuh semangat, ia terlihat sangat mencolok dan penuh karisma. Netizen menyebutnya sebagai “aura moment”, dan dari sinilah istilah Aura Farming mulai muncul—sebuah gaya yang memancarkan daya tarik luar biasa layaknya protagonis dalam film anime atau game.

Unggahan video itu langsung banjir pujian dan tanggapan kagum. Komentar seperti “aura-nya keras banget”, “ini definisi farming aura yang sesungguhnya”, hingga “anak ini punya main character energy” mulai ramai digunakan. Dalam waktu singkat, cuplikan itu diparodikan oleh berbagai kreator, bahkan dijadikan referensi tren global.

Dika, Si Bocah Penari yang Panen Aura Dunia

Bocah viral tersebut bernama M. Dika Alhaqi, biasa dipanggil Dika. Ia masih duduk di bangku SD dan merupakan bagian dari tim jalur “Panglimo Olang Putiah” dari Kuantan Singingi. Tugas Dika adalah sebagai “Anak Pacu” atau penari yang berdiri di ujung perahu untuk memberi semangat kepada para pendayung. Dalam tradisi setempat, peran ini sangat penting karena ia bukan hanya simbol semangat, tapi juga pusat perhatian lomba.

Dika dikenal sebagai anak yang ceria, percaya diri, dan sudah mengikuti latihan sejak usia dini. Ia telah mengikuti beberapa lomba lokal, namun tahun ini menjadi momen istimewa karena aksinya menjangkau panggung internasional melalui media sosial.

Budaya Pacu Jalur

Pacu Jalur adalah lomba mendayung tradisional khas masyarakat Kuantan Singingi, Riau. Tradisi ini telah ada sejak abad ke-17 sebagai bagian dari perayaan besar kerajaan dan acara adat. Setiap perahu bisa memuat hingga 60 pendayung dan diberi nama-nama unik. Festival air ini rutin digelar tiap tahun di Sungai Kuantan dan menjadi daya tarik wisata utama daerah tersebut.

Hal unik dari budaya ini adalah adanya anak penari di ujung perahu yang memainkan peran penting dalam membakar semangat tim. Mereka sering memakai kostum khas, berdiri di atas perahu dengan menjaga keseimbangan sambil menari sesuai irama tabuhan musik.

Istilah “Aura Farming”

Aura Farming secara harfiah berarti “memanen aura”. Istilah ini populer di kalangan Gen Z dan Gen Alpha sebagai cara untuk menggambarkan momen ketika seseorang menunjukkan karisma, gaya, atau aura yang sangat mencolok hingga menghipnotis penonton.

Dalam konteks dunia maya, Aura Farming sering diartikan sebagai kemampuan tampil percaya diri, menawan, dan mencuri perhatian tanpa usaha berlebihan. Bocah Pacu Jalur yang berdiri tenang sambil menari dianggap berhasil memanen aura secara sempurna—menjadi simbol bagaimana energi lokal bisa terasa global.

Artis Dunia Ikut Tren Aura Farming

Setelah viral di Indonesia, tren ini menarik perhatian selebritas dan atlet internasional. Beberapa tokoh dunia yang ikut menirukan gaya bocah cilik ini antara lain:

  • DJ Steve Aoki, yang membuat video menari di panggung sambil menulis caption “Aura Farming in Portugal”.

  • Travis Kelce, pasangan dari Taylor Swift, ikut membuat video parodi dengan pose percaya diri mirip bocah Aura.

  • Klub sepak bola AC Milan dan Paris Saint-Germain (PSG) juga mengunggah video tribute dengan pemain mereka menirukan pose “aura moment”.

Fenomena ini menunjukkan bagaimana budaya lokal Indonesia bisa menembus batas global dengan kekuatan media sosial dan keunikan visual.

Baca juga : Bucin Ala Jefri Nichol ke Ameera Khan: Resmi Mengenal Arti dan Batasan Sehatnya di 2025

Isu Klaim Pacu Jalur dari Malaysia

Di tengah viralnya Pacu Jalur, muncul isu sensitif mengenai klaim dari Malaysia yang mengaku memiliki tradisi serupa. Netizen Indonesia pun geram karena menganggap Pacu Jalur adalah warisan budaya tak ternilai dari Riau. Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan langsung menegaskan bahwa tradisi ini telah tercatat sebagai warisan budaya tak benda milik Indonesia.

Pihak Malaysia sendiri belum memberikan klarifikasi resmi. Namun, masyarakat Riau dan warganet tetap waspada agar budaya lokal tidak diklaim sepihak oleh negara lain. Viral-nya tren ini justru memperkuat identitas budaya Indonesia di mata dunia.

Penutup

Fenomena Aura Farming bukan sekadar tren sesaat. Ia menunjukkan kekuatan ekspresi budaya lokal yang mampu menggugah dunia. Dari sebuah festival tradisional yang sederhana, muncul sosok bocah Pacu Jalur yang dengan kepercayaan diri dan aura luar biasa menginspirasi global. Ini adalah bukti bahwa budaya Indonesia, jika dikemas dengan autentik dan visual kuat, bisa menyaingi konten internasional mana pun. Dan mungkin—tanpa sadar—kita sedang menyaksikan lahirnya ikon budaya digital baru dari tepian Sungai Kuantan.