,

Cengkeraman Gurita Bisnis Hermanto Tanoko di Pasar Modal: Dari AVIA hingga MERI

oleh -297 Dilihat
Cengkeraman Gurita Bisnis Hermanto Tanoko di Pasar Modal: Dari AVIA hingga MERI

NUASSUARA – Hermanto Tanoko, nama yang mungkin belum sepopuler beberapa konglomerat besar AVIA di Indonesia, namun jejak langkahnya di pasar modal semakin jelas terlihat. Figur di balik Tancorp Group ini perlahan tapi pasti menancapkan kuku bisnisnya di berbagai sektor, terutama melalui serangkaian penawaran umum perdana (IPO) perusahaan-perusahaan di bawah naungannya. Dari cat Avian (AVIA) hingga kosmetik Estee (MERI), Hermanto Tanoko sedang membangun sebuah “gurita” bisnis yang merambah berbagai lini, menunjukkan ambisi besar dan strategi diversifikasi yang patut dicermati.

Awal Mula dan Gebrakan Avian (AVIA)

Gerak-gerik Hermanto Tanoko di pasar modal mulai menjadi sorotan publik secara luas dengan listingnya PT Avia Avian Tbk. (AVIA) pada Desember 2021. Avian Brands, perusahaan cat terkemuka yang telah lama dikenal masyarakat Indonesia, merupakan permata mahkota dari kerajaan bisnis Tanoko. IPO AVIA menjadi salah satu yang terbesar di tahun tersebut, meraup dana fantastis dan menandai kepercayaan investor terhadap prospek industri konstruksi dan properti di Indonesia, serta tentu saja terhadap kepemimpinan dan rekam jejak Avian.

Keberhasilan IPO AVIA bukan hanya soal angka, melainkan juga simbolisasi strategi Hermanto Tanoko. Dengan dana segar yang didapat, Avian mampu memperkuat dominasinya di pasar cat, melakukan ekspansi, dan bahkan mengakuisisi perusahaan lain. Ini menunjukkan bahwa IPO bukan sekadar mencari modal, melainkan bagian dari rencana besar untuk mengokohkan posisi di industri inti dan membuka jalan bagi sektor-sektor lain.

Ekspansi Diversifikasi: Dari Cat ke Keramik, Farmasi, dan Air Minum

Setelah sukses dengan AVIA, cengkeraman Hermanto Tanoko di pasar modal tidak berhenti. Ia secara strategis membawa beberapa entitas bisnis lainnya untuk melantai di bursa. Salah satu yang mencuri perhatian adalah PT Caturkarda Depo Bangunan Tbk. (DEPO), perusahaan ritel bahan bangunan. Listing DEPO menunjukkan bahwa Hermanto Tanoko melihat sinergi antara bisnis inti cat dengan sektor ritel bahan bangunan, menciptakan ekosistem yang saling mendukung.

Tidak hanya itu, Tancorp Group juga merambah sektor-sektor yang lebih beragam. Kita melihat PT Penta Valent Tbk. (PEVE), sebuah perusahaan distribusi produk farmasi, dan PT Sariguna Primatirta Tbk. (CLEO), produsen air minum dalam kemasan Cleo. Kehadiran PEVE dan CLEO di pasar modal menggarisbawahi keinginan Hermanto Tanoko untuk tidak hanya fokus pada satu atau dua sektor, melainkan membangun portofolio bisnis yang terdiversifikasi dan resilient terhadap gejolak ekonomi. Industri farmasi yang stabil dan industri air minum yang esensial memberikan fondasi yang kuat untuk pertumbuhan jangka panjang.

Menjelajahi Lahan Baru: Properti, Perhotelan, dan Kosmetik (MERI)

Ambisi Hermanto Tanoko tidak terbatas pada industri tradisional. Ia juga mulai menjejakkan kaki di sektor properti dan perhotelan, yang diwakili oleh PT Jaya Swarasa Agung Tbk. (TAYS) atau Tays Bakers, yang meskipun awalnya dikenal dengan produk makanan ringan, memiliki keterkaitan dengan investasi properti, serta PT Bintang Samudera Mandiri Lines Tbk. (BSML), meskipun fokus pada logistik dan pelayaran, menunjukkan diversifikasi ke sektor pendukung industri.

Namun, gebrakan terbaru yang semakin menegaskan diversifikasi Tancorp adalah rencana IPO PT Mitra Estetika Retailindo Tbk. (MERI), atau Estee Lauder Indonesia. Masuknya Tancorp ke industri kosmetik dan kecantikan melalui MERI adalah langkah yang sangat menarik. Sektor ini dikenal memiliki margin keuntungan yang menarik dan didorong oleh tren gaya hidup serta peningkatan daya beli masyarakat. Listing MERI, jika terealisasi, akan semakin memperkuat posisi Hermanto Tanoko sebagai pemain multi-sektor yang agresif di pasar modal.

Baca Juga : Trump Ancam BRICS: Tarif Impor Naik 10 Persen, Termasuk RI

Strategi Gurita: Sinergi dan Valuasi

Apa yang bisa kita pelajari dari manuver Hermanto Tanoko di pasar modal? Pertama, strategi diversifikasi yang cerdas. Dengan merambah berbagai sektor, ia mengurangi risiko ketergantungan pada satu industri. Kedua, sinergi antar perusahaan. Meskipun bergerak di sektor yang berbeda, ada potensi sinergi yang bisa dimanfaatkan. Misalnya, produk cat Avian bisa digunakan di proyek properti, sementara Depo Bangunan bisa menjual produk-produk dari grup. Distribusi farmasi juga bisa beririsan dengan jaringan ritel yang dimiliki.

Ketiga, penggunaan pasar modal sebagai sumber pendanaan dan mekanisme valuasi. Dengan membawa perusahaan-perusahaan ke bursa, Tancorp tidak hanya mendapatkan modal untuk ekspansi, tetapi juga mendapatkan valuasi pasar yang transparan untuk aset-asetnya. Ini memberikan fleksibilitas finansial yang lebih besar dan meningkatkan daya tawar grup secara keseluruhan.

Tantangan dan Prospek ke Depan

Tentu saja, ekspansi yang cepat juga membawa tantangan. Pengelolaan berbagai entitas bisnis yang berbeda memerlukan tata kelola perusahaan yang kuat dan tim manajemen yang kompeten. Persaingan di setiap sektor juga ketat. Namun, dengan rekam jejak yang solid dari Avian dan dukungan dana segar dari IPO, Hermanto Tanoko tampaknya siap menghadapi tantangan ini.

Secara keseluruhan, cengkeraman gurita bisnis Hermanto Tanoko di pasar modal semakin kuat dan meluas. Dari cat Avian hingga kosmetik Estee, ia membangun sebuah kerajaan bisnis yang terdiversifikasi, sinergis, dan berpotensi tumbuh besar. Langkah-langkahnya patut dicermati oleh investor dan pelaku pasar, karena Tancorp Group bukan lagi pemain baru, melainkan kekuatan yang semakin signifikan di lanskap bisnis Indonesia. Hermanto Tanoko adalah contoh nyata bagaimana visi dan strategi yang tepat dapat mengubah satu perusahaan menjadi sebuah imperium yang mencengkeram berbagai sektor vital perekonomian.