Daniel Craig Bicara Tentang Kebebasan Berakting James Bond

oleh
Daniel Craig Bicara Tentang Kebebasan Berakting James Bond

NusaSuara — Aktor asal Inggris Daniel Craig mengaku semakin menghargai perjalanan karier aktingnya sejak resmi meninggalkan peran ikonik James Bond. Setelah 15 tahun melekat dengan karakter agen rahasia 007, Craig kini merasa lebih bebas memilih peran. Dia juga berani menerima tantangan yang sebelumnya mungkin ia ragukan.

Pengakuan tersebut di sampaikan Craig dalam wawancara bersama Radio Times pada Selasa (9/12), yang kemudian di kutip oleh New York Post pada Kamis (11/12). Dalam wawancara itu, Craig menegaskan bahwa fase baru dalam kariernya membuka ruang eksplorasi yang lebih luas. Ini sebagai seorang aktor.

Lepas dari Bayang-Bayang James Bond

Daniel Craig mengatakan bahwa dirinya mulai membebaskan diri dari berbagai batasan yang selama ini membentuk pilihan perannya. “Saya rasa saya mulai membebaskan diri dari segala aturan. Saya tidak lagi menolak hal-hal yang mungkin sebelumnya sedikit membuat saya ragu,” ujar Craig.

Ia menjelaskan, selama masih memerankan James Bond, kontras antara karakter 007 dan peran lain kerap terasa janggal. Hal itu secara tidak langsung memengaruhi keputusan aktingnya. “Ketika peran Bond masih ada dalam hidup saya, kontras antara peran itu dan peran lain terkadang terasa canggung,” tambahnya.

Pembuktian Lewat Film Queer

Craig membuktikan kebebasan barunya melalui film Queer, yang di adaptasi dari novela karya William S. Burroughs terbitan 1985. Film ini menandai langkah berani Craig dalam mengeksplorasi karakter yang jauh berbeda dari sosok agen rahasia maskulin yang selama ini melekat padanya.

Dalam Queer, Daniel Craig memerankan William Lee, seorang ekspatriat Amerika Serikat paruh baya. Dia tinggal di Mexico City pada era 1950-an. Karakter tersebut terlibat hubungan romantis dengan pria yang lebih muda, Eugene Allerton, yang diperankan oleh Drew Starkey.

Peran ini menampilkan sisi emosional, rapuh, dan kompleks. Ini adalah sesuatu yang jarang terlihat saat Craig masih mengenakan jas tuxedo James Bond.

Bekerja Lebih Keras, Namun Lebih Menikmati

Meski mengaku bekerja lebih keras di bandingkan sebelumnya, Craig justru merasa semakin menikmati proses akting yang di jalaninya saat ini. “Saya bekerja lebih keras dari sebelumnya, tetapi saya juga lebih menikmatinya. Saya bisa melakukan hal-hal yang sangat menarik dan berbeda,” ungkap Daniel Craig.

Baginya, kebebasan memilih peran bukan hanya soal variasi karakter, tetapi juga kesempatan untuk berkembang sebagai seniman.

Baca Juga: Apartemen Hongkong: Tragedi Kebakaran Besar

Kritik terhadap Maskulinitas James Bond

Daniel Craig terakhir kali memerankan James Bond dalam film No Time to Die yang di rilis pada 2021. Film tersebut menutup perjalanan panjang Craig sebagai 007 setelah 15 tahun menghidupkan karakter tersebut di layar lebar.

Dalam wawancara terpisah bersama The New Yorker, Craig secara terbuka mengungkapkan kegelisahannya terhadap konstruksi maskulinitas yang melekat pada karakter James Bond. “Saya akan mengatakan bahwa salah satu keberatan terbesar saya untuk memerankan Bond adalah konstruksi maskulinitas,” ujar Craig.

Ia menilai bahwa kerentanan manusia justru merupakan sisi paling menarik dari setiap individu, sesuatu yang sering kali terpinggirkan dalam representasi maskulinitas tradisional. “Kita semua rentan, tidak peduli siapa Anda atau seberapa tangguh Anda. Namun, ini tentang bagaimana anak laki-laki di besarkan dan bagaimana pria di harapkan untuk berperilaku,” jelasnya.

Babak Baru Karier Daniel Craig

Kini, tanpa bayang-bayang James Bond, Daniel Craig memasuki babak baru dalam kariernya. Ia tidak hanya tampil lebih berani dalam memilih peran, tetapi juga lebih jujur mengekspresikan sisi kemanusiaan lewat karakter-karakter yang ia mainkan.

Transformasi ini menegaskan bahwa Daniel Craig bukan sekadar mantan James Bond. Dia adalah aktor dengan spektrum kemampuan yang jauh lebih luas.