Jakarta, — Maroko tengah di guncang oleh protes besar yang di pimpin oleh generasi muda, atau Gen Z, sejak akhir September 2025. Aksi Demo Gen Z 212 ini menjadi salah satu demonstrasi terbesar dalam beberapa tahun terakhir di negara tersebut.
Apa Itu Demo Gen Z 212?
Aksi protes ini di kenal dengan nama Demo Gen Z 212, merujuk pada kode telepon internasional Maroko, +212. Demo ini bermula dari gerakan kecil yang di gerakkan melalui media sosial seperti TikTok, Instagram, Facebook, dan Discord. Aksi tersebut akhirnya berkembang menjadi demonstrasi besar di kota-kota utama, termasuk Rabat, Casablanca, Marrakesh, Agadir, Tangier, Fez, dan Meknes.
Pada 27-28 September 2025, para demonstran, terutama anak muda, turun ke jalan untuk menuntut reformasi sektor pendidikan dan kesehatan yang di anggap memburuk. Mereka juga memprotes kebijakan pemerintah yang lebih mengutamakan pengeluaran untuk infrastruktur olahraga, seperti persiapan untuk Piala Dunia FIFA 2030 dan Piala Afrika 2026, daripada memenuhi kebutuhan dasar masyarakat seperti kesehatan dan pendidikan.
Pengangguran dan Ketidakpuasan terhadap Pemerintah
Tingkat pengangguran di kalangan anak muda Maroko mencapai 35,8%, yang menjadi salah satu penyebab utama ketidakpuasan. Anak muda merasa pemerintah tidak memperhatikan kondisi sosial dan ekonomi mereka, yang semakin sulit. Ketidakpuasan ini semakin parah dengan kebijakan pemerintah yang lebih fokus pada olahraga daripada sektor vital.
Demo Gen Z 212 yang di mulai kecil di depan rumah sakit itu terus berkembang. Semula damai, situasi berubah ketika aparat keamanan mulai menggunakan kekerasan. Mereka menembakkan gas air mata dan peluru tajam ke arah para demonstran.
Baca Juga: Skandal Rp 4 Miliar Nikita Mirzani: Ahli Hukum Perdata Perkuat Klaim ‘Kesepakatan Bisnis’
Kerusuhan dan Korban Jiwa
Protes ini berujung kerusuhan setelah bentrokan tak terhindarkan antara demonstran dan polisi. Tiga orang tewas, dan ratusan lainnya terluka. Pembakaran mobil dan kerusakan fasilitas umum terjadi sebagai protes atas penanganan yang di nilai tidak adil. Lebih dari 400 orang di tangkap karena di anggap mengganggu ketertiban umum dan melakukan provokasi.
Tanggapan Pemerintah Maroko
Aziz Akhannouch, Perdana Menteri Maroko, menyatakan pada 2 Oktober 2025 bahwa pemerintah siap berdialog dengan demonstran. Meskipun demikian, sejumlah demonstran menyerukan agar Akhannouch mengundurkan diri karena kekecewaan terhadap kebijakan pemerintah yang di anggap korup dan tidak berpihak pada rakyat.
Dampak Media Sosial dalam Gerakan Protes
Protes ini menunjukkan betapa besar peran media sosial dalam mengorganisir gerakan generasi muda. Aktivis menggunakan platform-platform tersebut untuk menggerakkan demonstrasi dalam waktu singkat. Gerakan ini juga memperlihatkan betapa terhubungnya Gen Z Maroko dalam menyuarakan kritik terhadap kebijakan pemerintah yang tidak adil.






