Demo Malaysia Memanas, Warga Teriakkan ‘Turun Anwar!’

oleh
Para pengunjuk rasa membentangkan spanduk "Turun Anwar" dalam demo malaysia.
Para pengunjuk rasa membentangkan spanduk "Turun Anwar" dalam demo malaysia yang menuntut pengunduran diri Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim di Kuala Lumpur, Malaysia, pada Sabtu, 26 Juli 2025.

Kuala Lumpur – Demo Malaysia memanas dalam beberapa hari terakhir. Ribuan warga dari berbagai penjuru negeri turun ke jalan, memadati kawasan Merdeka Square di jantung ibu kota. Aksi besar-besaran ini menjadi sorotan internasional, bukan hanya karena skalanya yang masif, tetapi juga karena keterlibatan tokoh besar seperti mantan Perdana Menteri Mahathir Mohamad.

Demonstrasi yang terjadi pada 26 Juli 2025 itu menyoroti ketidakpuasan publik terhadap pemerintahan Perdana Menteri Anwar Ibrahim. Massa aksi menggema keras seruan ‘Turun Anwar!’ melalui pengeras suara, spanduk, dan poster-poster yang mereka bawa. Banyak warga menuntut Anwar segera mundur dari jabatannya, menyalahkannya atas memburuknya kondisi ekonomi dan membengkaknya biaya hidup.

Krisis Ekonomi dan Kenaikan Biaya Hidup

Kemarahan warga bukan tanpa alasan. Sejak awal 2025, Malaysia mengalami lonjakan inflasi yang cukup signifikan. Harga bahan pokok seperti beras, minyak goreng, dan ayam meningkat tajam. Selain itu, pemerintah dinilai lambat dalam memberikan solusi konkret. Meski Anwar Ibrahim sempat mengumumkan bantuan tunai 100 ringgit serta penurunan harga bensin RON95 menjadi 1,99 ringgit per liter, masyarakat menilai kebijakan itu sebagai langkah populis yang tidak menyentuh akar permasalahan dalam demo malaysia ini.

Banyak keluarga kelas menengah dan bawah mengaku makin kesulitan memenuhi kebutuhan sehari-hari. Sementara itu, pengurangan subsidi di beberapa sektor membuat publik merasa makin terhimpit. Kondisi inilah yang memicu gerakan massa dalam demo malaysia skala nasional.

Isu Korupsi Kembali Menguat

Tak hanya isu ekonomi, demo Malaysia ini juga dipicu karena lingkaran dekat Perdana Menteri diduga melakukan praktik korupsi. Meskipun belum ada dakwaan resmi, sejumlah laporan investigatif dari media lokal menyoroti adanya transaksi mencurigakan yang melibatkan pejabat tinggi negara. Hal ini membuat kepercayaan publik terhadap pemerintahan Anwar semakin menurun.

“Para demonstran menyuarakan keprihatinan mereka karena Anwar dianggap belum menepati janji reformasi. Mereka menilai sejak menjabat pada akhir 2022, Anwar gagal membawa perubahan signifikan meski awalnya datang dengan semangat reformasi dan pemberantasan korupsi.

Mahathir Mohamad Ikut Demo Malaysia

Yang membuat demonstrasi ini semakin bersejarah adalah kehadiran mantan Perdana Menteri Mahathir Mohamad. Di usianya yang telah menginjak 100 tahun, Mahathir masih menunjukkan semangat politik yang kuat dengan ikut bergabung dalam aksi demo malaysia tersebut. Ia bahkan menyampaikan orasi singkat, mengkritik tajam kepemimpinan Anwar Ibrahim.

“Negara ini butuh pemimpin yang bersih dan berpihak pada rakyat kecil. Janji reformasi tinggal janji,” ujar Mahathir dari atas panggung mobil komando.

Kehadiran Mahathir memicu reaksi beragam. “Sebagian warga mengapresiasi keberaniannya, namun banyak yang menilai keterlibatan mantan PM itu sebagai bagian dari konflik politik lama yang belum usai antara dirinya dan Anwar Ibrahim.

Anwar Ibrahim Buka Suara Soal Demo Malaysia

Menanggapi gelombang aksi yang semakin membesar, Anwar Ibrahim akhirnya angkat bicara. Sehari setelah demo Malaysia, Anwar menggelar konferensi pers dan mengatakan bahwa ia tetap terbuka terhadap kritik dan protes masyarakat.

“Saya tidak alergi terhadap demonstrasi. Itu adalah bagian dari demokrasi. Namun saya mengajak semua pihak untuk menyampaikan aspirasi dengan cara damai dan bertanggung jawab,” ujarnya.

Anwar juga membantah dengan tegas tuduhan korupsi yang diarahkan kepadanya dan kabinetnya. Ia menyebut tuduhan tersebut sebagai bagian dari kampanye politisasi untuk menjatuhkan pemerintah.

“Saya tegaskan, tidak ada ruang untuk korupsi dalam pemerintahan saya. Kalau ada bukti, silakan bawa ke jalur hukum,” tambahnya.

Meski demikian, pernyataan Anwar belum cukup untuk meredam kemarahan publik. Massa merencanakan aksi susulan minggu depan dengan titik kumpul lebih besar dan melibatkan organisasi masyarakat sipil, mahasiswa, serta serikat pekerja. Demo Malaysia terus bergema.

Baca juga : Direktur Utama Mundur: Tantangan Berat yang Menimpa PT Agrinas Pangan Nusantara

Respons Internasional dan Imbauan Keamanan

Sejumlah negara tetangga seperti Singapura dan Thailand telah mengeluarkan imbauan perjalanan (travel advisory) bagi warganya yang hendak bepergian ke Malaysia. Mereka mengingatkan adanya potensi ketegangan yang bisa berdampak pada keamanan umum.

Sementara itu, Kepolisian Malaysia mengonfirmasi bahwa unjuk rasa berjalan relatif damai dan tidak ada insiden besar yang terjadi. Namun, polisi menyiagakan aparat di berbagai titik strategis untuk mengantisipasi kerusuhan selama demo Malaysia.

Penutup

Aksi besar-besaran ini menjadi ujian serius bagi pemerintahan Anwar Ibrahim. Di tengah krisis ekonomi dan ketidakpuasan publik, tuntutan agar ia mundur dari kursi Perdana Menteri semakin menguat. Gelombang Demo Malaysia kali ini bisa menjadi titik balik bagi arah politik negara tersebut, tergantung bagaimana pemerintah merespons dengan kebijakan nyata, bukan sekadar janji.