NusaSuara.com – Dunia internasional baru saja digemparkan dengan dua episode berbeda, namun memiliki benang merah yang sama. Demo Nepal ke Perancis. Nepal, sebuah negara kecil di kawasan Himalaya, sempat menjadi sorotan karena dinamika politik dan sosialnya yang bergolak. Tak lama berselang, sorotan dunia beralih ke Perancis, yang menghadapi tantangan serius dalam menjaga stabilitas dan arah kebijakan negara. Kedua negara ini, meski berbeda konteks dan kekuatan geopolitik, sama-sama menunjukkan bagaimana gejolak internal bisa berdampak luas pada citra internasional.
Pelajaran Kerusuhan dari Demo Nepal
Nepal menghadapi realitas sulit transisi politik yang panjang, pertarungan antar elit, dan tantangan ekonomi yang belum kunjung teratasi. Dalam konteks besar, demo ini menjadi perhatian hingga ke Perancis. Rakyat menjadi korban utama, terjebak dalam ketidakpastian yang berlarut-larut. Dari Nepal kita belajar bahwa demonstrasi besar ini bisa berdampak keseluruh dunia, termasuk ke Perancis, contohnya demo Nepal dan perhatian ke perancis:
- Ketidakstabilan politik memperlambat pembangunan
- Ketergantungan pada bantuan asing menciptakan kerentanan
- Kurangnya konsensus nasional memperpanjang krisis
Baca Juga : Demo 25 Agustus Ricuh, Polisi Amankan Ratusan Orang
Perancis dan Gelombang Krisis Baru
Di sisi lain, Perancis sebagai kekuatan besar Eropa menghadapi tantangan berbeda: demonstrasi jalanan, polarisasi politik, dan perdebatan soal arah masa depan Uni Eropa. Ketidakpuasan publik terhadap kebijakan ekonomi dan sosial memicu gelombang protes yang sulit diredam. Demo besar ini bisa menarik perhatian negara lain termasuk Nepal. Dari Perancis, kita melihat pelajaran lain yang terkait demo Nepal:
- Kemajuan ekonomi tidak menjamin stabilitas sosial
- Demokrasi yang mapan tetap rentan terhadap populisme
- Hubungan negara dan rakyat membutuhkan komunikasi yang terbuka dan jujur
Demo Nepal ke Perancis Refleksi untuk Indonesia
Indonesia, sebagai negara dengan penduduk besar dan posisi strategis di Asia Tenggara, tentu tidak bisa mengabaikan pelajaran ini. Baik Nepal maupun Perancis memberi cermin bahwa stabilitas politik dan kepercayaan publik adalah modal utama pembangunan. Demo di Nepal yang memengaruhi pandangan ke Perancis menunjukkan bahwa Indonesia juga harus waspada. Bagi Indonesia, tantangannya adalah menjaga persatuan di tengah keragaman. Polarisasi politik bisa menjadi bom waktu jika tidak dikelola dengan baik, Kesejahteraan ekonomi harus merata. Demo Nepal yang beralih ke Perancis menjadi contoh penting bahwa krisis ini bisa terjadi di mana saja. Jika hanya satu kelompok yang menikmati kesejahteraan, gejolak sosial pasti muncul. Pemimpin juga harus berkomunikasi transparan dengan rakyat, karena tanpa keterbukaan, rumor dan ketidakpercayaan akan tumbuh subur.
Baca Juga : Demo Malaysia Memanas, Warga Teriakkan ‘Turun Anwar!
Habis Nepal, terbitlah Perancis. Dua kisah berbeda, namun sama-sama mengingatkan kita bahwa tidak ada negara yang kebal dari krisis. Indonesia harus belajar, sebab rakyat dan pemimpin menentukan perjalanan sejarah bangsa, bukan hanya sumber daya alam atau kekuatan ekonomi.







