Yerusalem/Gaza – Senator AS Marco Rubio mendarat di Tel Aviv, Israel, pada hari Minggu. Memulai kunjungan yang bertujuan memperkuat hubungan bilateral dan mendiskusikan situasi keamanan regional. Anggota senior Komite Hubungan Luar Negeri Senat ini datang di tengah ketegangan yang memanas di Jalur Gaza. Saat itu, serangan udara Israel dilaporkan menewaskan belasan warga Palestina, termasuk perempuan dan anak-anak.
Kunjungan Rubio ke Israel merupakan bagian dari tur regional untuk bertemu dengan para pemimpin dan diplomat kunci. Para pengamat sering mengartikan kedatangan politisi Republik dari Florida ini sebagai sinyal kuat dukungan Washington terhadap Yerusalem. Terutama pada masa krusial. Selama di Israel, Senator Rubio menjadwalkan pertemuan dengan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu, Menteri Pertahanan. Dan para petinggi militer lainnya. Mereka akan mendiskusikan berbagai isu, mulai dari ancaman yang ditimbulkan oleh program nuklir Iran hingga tantangan keamanan yang dihadapi Israel di perbatasan utara dan selatan.
Sumber dari kantor Senator Rubio menyatakan bahwa kunjungan ini adalah kesempatan untuk mendapatkan informasi langsung mengenai perkembangan terbaru di kawasan tersebut, serta menegaskan kembali komitmen AS terhadap keamanan Israel. Para pengamat politik menilai bahwa kunjungan ini juga bertepatan dengan kampanye pemilihan presiden AS, di mana isu hubungan AS-Israel sering menjadi sorotan.
Serangan yang Memicu Kontroversi
Berita mengenai kedatangan Rubio nyaris tertutup oleh laporan yang datang dari Jalur Gaza. Kementerian Kesehatan Palestina melaporkan bahwa Pasukan Pertahanan Israel (IDF) menewaskan setidaknya 15 warga dalam serangkaian serangan udara pada Minggu pagi. Korban tewas termasuk beberapa anak-anak dan perempuan, yang menambah daftar panjang korban sipil dalam konflik yang tak kunjung usai.
Menurut saksi mata dan petugas medis di lapangan, salah satu serangan menghantam sebuah bangunan tempat tinggal di wilayah tengah Jalur Gaza. Ledakan tersebut mengakibatkan kehancuran total dan meninggalkan korban yang terkubur di bawah reruntuhan. “Kami menarik tubuh anak-anak dari puing-puing,” ujar seorang petugas medis yang bekerja di rumah sakit setempat. Kementerian Kesehatan Palestina melaporkan bahwa Pasukan Pertahanan Israel (IDF) menewaskan setidaknya 15 warga dalam serangkaian serangan udara pada Minggu pagi.
Di sisi lain, militer Israel mengeluarkan pernyataan yang menyebut bahwa serangan udara mereka menargetkan “infrastruktur teroris” yang berafiliasi dengan kelompok militan di Gaza. Juru bicara IDF mengklaim bahwa mereka melakukan serangan sebagai respons terhadap roket yang ditembakkan dari Jalur Gaza ke wilayah Israel dalam beberapa hari terakhir. Mereka menekankan bahwa semua operasi mematuhi hukum internasional dan berupaya meminimalisir korban sipil, meskipun insiden ini menunjukkan hasil yang bertentangan.
Organisasi-organisasi kemanusiaan dan PBB segera bereaksi, mengecam keras tindakan tersebut dan menyerukan penghentian kekerasan segera. Mereka mendesak pihak-pihak yang terlibat untuk menahan diri dan kembali ke jalur dialog. Namun, di tengah ketegangan yang meningkat, prospek gencatan senjata kembali terlihat suram.
Dilema Diplomatik Marco Rubio dan Respon Internasional
Kedatangan Senator Rubio di Israel di saat yang bersamaan dengan insiden mematikan di Gaza menempatkan Washington pada posisi yang canggung. Meskipun AS secara historis mendukung hak Israel untuk mempertahankan diri. Meningkatnya jumlah korban sipil Palestina menimbulkan tekanan dari komunitas internasional dan politisi AS sendiri untuk mengambil sikap yang lebih tegas.
Para kritikus di AS berpendapat bahwa kunjungan seperti ini, yang seolah mengabaikan penderitaan warga sipil Palestina, hanya akan memperburuk situasi dan merusak citra AS sebagai penengah yang adil. Di sisi lain, para pendukung Israel berpendapat bahwa dukungan tanpa syarat adalah satu-satunya cara untuk menjamin keamanan sekutu terpenting mereka di Timur Tengah.
Baca Juga : Ferry Juliantono: DDP Sebagai Acuan Kebijakan
Kunjungan Marco Rubio ke Israel, dengan demikian, tidak hanya sekadar pertemuan diplomatik. Kunjungan ini mencerminkan kompleksitas dan dilema yang mendalam dalam hubungan AS-Israel, di mana tragedi kemanusiaan di Gaza sering kali membayangi. Sementara para pemimpin membahas strategi keamanan di ruang-ruang konferensi, di lapangan, warga sipil terus menanggung beban konflik yang tak berkesudahan.
