Fenomena Ramalan Manga Jepang: Mengapa Publik Merasa Cemas?

oleh
Buku komik ‘The Future I saw’, yang ditulis oleh Ryo Tatsuki berisi tentang Ramalan Manga Jepang
Seorang anggota staf meletakkan buku komik berjudul ‘The Future I saw’, yang ditulis oleh seniman manga Ryo Tatsuki, di rak di toko buku Village Vanguard di Tokyo pada tanggal 30 Juni 2025.

Baru-baru ini, ramalan manga Jepang kembali menjadi sorotan publik. Manga berjudul The Future I Saw, yang Ryo Tatsuki buat, memperingatkan adanya potensi bencana besar. Bencana ini bisa terjadi pada 5 Juli 2025. Dalam edisi terbarunya, manga tersebut menggambarkan retakan besar di dasar laut antara Jepang dan Filipina. Ilustrasi ini diduga dapat memicu gelombang tsunami dahsyat yang membahayakan wilayah pesisir Jepang.

Fenomena ini tidak hanya memicu rasa cemas di kalangan masyarakat Jepang. Ini juga membuat banyak wisatawan asing membatalkan perjalanan mereka. Ramalan manga Jepang ini menimbulkan kegaduhan yang tidak kecil. Terlebih, ketika sejumlah media dan pengguna media sosial menyebarkan isu ini tanpa konfirmasi lebih lanjut.

Asal Usul dan Isi Ramalan Manga Jepang

The Future I Saw, karya Ryo Tatsuki, pertama kali dikenal publik karena kisahnya yang unik. Manga ini terkadang menyentuh topik-topik prediksi masa depan. Namun, Tatsuki sendiri telah menegaskan bahwa manga yang ia buat bukan sebuah prediksi resmi. Sebaliknya, itu adalah hasil dari mimpi dan imajinasi belaka.

Dalam edisi terbaru, manga tersebut menampilkan ilustrasi dan narasi yang menggambarkan retakan besar di dasar laut. Retakan ini membentang antara Jepang dan Filipina. Lokasi ini memang berada di zona subduksi yang secara geologis rawan gempa dan aktivitas vulkanik. Manga tersebut menggambarkan retakan ini sebagai sumber potensi tsunami yang sangat besar. Gelombang itu dapat mengancam keselamatan penduduk pesisir di wilayah tersebut.

Dampak Ramalan Manga Jepang Terhadap Pariwisata

Dampak nyata dari ramalan manga Jepang ini terasa di dunia pariwisata. Sejumlah agen perjalanan melaporkan adanya pembatalan paket wisata ke Jepang dalam jumlah besar. Bahkan, beberapa maskapai penerbangan seperti Greater Bay Airlines dan Hong Kong Airlines telah mengurangi jadwal penerbangan mereka ke Jepang. Hal ini karena jumlah penumpang turun secara signifikan.

Baca Juga : Suami Pegawai KPK Jadi Tersangka Pemerasan K3 Kemnaker

Wisatawan dari negara-negara Asia Timur seperti Hong Kong, Taiwan, dan Korea Selatan paling banyak membatalkan perjalanan. Mereka membatalkan karena kekhawatiran yang isu ini sebabkan. Hal ini berimbas pada penurunan okupansi hotel dan kunjungan ke berbagai destinasi wisata populer di Jepang, mulai dari Tokyo, Osaka, hingga daerah pesisir seperti Yokohama dan Hokkaido.

Peran Paranormal dan Klarifikasi Resmi

Kekhawatiran publik juga diperparah oleh ramalan manga Jepang dari paranormal dan ahli feng shui. Mereka ikut memprediksi bencana pada tanggal yang sama, yakni 5 Juli 2025. Media sosial pun ramai membahas kemungkinan bencana ini dengan beragam versi. Ini semakin menambah kepanikan di masyarakat. Namun, penting untuk dicatat bahwa ramalan paranormal tidak didukung oleh bukti ilmiah. Ramalan ini hanya berdasarkan interpretasi pribadi.

Kondisi ini menimbulkan tantangan tersendiri bagi pemerintah Jepang dan badan meteorologi. Mereka harus memberikan edukasi dan penjelasan kepada masyarakat. Dengan begitu, masyarakat tidak terjebak dalam kepanikan yang tidak berdasar. Ryo Tatsuki, sang kreator manga, secara tegas membantah bahwa karyanya adalah ramalan atau prediksi bencana. Dalam sebuah pernyataan kepada Reuters, ia mengatakan, “Saya bukan nabi. Manga ini adalah hasil dari mimpi dan imajinasi saya, bukan suatu nubuat.” Ia mengimbau masyarakat untuk tetap tenang dan mengutamakan informasi dari lembaga resmi serta para ahli terkait.

Badan meteorologi Jepang juga menegaskan hingga saat ini tidak ada indikasi ilmiah tentang kemungkinan gempa besar atau tsunami pada tanggal tersebut. Para ahli seismologi mengingatkan, meskipun Jepang memang rawan gempa, memprediksi waktu dan lokasi pasti suatu gempa adalah hal yang sangat sulit dan belum bisa dilakukan dengan akurat.

Pelajaran Penting dari Kasus Ini

Kasus ramalan manga Jepang ini menunjukkan betapa kuatnya pengaruh media populer. Sebuah karya fiksi yang awalnya hanya untuk hiburan bisa berubah menjadi sumber keresahan publik. Bahkan, itu bisa berdampak pada sektor ekonomi seperti pariwisata.

Fenomena ini juga menjadi pengingat pentingnya literasi media dan sikap kritis. Masyarakat harus selektif dalam menerima informasi. Terutama, yang berhubungan dengan isu sensitif seperti bencana alam. Masyarakat diharapkan lebih selektif dalam menyebarkan berita. Mereka juga harus lebih mengutamakan sumber informasi resmi dan terpercaya.

Tetap Waspada, Jangan Panik

Ramalan manga Jepang The Future I Saw memang telah memicu kegaduhan dan ketakutan di kalangan wisatawan. Meskipun begitu, manga ini bukanlah prediksi ilmiah. Itu adalah karya fiksi yang diilhami mimpi sang penulis. Penurunan jumlah wisatawan dan pembatalan perjalanan akibat isu ini menunjukkan bagaimana viralnya informasi bisa berdampak luas. Oleh karena itu, penting bagi masyarakat untuk tetap waspada namun tidak panik. Selalu mengacu pada data dan informasi dari lembaga resmi agar keputusan yang diambil tepat dan berdasarkan fakta.

No More Posts Available.

No more pages to load.