Guru di Lampung Cekik Murid, Kondisi Kejiwaan Jadi Sorotan

oleh
Guru di Lampung
Guru di Lampung

NusaSuara.comLampung, Sebuah video yang memperlihatkan seorang guru di Lampung melakukan tindakan agresif terhadap muridnya saat upacara bendera. Video ini telah memicu kegaduhan di media sosial. Insiden guru di Lampung ini menjadi pembicaraan hangat. Dalam rekaman singkat yang menjadi viral, guru perempuan tersebut tampak mendekati salah satu siswa dengan gestur mengancam seolah hendak mencekik. Peristiwa yang terjadi di sebuah sekolah dasar di Kabupaten Pesawaran ini sontak membuat publik terkejut. Dugaan pun muncul bahwa sang guru mengalami gangguan kejiwaan. Insiden ini menjadi sorotan serius karena kekerasan yang terekam dan juga menyentuh isu penting seputar kesehatan mental para pendidik.

Aksi Tidak Terduga Guru di Lampung Terekam Kamera Latar Belakang Guru dan Respons Sekolah

Kejadian yang menghebohkan ini dilaporkan terjadi di SDN 5 Kedondong, Kabupaten Pesawaran, Lampung. Momen ketegangan itu terekam saat upacara bendera tengah berlangsung. Guru yang diketahui bernama Harmini tersebut tiba-tiba keluar dari barisan dan mendekati para siswa dengan raut wajah penuh amarah. Guru di daerah ini, misalnya di Lampung, terlihat mengacungkan tangan dan melontarkan kata-kata bernada tinggi. Kemudian, akhirnya membuat gestur yang mengarah ke leher seorang murid. Suasana yang semula khidmat pun mendadak tegang. Untungnya, guru-guru lain yang berada di lokasi segera bertindak cepat. Mereka bergegas menghampiri Harmini dan berusaha menenangkannya. Ini mencegah terjadinya tindakan fisik yang lebih jauh terhadap siswa tersebut.

Pihak sekolah dan Dinas Pendidikan setempat merespons insiden ini dengan sigap. Insiden guru di Lampung ini mendorong tim melakukan penelusuran dan mengungkap bahwa Harmini sudah lama terindikasi memiliki riwayat gangguan kejiwaan. Sejumlah rekan kerja dan kerabat memberikan informasi tersebut. Mereka menduga kondisi kejiwaan yang tidak stabil inilah yang memicu tindakan berbahaya itu. Pihak berwenang menyatakan, guru tersebut pernah mendapatkan perawatan medis untuk kondisi yang ia alami. Namun, insiden ini menunjukkan adanya kemungkinan bahwa kondisinya kambuh, yang kemudian berakibat pada perilakunya saat upacara.

Tindakan Tegas Guru di Lampung dan Pembelajaran bagi Dunia Pendidikan

Perilaku agresif yang terekam dalam video itu bukanlah kali pertama bagi guru yang bersangkutan. Sumber dari pihak sekolah menyebutkan bahwa Harmini juga memiliki riwayat lain yang kurang disiplin. Dia pernah mengajar di kelas sambil merokok. Ini menjadi pertimbangan utama bagi pihak sekolah dan dinas terkait dalam mengambil tindakan. Tanpa ragu, pihak sekolah dengan cepat mengambil keputusan tegas. Sekolah langsung memberhentikan Harmini dari tugasnya sebagai pengajar sejak insiden itu viral. Mereka mengambil keputusan ini sebagai bentuk tanggung jawab untuk menjamin keamanan dan kenyamanan seluruh murid. Pihak sekolah menegaskan tidak akan mentolerir tindakan kekerasan apa pun di lingkungan pendidikan.

Kasus ini menjadi pukulan keras bagi dunia pendidikan dan membuka mata publik mengenai pentingnya kesehatan mental. Terutama untuk para pendidik, termasuk guru di Lampung. Peran guru sangat vital dalam membentuk karakter dan kecerdasan anak didik. Ini menuntut stabilitas emosi dan mental yang prima. Banyak guru menghadapi tekanan kerja yang tinggi. Kurangnya dukungan atau penanganan yang tepat bisa berakibat fatal. Insiden ini diharapkan menjadi pelajaran berharga bagi semua pihak. Ini termasuk institusi pendidikan, pemerintah, hingga keluarga. Kita perlu lebih peduli dan memberikan perhatian serius terhadap kondisi mental para guru.

Baca Juga : Pelajar-Mahasiswa Jepang Jelajahi APP Group: Mendalami Industri dan Rahasia Konservasi di Riau

Pihak berwenang kini telah mengambil alih penanganan kasus ini. Mereka memastikan bahwa guru yang bersangkutan mendapatkan perawatan medis yang layak. Sementara itu, pihak sekolah dan orang tua murid yang bersangkutan telah sepakat untuk menyelesaikan masalah ini secara kekeluargaan. Prioritas utama adalah pada pemulihan trauma psikologis murid yang menjadi korban. Insiden ini menjadi pengingat yang menyakitkan bahwa dunia pendidikan tidak hanya memerlukan guru yang cerdas secara akademis. Tetapi, juga guru yang sehat secara mental dan emosional. Demi terciptanya lingkungan belajar yang aman dan suportif bagi semua.