NEW YORK – Badan Tenaga Atom Internasional (IAEA) melaporkan adanya kontaminasi radiasi dan zat kimia berbahaya di fasilitas nuklir Natanz, Iran, pasca serangan militer yang diduga dilakukan oleh Israel. Serangan ini memicu kecaman internasional karena dinilai berbahaya dan bisa memperburuk ketegangan kawasan.
Baca Juga : Caviar Rent Gown Jakarta, Sewa Gaun Mewah dari 4 Negara Harga Bersahabat!
Kepala IAEA Rafael Grossi menjelaskan di PBB: Natanz terkontaminasi radiologis dan kimia, meski radiasi luar kompleks normal. Ada kemungkinan isotop uranium tersebar di seluruh area fasilitas.”
Grossi menegaskan, radiasi alfa berbahaya jika terhirup atau tertelan, namun langkah perlindungan tepat bisa mengendalikan risikonya.” Ia menekankan, “Toksisitas kimia di fasilitas ini mengancam keselamatan pekerja dan lingkungan sekitar.”
Kecaman terhadap Israel datang dari berbagai penjuru, termasuk dari China. Fu Cong menegaskan, “Israel harus hentikan serangan segera agar situasi tidak memburuk.” Fu Cong menilai serangan nuklir Iran berbahaya dan menekankan solusi hanya lewat dialog konstruktif.
Baca Juga : Sengketa Perbatasan Kamboja-Thailand Memanas: Larangan Impor & Protes Massa
Para pakar PBB juga mengecam serangan Israel ini sebagai pelanggaran serius terhadap hukum internasional. Para pakar menyoroti serangan dan balasan Iran yang menewaskan sipil, terutama perempuan dan anak-anak, serta mengutuk siklus kekerasan yang terus berlangsung.”
Israel menyerang sebelum perundingan nuklir AS-Iran, memicu kecurigaan dan kritik tajam. Para ahli menilai bahwa tindakan tersebut justru memperburuk ketegangan dan mengancam perdamaian serta stabilitas regional dan internasional.
Baca Juga : Penembakan Brutal 2 WN Australia di Bali – Polisi Telusuri Motif dan Buru Pelaku
Situasi di Natanz menjadi titik kritis dalam dinamika geopolitik kawasan Timur Tengah yang sarat dengan kepentingan strategis dan diplomasi rumit. Dunia kini menanti langkah-langkah nyata dari semua pihak untuk meredakan ketegangan dan mengutamakan jalur diplomasi demi menghindari eskalasi yang tidak terkendali.
