Presiden Prabowo Subianto menyatakan ambisi besar pemerintahannya untuk menggenjot sektor manufaktur. Dalam pidato strategisnya di hadapan para pengusaha dan asosiasi industri, Presiden Prabowo. Menegaskan target kontribusi manufaktur terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) nasional akan mencapai 20,8% pada tahun 2025. Angka ini menjadi lompatan signifikan dari posisi saat ini dan mencerminkan prioritas utama pemerintah untuk menjadikan Indonesia sebagai negara industri yang kuat dan berdaya saing global.
Presiden Prabowo menyoroti pentingnya sektor manufaktur sebagai tulang punggung ekonomi nasional. “Jika kita ingin mencapai status negara maju, kita harus memiliki industri manufaktur yang tangguh. Sektor ini tidak hanya menciptakan nilai tambah, tetapi juga membuka lapangan kerja yang berkualitas, mendorong inovasi, dan memperkuat ekosistem ekonomi dari hulu ke hilir,” ujar Prabowo. Ia menambahkan, pemerintah telah menyiapkan berbagai kebijakan terintegrasi untuk mendukung pencapaian target ini, termasuk insentif fiskal, perbaikan regulasi, dan pembangunan infrastruktur yang menunjang sektor industri.
Strategi Komprehensif untuk Mendorong Pertumbuhan
Untuk mencapai target ambisius ini, pemerintah, di bawah arahan Presiden Prabowo, akan mengimplementasikan strategi yang komprehensif. Pertama, pemerintah akan fokus pada revitalisasi industri eksisting. Ini termasuk memberikan dukungan teknologi dan pendanaan agar pabrik-pabrik yang sudah ada bisa meningkatkan efisiensi dan produktivitas. Kedua, pemerintah akan menarik investasi baru, baik dari dalam maupun luar negeri, khususnya di sektor-sektor manufaktur yang memiliki nilai tambah tinggi, seperti industri otomotif, elektronika, petrokimia, dan pengolahan nikel.
Pemerintah, misalnya, akan mempercepat pengembangan ekosistem kendaraan listrik (EV) di sektor otomotif. Pemerintah berharap ini bisa menjadikan Indonesia sebagai basis produksi EV terbesar di Asia Tenggara. “Kita memiliki bahan baku nikel yang melimpah, ini adalah keunggulan kompetitif yang harus kita manfaatkan secara maksimal. Dengan mendorong hilirisasi nikel, kita tidak hanya meningkatkan nilai ekspor, tetapi juga menciptakan ribuan lapangan kerja baru,” jelas seorang menteri terkait dalam forum tersebut.
Selain itu, perbaikan iklim investasi menjadi kunci utama. Pemerintah berjanji untuk menyederhanakan birokrasi, memberikan kepastian hukum, dan mempercepat proses perizinan. “Kami ingin memastikan bahwa investor merasa nyaman dan yakin untuk menanamkan modalnya di Indonesia. Prosedur yang berbelit-belit dan ketidakpastian hukum adalah musuh utama investasi, dan kami berkomitmen untuk mengatasi hal itu,” tegas Prabowo.
Tantangan dan Optimisme
Meskipun target ini terlihat sangat ambisius, pemerintah optimistis dapat mencapainya dengan dukungan dari semua pihak. Tantangan terbesar yang harus dihadapi adalah persaingan global yang semakin ketat, fluktuasi harga komoditas, dan dinamika geopolitik. Namun, pemerintah percaya bahwa fundamental ekonomi Indonesia yang kuat, pasar domestik yang besar, dan bonus demografi akan menjadi modal kuat untuk menghadapi tantangan tersebut.
Para pelaku industri menyambut baik target yang ditetapkan oleh Presiden Prabowo. Mereka menilai target ini memberikan kepastian dan arah yang jelas bagi dunia usaha. “Kami membutuhkan kepastian dan dukungan dari pemerintah untuk bisa berkembang. Target ini memberikan kita semangat baru untuk berinvestasi dan berinovasi,” kata perwakilan dari salah satu asosiasi pengusaha. Mereka berharap pemerintah bisa konsisten dalam melaksanakan kebijakan-kebijakan yang telah dicanangkan.
Baca Juga : Gudang Garam: Menginformasikan PHK Massal Hingga Ribuan
Dengan sinergi antara pemerintah, pelaku usaha, dan seluruh lapisan masyarakat, visi untuk menjadikan Indonesia sebagai negara industri maju bukanlah mimpi. Target kontribusi manufaktur 20,8% terhadap PDB pada tahun 2025 menjadi langkah awal yang konkret untuk mewujudkan visi tersebut. Jika berhasil, pencapaian ini tidak hanya akan meningkatkan peringkat ekonomi Indonesia di kancah global, tetapi juga secara langsung akan meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan mengurangi angka pengangguran. Semua pihak kini menantikan bagaimana implementasi dari strategi ini akan berjalan, dan bagaimana sektor manufaktur Indonesia akan berkembang pesat di masa depan.





