Mendikdasmen: Bahaya Game Roblox untuk Anak, Tidak Aman!

oleh
Peringatan Mendikdasmen "Kalau main HP, jangan menonton kekerasan, jangan melihat pertengkaran, kata-kata kasar, atau hal-hal yang tidak berguna. Yang main blok-blok (Roblox) tadi itu, jangan main yang itu ya karena itu tidak baik"

Jakarta, Nusasuara — Platform gim daring Roblox kembali menjadi sorotan publik setelah Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen), Abdul Mu’ti, mengeluarkan peringatan tegas mengenai potensi bahaya dari permainan tersebut bagi peserta didik, khususnya di jenjang sekolah dasar (SD).

Dalam kunjungan ke SDN Cideng 2, Abdul Mu’ti menegaskan bahwa konten kekerasan dalam Roblox berdampak buruk pada anak. Mendikdasmen menyatakan anak-anak SD belum bisa membedakan dunia nyata dan fiksi, serta mudah meniru perilaku dari gim dan konten digital.

Apa Itu Roblox dan Siapa Pendirinya?

Menurut mendikdasmen, Roblox adalah platform gim daring berbasis komunitas yang memungkinkan pengguna untuk membuat, berbagi, dan memainkan gim buatan pengguna lain. David Baszucki dan Erik Cassel mendirikan Roblox pada tahun 2004, dan sekarang, kantornya berada di San Mateo, California, Amerika Serikat.

Roblox awalnya bernama DynaBlocks, dirilis pada 2006. David Baszucki mencetuskan ide ini berdasarkan pengalaman dalam simulasi fisika. Dalam wawancara dengan Forbes pada 2016, Baszucki mengungkapkan bahwa kesuksesan Roblox terinspirasi oleh antusiasme tinggi pelajar terhadap aplikasi edukasi miliknya sebelumnya.

Baca juga : Anak Sule Bikin Geger, Habiskan Rp50 Juta di Game Roblox

Ancaman Tersembunyi di Balik Dunia Virtual Roblox

Roblox, meski edukatif, menyimpan risiko serius bagi anak-anak dengan jutaan konten buatan pengguna, membuat kontrol konten berbahaya sulit. Studi terbaru mengungkap anak-anak pengguna Roblox mudah terpapar konten tidak pantas, seperti kekerasan, kata kasar, dan interaksi dengan orang asing.

Beberapa poin penting dari mendikdasmen temuan studi tersebut antara lain:

  • Anak-anak dapat dengan mudah mengakses konten berbau kekerasan atau seksual tanpa filter yang memadai.

  • Fitur obrolan memungkinkan anak berinteraksi langsung dengan orang asing, yang berpotensi disalahgunakan.

  • Banyak orang tua melaporkan kasus kecanduan, gangguan perilaku, hingga trauma akibat konten yang tidak sesuai usia

Pihak Roblox mengakui adanya celah dalam sistem mereka, dan menyatakan bahwa mereka tengah melakukan perbaikan sistem keamanan serta peningkatan pengawasan konten. Namun, mereka juga menekankan bahwa kerjasama antara industri, orang tua, dan pemerintah sangat penting untuk menciptakan lingkungan digital yang aman bagi anak-anak.

Popularitas Roblox di Kalangan Anak-anak dan Mendikdasmen Survery

Hingga 2024, Roblox memiliki lebih dari 85 juta pengguna aktif harian, dengan 40 persen berusia di bawah 13 tahun. Angka ini mencerminkan betapa besar pengaruh Roblox terhadap generasi muda saat ini.

Roblox, dengan branding “the ultimate virtual universe,” menawarkan berbagai pengalaman interaktif, termasuk simulasi, petualangan, dan peran sosial. Namun, tanpa pengawasan ketat dan edukasi digital yang cukup, Roblox bisa berisiko menjadi media yang menjerumuskan, bukannya mendidik.

Peringatan Keras dari Mendikdasmen: Tingkatkan Pengawasan

Peringatan Mendikdasmen Abdul Mu’ti mendorong orang tua, pendidik, dan pemangku kepentingan untuk lebih waspada terhadap bahaya Roblox. Pengawasan aktif, komunikasi terbuka, dan literasi digital sejak dini penting untuk melindungi anak dari dampak negatif dunia maya.

Meskipun Roblox menawarkan dunia imajinatif, pengawasan dan batasan yang jelas sangat penting agar anak-anak terhindar dari konten yang merusak perkembangan mereka.

No More Posts Available.

No more pages to load.